Sumber foto: Unsplash.com

Desakan Merombak Bisnis Google: Apa Dampaknya Bagi Dunia Internet?

Tanggal: 12 Okt 2024 18:59 wib.
Desakan untuk merombak bisnis Google telah menjadi sorotan utama dalam dunia internet belakangan ini. Potensi pembubaran Google, dengan memecah unit-unit bisnis seperti Chrome, Play, dan Android, berpotensi mengubah lanskap industri digital secara drastis.

Dalam tatanan internet saat ini, semua unit bisnis di bawah payung Google, Alphabet Inc, saling terkait dalam mendukung fitur-fitur terkait pencarian Google. Ini termasuk aspek titik akses pencarian dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang mendominasi pasar dibandingkan dengan pesaing atau perusahaan baru di industri tersebut.

Departemen Kehakiman (DoJ) telah menegaskan bahwa semua unit bisnis Google bersatu untuk mempertahankan monopoli pasar, mulai dari pencarian online hingga iklan digital internet. Bahkan, Google telah bersedia membayar sebesar US$26 miliar agar mesin pencarinya menjadi pilihan default di ponsel dan browser web, yang pada akhirnya menghalangi kompetitor lain untuk berhasil dalam pasar tersebut.

Dalam laporan Bloomberg News, penyidik antimonopoli DoJ menyatakan bahwa Hakim Amit Mehta juga dapat memerintahkan Alphabet Inc untuk memberikan akses pada data yang digunakan untuk membangun hasil pencarian dan produk kecerdasan buatan. Munculnya solusi dari pemerintah AS melalui DoJ, termasuk perbaikan perilaku, perubahan praktik bisnis, dan perbaikan struktural, menunjukkan seriusnya desakan pembubaran Google.

DoJ sangat fokus pada masa depan industri pencarian terkait dengan perkembangan kecerdasan buatan generatif. Meskipun kecerdasan buatan mungkin bukan pengganti langsung mesin pencari, namun potensinya sebagai fitur penting dalam industri pencarian yang terus berkembang tidak bisa diabaikan.

Proses hukum yang berjalan akan berdampak besar pada Google. Diperkirakan bahwa sidang lanjutan akan berlangsung pada musim semi mendatang, setelah Mehta memutuskan apakah Google melanggar undang-undang atau tidak. Keputusan Mehta diharapkan akan diumumkan pada bulan Agustus 2025.

Terkait desakan ini, pihak Google memberikan kritik, menyebut pengajuan Departemen Kehakiman sebagai "radikal" dan menegaskan bahwa langkah tersebut akan memiliki "konsekuensi yang tidak diinginkan yang signifikan bagi konsumen, bisnis, dan daya saing AS."

Selain itu, bulan lalu, DoJ dan Google juga terlibat dalam gugatan antimonopoli yang ketiga, mengenai dominasi perusahaan atas teknologi yang digunakan untuk membeli dan menjual iklan display online. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah AS dalam menekan Google terkait monopoli dan praktik bisnis yang dianggap tidak sehat dalam industri digital.

Potensi pembubaran Google dapat memengaruhi banyak aspek dalam dunia internet. Misalnya, penggunaan mesin pencari alternatif atau dampak pada pasar iklan digital. Selain itu, perpecahan unit bisnis Google juga dapat membuka peluang bagi pesaing baru di industri teknologi untuk tumbuh dan bersaing secara lebihsehat.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved