Dokter RI Siap-Siap, Bakal Ada Stetoskop dengan Teknologi AI
Tanggal: 19 Jun 2024 19:15 wib.
Penggunaan stetoskop konvensional selama ini telah membantu dokter dalam mendiagnosisa berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun, untuk penyakit jantung koroner dan gagal jantung, stetoskop konvensional kurang efektif. Hal ini mendorong munculnya teknologi baru yaitu stetoskop Artificial Intelligence (AI) yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam diagnosis penyakit jantung di masa depan.
Dr. Anwar Santoso, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, menjelaskan bahwa stetoskop konvensional memang berperan penting dalam mendiagnosis berbagai kondisi jantung. Namun, untuk kondisi spesifik seperti penyakit jantung koroner dan gagal jantung, stetoskop konvensional kurang efektif. Oleh karena itu, kehadiran stetoskop AI diharapkan mampu mengatasi keterbatasan tersebut.
Dengan teknologi yang dikenal sebagai phonocardiography, stetoskop AI mampu mentransmisikan energi suara dari jantung dan paru langsung menjadi data digital. Hal ini memungkinkan visualisasi suara jantung dalam bentuk grafik atau gambar yang dapat dipindai melalui layar laptop atau ponsel, yang kemudian memungkinkan analisis lebih mendalam mengenai kondisi jantung pasien.
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) juga diharapkan dapat meningkatkan keandalan dan akurasi diagnosis, terutama dalam hal mendengarkan suara jantung (auskultasi). Seiring dengan perkembangan teknologi, stetoskop AI ini diperkirakan akan menjadi teknologi yang wajib dimiliki oleh semua dokter di masa depan, termasuk di Indonesia.
Dr. Anwar juga menekankan bahwa teknologi AI memiliki kemampuan untuk mengumpulkan banyak data (big data) dari suara jantung dan bunyi murmur suara jantung, sehingga dapat menghasilkan analisis yang lebih akurat melalui berbagai algoritma dan analisis bootstrapping. Dampak dari teknologi ini diharapkan akan sangat bermanfaat dalam proses skrining oleh dokter layanan primer di Puskesmas dan klinik-klinik sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit.
Meskipun teknologi stetoskop AI belum diterapkan secara luas di Indonesia, stetoskop konvensional tetap menjadi langkah diagnostik awal di rumah sakit sebelum pemeriksaan lanjutan dilakukan. Dalam rekomendasinya, Kementerian Kesehatan RI menyarankan deteksi dini penyakit jantung terutama bagi golongan usia di atas 40 tahun dan mereka yang berisiko tinggi seperti penderita hipertensi atau diabetes.
Untuk diagnosis yang lebih akurat, pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi, treadmill test, dan ekokardiografi tetap diperlukan, namun adanya stetoskop AI diharapkan juga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam memastikan diagnosis yang lebih tepat dan akurat.