DeepSeek Tantang OpenAI! AI China Ini Kuras Dana Fantastis, Apa Rahasianya?
Tanggal: 2 Feb 2025 16:17 wib.
Tampang.com | Dalam dunia kecerdasan buatan (AI), persaingan semakin memanas. Salah satu perusahaan asal China, DeepSeek, tengah menjadi sorotan setelah mengungkapkan biaya besar yang mereka keluarkan untuk melatih model AI mereka. Perusahaan ini bahkan berhasil menyalip OpenAI dalam jumlah unduhan di Apple App Store, memicu ketegangan di industri teknologi global.
Investasi Besar untuk AI Masa Depan
Berdasarkan laporan CNBC Internasional, DeepSeek menghabiskan sekitar US$5,576 juta (sekitar Rp91,2 miliar) hanya untuk melatih model kecerdasan buatannya. Biaya tersebut terutama digunakan untuk menyewa unit pemrosesan grafis (GPU) dari Nvidia, yang merupakan salah satu komponen terpenting dalam pengembangan AI. Namun, angka ini masih belum mencakup biaya riset, eksperimen, serta pengembangan arsitektur dan data yang dilakukan sebelumnya.
Menurut firma riset SemiAnalysis, jika ditotal, pengeluaran DeepSeek untuk perangkat keras saja bisa mencapai lebih dari US$500 juta (sekitar Rp8,15 triliun) sejak perusahaan ini berdiri. Ini menunjukkan betapa mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun AI berkualitas tinggi.
DeepSeek Mengguncang Industri Teknologi
Tidak hanya meraih kesuksesan besar di Apple App Store, DeepSeek juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Beberapa raksasa teknologi seperti Nvidia dan Broadcom mengalami penurunan kapitalisasi pasar hingga US$800 miliar akibat perkembangan pesat AI China ini.
Hal ini membuktikan bahwa kehadiran DeepSeek semakin diperhitungkan dalam industri AI global. Bahkan, beberapa analis menilai bahwa model AI mereka memiliki kualitas yang setara—atau bahkan lebih unggul—dari beberapa pesaing besar lainnya.
Membandingkan dengan Kompetitor Lain
Jika dibandingkan dengan perusahaan lain, investasi DeepSeek dalam pengembangan AI terbilang sangat besar. Sebagai contoh, Anthropic, perusahaan AI yang didukung oleh Amazon dan Google, hanya menghabiskan sekitar US$10 juta untuk melatih model AI mereka. Namun, jumlah tersebut belum termasuk biaya lain seperti eksperimen, pengumpulan data, serta gaji karyawan.
Menurut SemiAnalysis, perbedaan biaya ini disebabkan oleh skala dan kompleksitas proyek yang dijalankan oleh DeepSeek. Penggunaan "data sintetis" dalam pelatihan AI mereka juga membutuhkan komputasi yang jauh lebih besar, sehingga biaya pengembangannya meningkat drastis.
Kontroversi dan Tantangan yang Dihadapi DeepSeek
Meskipun berhasil menarik perhatian dunia, DeepSeek juga menghadapi berbagai tantangan. Beberapa pihak, termasuk CEO OpenAI, Sam Altman, mencurigai bahwa DeepSeek mungkin menggunakan data dari OpenAI untuk melatih model mereka.
Selain itu, keterbatasan ekspor chip dari Amerika Serikat ke China juga menjadi kendala besar bagi pengembangan AI di negara tersebut. Meski demikian, DeepSeek tetap berhasil berkembang pesat dan bahkan berhasil melampaui ekspektasi banyak pihak.
Perjalanan DeepSeek: Dari Riset hingga Revolusi AI
Didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng, DeepSeek awalnya merupakan bagian dari unit riset AI di hedge fund High-Flyer. Namun, pada April 2023, perusahaan ini bertransformasi menjadi startup yang fokus pada pengembangan Artificial General Intelligence (AGI)—sebuah konsep AI yang bertujuan untuk menyaingi atau bahkan melampaui kecerdasan manusia.
Salah satu produk unggulan mereka, DeepSeek R1, adalah model AI yang bersifat open-source, memungkinkan pengembang lain untuk menggunakannya. Model ini mampu bersaing dengan model milik OpenAI, meskipun tetap memiliki batasan dalam membahas beberapa topik sensitif di China.
Dengan perkembangan yang begitu cepat, banyak analis percaya bahwa DeepSeek akan menjadi pemain utama dalam industri AI di masa depan.