Sumber foto: The Decoder

DeepSeek: Senjata Rahasia China yang Mengguncang Dunia AI dan Pasar Teknologi!

Tanggal: 29 Jan 2025 19:39 wib.
Pekan lalu, Forum Ekonomi Dunia di Davos menjadi ajang diskusi hangat bagi para eksekutif teknologi global, terutama terkait persaingan dalam industri kecerdasan buatan (AI).

Para pemimpin teknologi dari Amerika Serikat (AS) menekankan pentingnya pengembangan pusat data baru dan regulasi yang tepat agar tetap unggul dari China dalam inovasi AI. Ruth Porat, Presiden dan Kepala Investasi Alphabet Inc, menyatakan bahwa AS mungkin masih unggul sekitar satu tahun dalam hal model AI, tetapi keunggulan tersebut belum bisa dianggap pasti.

Di saat yang sama, startup AI asal China, DeepSeek, mengejutkan dunia dengan merilis model AI open-source terbarunya, R1. Model ini diklaim mampu meniru cara berpikir manusia dan bahkan melampaui model buatan perusahaan AI AS dalam berbagai tolok ukur, seperti pemrosesan matematika dan pengetahuan umum. Hebatnya, R1 dikembangkan dengan biaya yang jauh lebih rendah dibanding pesaingnya.

Dalam waktu singkat, DeepSeek naik peringkat di Chatbot Arena, sebuah platform pemeringkatan AI yang diawasi ketat oleh komunitas teknologi. Tokoh teknologi terkemuka seperti Marc Andreessen bahkan menyebut peluncuran ini sebagai "momen Sputnik" dalam sejarah AI.

Dampak Besar di Silicon Valley dan Wall Street

Kesuksesan R1 segera mengguncang industri teknologi AS. Para eksekutif dan insinyur di OpenAI bergegas menganalisis bagaimana DeepSeek mampu menciptakan model AI canggih dengan biaya minimal. CEO OpenAI, Sam Altman, mengakui bahwa R1 adalah model yang mengesankan dan menyatakan bahwa perusahaannya akan segera menghadirkan model yang lebih baik.

Tak hanya OpenAI, Meta Platforms Inc. juga membentuk tim internal untuk memahami teknologi yang digunakan DeepSeek. Perusahaan ini sebelumnya telah melakukan analisis terhadap pesaing utama lainnya, seperti GPT-4 dari OpenAI dan Gemini dari Google.

Kemunculan DeepSeek mengguncang asumsi lama di Silicon Valley tentang pengembangan AI. Sebelumnya, industri ini beranggapan bahwa inovasi AI hanya bisa dicapai dengan pengeluaran besar untuk chip canggih dari Nvidia dan pembangunan pusat data masif. Namun, keberhasilan DeepSeek menunjukkan bahwa model AI berkualitas tinggi dapat dibuat dengan biaya lebih rendah dan metode yang lebih efisien.

Dampak Finansial: Saham Teknologi Rontok

Peluncuran DeepSeek R1 juga berdampak besar pada pasar saham. Hype atas kemampuannya menyebabkan nilai saham perusahaan teknologi AS dan Eropa anjlok hampir US$1 triliun dalam satu hari. Nvidia, yang sebelumnya menjadi raja dalam industri chip AI, mengalami penurunan nilai pasar sekitar US$589 miliar, menjadi penurunan terbesar dalam sejarah pasar saham AS.

Di Washington DC, para anggota parlemen AS kini menghadapi dilema baru: bagaimana menanggapi kemajuan AI China. Pembatasan ekspor chip yang dilakukan pemerintahan Biden tampaknya tidak cukup untuk menghambat kemajuan DeepSeek. David Sacks, penasihat AI dan kripto untuk mantan Presiden Donald Trump, bahkan menyalahkan regulasi yang dianggap menghambat perkembangan AI di AS.

