Diduga Sesatkan Publik, Tesla Kena Semprot Otoritas Keselamatan AS
Tanggal: 11 Nov 2024 15:49 wib.
Tesla, perusahaan kendaraan listrik milik Elon Musk, mengalami teguran keras dari Otoritas Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat atau NHTSA terkait penyebaran informasi yang dianggap keliru mengenai fitur otomatis berkendara yang ada di mobilnya, yang dikenal dengan robotaxi. Otoritas tersebut menyampaikan peringatan langsung ke perusahaan tersebut melalui sebuah email.
Kepala NHTSA, Gregory Magno, mengungkapkan bahwa pernyataan yang disampaikan Tesla melalui media sosial X bertentangan dengan pesan keselamatan berkendara. Menurutnya, pengemudi harus tetap mempertahankan kendali atas tugas mengemudi yang dinamis. Hal ini menjadi fokus perhatian publik setelah Tesla membagikan informasi yang menyinggung fitur robotaxi atau full self driving (FSD) melalui postingan di media sosial.
Gregory Magno langsung menyampaikan pesan peringatan kepada manajemen Tesla, bahwa fitur robotaxi atau FSD harus tetap dalam pengawasan pengemudi. Meskipun fitur FSD memungkinkan mobil untuk melakukan perjalanan secara otomatis, pengemudi tetap diharapkan untuk selalu siap mengambil alih kendali atau menginjak pedal rem jika diperlukan.
Magno juga menyoroti serangkaian postingan yang telah dibagikan oleh Tesla di media sosial X, yang menampilkan pengemudi menggunakan fitur FSD dalam berbagai kondisi. Salah satunya menunjukkan pengemudi menggunakan FSD saat menuju rumah sakit dalam kondisi berisiko mengalami serangan jantung, sementara postingan lain menunjukkan pengemudi menggunakan FSD dalam keadaan mabuk atau lelah.
NHTSA menegaskan bahwa Tesla harus menyadarkan masyarakat secara konsisten bahwa penggunaan fitur FSD harus sesuai dengan panduan penggunaan yang tersedia dan berada dalam batas kemampuan yang diizinkan di jalan umum. Perusahaan diberikan batas waktu hingga 18 Desember untuk merespons surat peringatan dan memberikan data terkait mobil dan teknologi FSD.
Kegagalan Tesla dalam menanggapi surat peringatan ini dapat mengakibatkan denda maksimal sebesar US$ 135.8 juta. Namun, perusahaan juga memiliki opsi untuk meminta perpanjangan waktu untuk memberikan respons yang memadai terkait permintaan informasi yang diajukan oleh NHTSA.
Lebih lanjut, NHTSA tengah melakukan investigasi terkait dugaan adanya kecacatan pada sistem keselamatan dalam fitur FSD Tesla, yang merupakan sistem pengemudi otomatis. Investigasi ini diawali oleh serangkaian kecelakaan yang melibatkan penggunaan FSD dalam waktu 30 detik sebelum insiden terjadi. Salah satunya adalah kecelakaan fatal yang melibatkan pengemudi Tesla yang menggunakan FSD menabrak seorang pejalan kaki.
Selain itu, Elon Musk, pendiri Tesla, juga dikenal sebagai pendukung utama kampanye Presiden terpilih Donald Trump. Dukungan ini menjadikan Musk memiliki tujuan untuk melakukan pemangkasan pengeluaran dan peraturan pemerintahan pusat AS saat pemerintahan baru dimulai. Musk juga aktif dalam upaya menciptakan standar keselamatan kendaraan bermotor tingkat pusat untuk kendaraan otonom.
Tak hanya itu, saham Tesla juga mencatat lonjakan hingga 28% dalam tiga hari perdagangan sejak pemilihan presiden, melampaui kapitalisasi pasar sebesar US$ 1 triliun pada Jumat. Hal ini menunjukkan pengaruh Elon Musk sebagai pemimpin perusahaan di pasar saham.
Kontroversi yang melibatkan Tesla dan fitur FSD-nya memunculkan keraguan dan kekhawatiran terkait keamanan dan regulasi kendaraan otonom di AS. Dengan adanya tekanan dari NHTSA dan investigasi yang sedang berlangsung, Tesla diharapkan dapat memberikan respons dan tindakan yang memadai demi menjaga keselamatan dan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi yang diusungnya.
Dalam konteks peningkatan penggunaan kendaraan otonom, penting bagi setiap perusahaan yang terlibat untuk bekerja sama dengan otoritas terkait guna memastikan standar keselamatan yang dapat diandalkan. Keselamatan pengguna jalan raya harus tetap menjadi prioritas utama, terlebih dalam pengembangan teknologi yang melibatkan faktor keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi lalu lintas jalan raya.
Dari sisi konsumen, pemahaman yang lebih mendalam terkait batasan dan tanggung jawab pengemudi dalam penggunaan fitur otomatisasi dalam kendaraan menjadi hal yang krusial.
Edukasi dan informasi yang jelas perlu disosialisasikan secara luas agar pengguna dapat memahami betapa pentingnya tetap waspada dan mematuhi aturan di jalan meskipun kendaraannya dilengkapi dengan teknologi canggih seperti FSD. Dengan demikian, kolaborasi antara pihak produsen, regulasi, dan masyarakat dapat membentuk ekosistem yang aman dan terpercaya dalam perkembangan teknologi otomotif dimasa depan.