Sumber foto: Indeks

DeepSeek Guncang Industri AI! Microsoft dan Meta Ketar-Ketir?

Tanggal: 2 Feb 2025 16:16 wib.
Tampang.com | Beberapa hari setelah DeepSeek, perusahaan teknologi asal China, mengumumkan inovasi besar dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dengan biaya lebih rendah, industri teknologi di Amerika Serikat mulai bereaksi. CEO Microsoft dan Meta, dua raksasa teknologi dunia, menegaskan bahwa investasi besar-besaran dalam infrastruktur dan pengembangan AI tetap menjadi kunci persaingan di masa depan.

Menurut laporan Business Standard, DeepSeek mengklaim bahwa model AI mereka mampu menyaingi, bahkan mungkin melampaui, teknologi buatan perusahaan Barat dengan biaya yang jauh lebih rendah. Pernyataan ini memicu kekhawatiran di kalangan industri teknologi AS mengenai potensi dominasi China di bidang AI.

Meski demikian, para eksekutif AS menilai bahwa keunggulan dalam AI tidak hanya bergantung pada teknologi semata, tetapi juga pada infrastruktur jaringan komputer yang besar dan mumpuni.

Strategi Raksasa Teknologi AS untuk Tetap Unggul

Dalam pertemuan pasca-laporan keuangan, CEO Meta, Mark Zuckerberg, menekankan bahwa belanja modal dalam jumlah besar adalah strategi jangka panjang yang penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.

"Investasi besar dalam infrastruktur dan belanja modal akan menjadi faktor strategis utama dalam jangka panjang," ujarnya, dikutip dari Business Standard, Minggu (2/2/2025).

Di sisi lain, CEO Microsoft, Satya Nadella, menegaskan bahwa pengeluaran besar dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan kapasitas yang masih menjadi tantangan dalam pemanfaatan AI secara optimal.

"Seiring dengan meningkatnya efisiensi dan aksesibilitas AI, permintaan terhadap teknologi ini juga akan melonjak drastis," jelas Nadella dalam pernyataannya kepada para analis.

Saat ini, Microsoft telah mengalokasikan dana sebesar US$80 miliar untuk pengembangan AI dalam tahun fiskal ini. Sementara itu, Meta juga berencana menghabiskan dana hingga US$65 miliar untuk investasi AI mereka. Angka ini sangat jauh dibandingkan dengan laporan DeepSeek yang menyebutkan bahwa mereka hanya mengeluarkan sekitar US$6 juta untuk melatih model AI mereka.

Namun, para analis menilai bahwa angka dari DeepSeek tersebut kemungkinan hanya mencakup biaya operasional dalam bentuk daya komputasi dan belum memperhitungkan keseluruhan biaya riset dan pengembangan.

Investor Mulai Meragukan Efektivitas Pengeluaran Besar

Meskipun Microsoft dan Meta terus berinvestasi besar dalam AI, sebagian investor mulai mempertanyakan efektivitas pengeluaran tersebut. Mereka mengkhawatirkan apakah belanja modal yang sangat besar ini benar-benar akan memberikan keuntungan yang signifikan dalam waktu dekat.

Saham Microsoft, yang selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam perlombaan AI berkat kemitraannya dengan OpenAI, mengalami penurunan sebesar 5% setelah perusahaan mengumumkan bahwa pertumbuhan bisnis cloud mereka melalui Azure tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

Brian Mulberry, manajer portofolio di Zacks Investment Management yang memiliki saham di Microsoft, mengungkapkan kekecewaannya terhadap ketidakjelasan strategi monetisasi AI.

"Kami ingin melihat peta jalan yang jelas mengenai bagaimana semua investasi besar ini akan menghasilkan keuntungan yang nyata," ujar Mulberry.

Di sisi lain, Meta juga menghadapi tantangan serupa. Meski mencatat kinerja yang solid di kuartal keempat, perusahaan mengisyaratkan bahwa perkiraan penjualan untuk kuartal berikutnya tidak terlalu optimis.

Menurut Daniel Newman, analis dari Futurum Group, belanja modal yang besar harus diimbangi dengan peningkatan pendapatan yang signifikan.

"Minggu ini menjadi pengingat bagi industri teknologi AS bahwa investasi dalam AI memang sangat besar, tetapi tingkat pemanfaatannya masih kurang maksimal," ujarnya.

Langkah Strategis untuk Masa Depan AI

Meskipun muncul berbagai tantangan dan skeptisisme dari investor, para eksekutif di Microsoft dan Meta tetap berkomitmen pada pengembangan AI. CFO Microsoft, Amy Hood, menyatakan bahwa belanja modal perusahaan pada kuartal ini dan berikutnya akan tetap berada di kisaran US$22,6 miliar, angka yang sama dengan kuartal sebelumnya.

Selain itu, perusahaan juga memastikan bahwa pada tahun fiskal 2026, investasi AI akan terus berlanjut, meskipun dengan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun fiskal 2025 yang berakhir pada bulan Juni.

Dengan persaingan yang semakin ketat antara DeepSeek dan perusahaan-perusahaan raksasa di AS, pertanyaan terbesar yang kini muncul adalah: Apakah strategi investasi besar-besaran yang dilakukan Microsoft dan Meta akan membuahkan hasil, atau justru DeepSeek yang akan menguasai pasar AI dengan pendekatan efisien mereka?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved