Di Balik Dominasi Teknologi China, Pendidikan Jadi Fondasi Utama
Tanggal: 26 Mar 2025 13:41 wib.
Tampang.com | China terus memperlihatkan dominasinya di industri teknologi global. Dari kecerdasan buatan (AI), komputer kuantum, hingga industri semikonduktor, China berhasil mengejar ketertinggalan dan bahkan melampaui negara-negara maju lainnya. Keberhasilan ini tidak terjadi begitu saja—pendidikan dan inovasi menjadi kunci utama kebangkitan teknologi di Negeri Tirai Bambu.
Mimpi Besar “Made in China 2025” Mulai Terwujud
Inisiatif Made in China 2025 yang dicanangkan pemerintah Tiongkok menjadi peta jalan utama untuk menjadikan negara ini sebagai pusat industri teknologi dunia. Ambisi ini terlihat jelas dari berbagai pencapaian di sektor teknologi mutakhir, seperti:
Superkomputer dan Komputer Kuantum: China baru-baru ini memperkenalkan Zuchongzhi-3, prototipe komputer kuantum yang diklaim 1.000 triliun kali lebih cepat dibandingkan El Capitan, superkomputer tercepat buatan AS.
Mobil Listrik: Berdasarkan data WTO tahun 2023, China menjadi eksportir mobil listrik terbesar di dunia dengan total 1,8 juta unit, melampaui Jepang dan Jerman yang sebelumnya mendominasi pasar.
AI dan Semikonduktor: Perusahaan China seperti Huawei dan SMIC telah berhasil mengembangkan chipset Kirin 9000s, meskipun menghadapi berbagai sanksi dari AS. Bahkan, AI DeepSeek menggunakan chip buatan Huawei, menunjukkan semakin kuatnya industri semikonduktor China.
Tantangan dari AS Tak Menghentikan China
Sejak 2018, Amerika Serikat berupaya menghambat kebangkitan teknologi China dengan berbagai sanksi, terutama terhadap perusahaan seperti Huawei. Larangan penggunaan teknologi AS, termasuk sistem operasi, chipset, dan modem 5G, justru menjadi pemicu bagi China untuk membangun ekosistemnya sendiri. Kini, China mulai mengurangi ketergantungan pada produk asing dengan mengembangkan:
Sistem operasi sendiri sebagai pengganti Windows dan Android.
Chipset buatan dalam negeri untuk kebutuhan AI dan komunikasi.
Industri memori (RAM) yang mulai menyaingi Micron, Samsung, dan SK Hynix.
Pendidikan dan Inovasi: Fondasi Teknologi China
Dominasi teknologi China bukan hanya hasil kebijakan jangka pendek, tetapi berakar dari investasi besar-besaran dalam pendidikan dan inovasi selama puluhan tahun. Sejak era Mao Zedong, China telah memahami bahwa kemandirian teknologi harus dibangun melalui ilmu pengetahuan dan riset yang kuat.
Konsep inovasi telah menjadi bagian dari filosofi China sejak zaman Dinasti Yinzhou, sebagaimana tertuang dalam kitab I Ching yang mengajarkan bahwa "semua cara yang bermanfaat harus mengikuti perkembangan zaman."
Pemikir-pemikir China seperti Cheng Hao dan Cheng Yi menekankan pentingnya pembelajaran dan inovasi setiap hari sebagai kunci kemajuan individu dan bangsa.
Presiden Jiang Zemin (1993-2003) menegaskan bahwa inovasi adalah jiwa kemajuan suatu bangsa, yang mendorong China untuk terus berinvestasi dalam penelitian dan teknologi.
Langkah Nyata: Dari Rencana Jangka Panjang ke Realisasi Teknologi
Sejak tahun 1956, China sudah menyusun Rencana Jangka Panjang Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang menjadi landasan bagi kemajuan sains dan teknologi. Inisiatif ini terus berkembang:
Era 1980-an: China mulai menjalin kerja sama dengan negara lain untuk mengadopsi teknologi canggih.
Era 1990-an: Fokus utama beralih ke mengejar ketertinggalan dan mempersempit kesenjangan teknologi.
Saat ini: China tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga memimpin dalam berbagai sektor teknologi global.
Kesimpulan: China Tidak Lagi Menjadi Pengikut, Tapi Pemimpin
Dari superkomputer hingga AI, dari semikonduktor hingga kendaraan listrik, China telah membuktikan bahwa dominasi teknologi dapat dicapai dengan strategi yang tepat. Pendidikan dan inovasi menjadi dua pilar utama yang memungkinkan China untuk tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga menciptakan standar baru dalam industri teknologi global.
Dengan visi jangka panjang dan investasi berkelanjutan, China kini bukan lagi sekadar pemain, tetapi pemimpin dalam revolusi teknologi dunia.