Dengan Bantuan AI, Teachme AI Mampu Membuat Video Tutorial dalam 20 Bahasa.
Tanggal: 29 Jul 2024 11:23 wib.
Studist Corp, sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak yang berbasis di Tokyo, telah meluncurkan layanan terbarunya yang bernama Teachme AI. Layanan ini didukung oleh kecerdasan buatan (AI) dan mampu menyediakan video tutorial dalam berbagai bahasa untuk pekerja asing di Jepang. Dengan adanya Teachme AI, perusahaan dapat dengan mudah membuat video tutorial, terutama ketika jumlah pekerja asing di Jepang semakin meningkat sementara populasi penduduk setempat cenderung menua.
Teachme AI memiliki kemampuan untuk menghasilkan rekaman video dengan teks terjemahan dalam 20 bahasa yang berbeda, dan membantu perusahaan dalam membuat video tutorial dengan lebih efisien. Dalam sebuah uji coba di sebuah toko daging di Ageo, Prefektur Saitama, perangkat lunak ini mampu membuat video berdurasi 30 menit dengan penjelasan dalam bahasa Thailand hanya dalam waktu 15 menit. Kecepatan produksi yang luar biasa ini memberikan manfaat yang nyata, seperti yang diungkapkan oleh Yumi Eguchi, seorang eksekutif dari grosir Sc Meat Co, yang terkejut dengan hasil yang diperoleh.
Selain itu, Teachme AI juga dapat mengurangi waktu pengeditan lebih dari 90 persen, karena video tutorial yang dihasilkan langsung terbagi menjadi bab-bab dengan teks terjemahan dan penjelasan tertulis. Hal ini sangat membantu pekerja asing dalam mempelajari pekerjaan mereka, serta menekankan pentingnya pelatihan yang sesuai, seperti yang diungkapkan oleh Presiden Studist, Satoshi Suzuki.
Peningkatan jumlah pekerja asing di Jepang sendiri menjadi salah satu alasan utama di balik pembuatan Teachme AI. Data pemerintah Jepang menunjukkan bahwa per Oktober 2023, jumlah pekerja asing di Jepang telah melampaui dua juta orang, sebuah angka yang mencatatkan rekor pertama. Untuk merespons hal ini, parlemen Jepang meloloskan undang-undang yang direvisi untuk menggantikan program pelatihan pekerja asing yang kontroversial dengan sistem baru yang mendorong pekerja asing untuk tinggal lebih lama di Jepang.
Google juga telah memberikan kontribusi besar dalam peningkatan akses terhadap bahasa asing melalui teknologi kecerdasan buatan. Melalui aplikasi Google Translate, Google telah menambahkan 110 bahasa baru, termasuk bahasa Kanton, Punjabi (Shahmukhi), dan NKo. Dengan penambahan bahasa baru ini, total bahasa yang didukung oleh Google Translate telah meningkat, memberikan manfaat yang lebih luas bagi para pengguna di seluruh dunia. Lebih dari seperempat dari bahasa baru ini berasal dari Afrika, yang mencerminkan upaya Google dalam memberikan akses yang lebih baik terhadap bahasa-bahasa regional.
Di samping itu, Google juga telah memperkenalkan model AI bernama PaLM 2, yang membantu Google Translate dalam mempelajari bahasa yang terkait erat satu sama lain dengan lebih efisien. Model ini dapat mendukung bahasa-bahasa yang mirip dengan Hindi, seperti Awadhi dan Marwadi, serta bahasa kreol Prancis seperti Seychellois Creole dan Mauritian Kreol. Upaya Google dalam mendukung lebih banyak variasi bahasa dan konvensi ejaan menjadi hal yang sangat diapresiasi, karena hal ini akan membantu masyarakat global dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi dengan lebih mudah.
Melalui Inisiatif 1.000 Bahasa, Google telah berkomitmen untuk menciptakan model AI yang dapat mendukung berbagai bahasa di seluruh dunia. Hal ini menjadi sebuah tonggak penting dalam upaya untuk menjembatani kesenjangan bahasa dan memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi dan pengetahuan. Dengan adanya teknologi kecerdasan buatan, semakin banyak orang dari berbagai latar belakang dan bahasa dapat merasa terhubung dan didukung dalam aktivitas sehari-hari mereka.