Di sisi lain, Trump justru menyambut baik kemunculan DeepSeek, menyebutnya sebagai perkembangan yang baik karena membuktikan bahwa AI dapat dikembangkan tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Namun, muncul pertanyaan mengenai investasi senilai US$100 miliar yang baru saja diumumkan OpenAI, SoftBank, dan Oracle untuk memperkuat daya saing AS dalam AI.

Kisah di Balik DeepSeek: Dari Hedge Fund ke AI Revolusioner

DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng, seorang pengusaha berusia 40 tahun yang awalnya mengembangkan AI sebagai bagian dari divisi teknologi di hedge fund-nya, Zhejiang High-Flyer Asset Management. Liang berhasil mengumpulkan talenta lokal dan mengamankan sekitar 10.000 GPU Nvidia A100 sebelum pembatasan ekspor diberlakukan. Selain itu, timnya yang terdiri dari lulusan universitas terkemuka di China berperan besar dalam pengembangan model AI tersebut.

Sejak akhir 2023, DeepSeek telah merilis beberapa model AI open-source, dimulai dari DeepSeek LLM, diikuti oleh versi V2 dan V3 pada pertengahan hingga akhir 2024. Namun, model R1 yang dirilis pada Januari 2025 inilah yang benar-benar menarik perhatian dunia.

Teknologi di Balik DeepSeek R1

DeepSeek R1 dirancang untuk meniru cara manusia berpikir dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum memberikan jawaban. Model ini memiliki pendekatan berbeda dibandingkan dengan OpenAI, Google, dan Anthropic. Salah satu inovasi utamanya adalah pemanfaatan chip yang lebih efisien serta penerapan teknik pembelajaran penguatan, di mana sistem diberi penghargaan untuk jawaban yang benar dan hukuman untuk yang salah.

Keunikan lain dari DeepSeek adalah kemampuannya memberikan jawaban yang lebih terperinci dibanding model penalaran lainnya. Chatbot-nya yang ramah dan detail menarik banyak pengguna di AS, terutama karena DeepSeek saat ini menawarkan layanannya secara gratis, berbeda dengan OpenAI yang mengenakan biaya langganan hingga US$200 per bulan.

Namun, ada sisi kontroversial dari DeepSeek. Model ini diketahui menyensor topik-topik sensitif terkait China. Misalnya, pertanyaan tentang Revolusi Kebudayaan China akan dijawab dengan, "Maaf, itu di luar cakupan saya saat ini. Mari kita bicarakan hal lain saja."

Masa Depan AI: Dominasi Baru atau Persaingan Sengit?

Dalam hitungan jam setelah peluncuran R1, CEO Databricks Inc., Ali Ghodsi, menerima permintaan dari pelanggan yang ingin menggunakan DeepSeek dalam sistem mereka. Permintaan terus meningkat, terutama dari perusahaan yang ingin menambahkan fitur penalaran ala DeepSeek ke dalam model AI mereka dengan biaya lebih rendah.

Mehdi Osman, CEO OpenReplay, menyatakan bahwa perusahaan perangkat lunaknya selama ini menggunakan layanan OpenAI, Anthropic, dan Mistral. Namun, kemampuan penalaran DeepSeek yang setara dengan OpenAI, ditambah dengan harganya yang jauh lebih murah, membuatnya yakin bahwa banyak pengembang akan segera beralih ke DeepSeek jika OpenAI tidak menurunkan harga mereka.

OpenAI menolak memberikan komentar terkait persaingan ini, sementara DeepSeek belum memberikan tanggapan atas permintaan wawancara.

Dengan keberhasilan DeepSeek, lanskap AI global kini berubah drastis. China semakin menunjukkan kemampuannya dalam menantang dominasi AS di bidang teknologi. Apakah DeepSeek akan menjadi pemimpin baru dalam dunia AI, ataukah raksasa teknologi AS akan segera bangkit untuk merebut kembali posisi mereka? Yang pasti, persaingan AI kini semakin panas dan penuh kejutan!
Copyright © Tampang.com
All rights reserved