Demo Besar-besaran Hantam Amazon di Puncak Liburan: Apa Dampaknya pada Operasional?
Tanggal: 21 Des 2024 12:25 wib.
Natal dan Tahun Baru 2025 menjadi momentum penting bagi perusahaan e-commerce untuk meningkatkan penjualan. Karena minat beli masyarakat biasanya melonjak untuk membeli barang baru. Namun, demo besar-besaran justru menghantam raksasa e-commerce Amerika Serikat (AS), Amazon. Pekerja di 7 fasilitas Amazon melakukan mogok kerja selama masa liburan yang biasanya sibuk, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.
Pekerja gudang Amazon yang tersebar di New York City, Atlanta, dan San Francisco ikut dalam aksi protes. Menurut laporan, pemogokan ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan karyawan untuk melawan Amazon.
Amazon telah lama menjadi sasaran serikat pekerja yang menilai prioritas sang raksasa untuk menjunjung kecepatan dan efisiensi telah memicu banyak kecelakaan kerja.
Di sisi lain, Amazon mengatakan pihaknya membayar para karyawan dengan upah layak dan menggunakan sistem otomatis untuk mengurangi tingkat stres pekerja dengan tugas berulang.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh Reuters, pekerja Amazon ingin duduk bersama dengan pihak manajemen untuk menemui titik tengah. Mereka menuntut agar perusahaan lebih peduli terhadap kondisi kesehatan karyawan.
Kendati aksi pemogokan ini menjadi yang terbesar, tetapi hanya merepresentasikan jumlah kecil dibandingkan total pekerja Amazon yang berjumlah sekitar 800.000 orang di lebih dari 600 fasilitasnya.
[Amazon] seakan-akan mengatakan tak ada sistem kuota. Padahal, sistem kuota sangat terlihat dan menekan pekerja untuk melakukan tugas di luar batas kemampuan fisik kami, kata Jordan Soreff (63 tahun), yang mengantar 300 paket Amazon di area New York City setiap harinya.
Makin banyak Anda berkontribusi, makin tinggi ekspektasi yang diberikan kepada Anda, kata dia.
Soreff adalah salah satu di antara 100 pekerja di fasilitas Queens, New York City, yang memutuskan mogok kerja. Namun, fasilitas Amazon tetap beroperasi dengan karyawan lain yang melanjutkan tugasnya.
Amazon memiliki beberapa fasilitas di area metropolitan AS, sehingga disrupsi semacam ini tidak terlalu mengguncang. Perusahaan mengatakan pemogokan kerja sebagian karyawan tidak terlalu berpengaruh terhadap operasional di masa paling sibuk dalam setahun.
Pekerja e-commerce menghadapi tekanan yang signifikan untuk memenuhi target yang diatur oleh perusahaan, terutama di musim liburan. Namun, terkadang tekanan ini dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan pekerja, seperti yang dialami oleh pekerja Amazon.
Demikianlah situasi demo besar-besaran buruh e-commerce mogok kerja menjelang Natal dan Tahun Baru 2025. Argumen dan tuntutan para pekerja menunjukkan bahwa isu kesejahteraan dan kondisi kerja masih menjadi hal yang patut diperhatikan lebih lanjut oleh perusahaan e-commerce, termasuk Amazon. Hal ini juga mengingat pentingnya menjaga keselamatan dan kesejahteraan pekerja dalam dunia kerja yang semakin kompetitif dan serba cepat seperti industrie-commerce.