DeepSeek Guncang Dunia AI dan Jadi Ancaman bagi AS
Tanggal: 2 Feb 2025 21:44 wib.
Tampang.com | Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali diguncang dengan kemunculan DeepSeek, startup asal Tiongkok yang berhasil menyalip dominasi ChatGPT di App Store Amerika Serikat pada 27 Januari 2025. Keberhasilan ini menjadi pukulan telak bagi raksasa teknologi AS, termasuk OpenAI dan Nvidia, yang selama ini merajai industri AI global.
DeepSeek yang berbasis di Hangzhou, didirikan oleh Liang Wenfeng, seorang mantan manajer dana lindung nilai yang beralih ke dunia AI pada 2023. Dengan model unggulannya, DeepSeek-R1, startup ini berhasil mengembangkan AI generatif yang mampu menyaingi OpenAI dengan biaya jauh lebih murah.
Dampak Terhadap Raksasa Teknologi AS
Kehadiran DeepSeek menyebabkan kepanikan di pasar saham, dengan perusahaan seperti Microsoft, Nvidia, dan Broadcom mengalami kerugian miliaran dolar dalam satu hari. DeepSeek diklaim hanya membutuhkan investasi US$5,6 juta dan 2.000 chip Nvidia H100 untuk melatih model AI mereka. Sebagai perbandingan, OpenAI dilaporkan menghabiskan US$100 juta dan lebih dari 16.000 chip untuk mengembangkan GPT-4.
Gary Marcus, ilmuwan kognitif ternama, mengatakan bahwa Tiongkok kini hampir menyamai AS dalam pengembangan AI generatif. Beberapa pakar menilai, jika klaim DeepSeek benar, maka model AI yang lebih ringan dan efisien akan menjadi tren masa depan.
Strategi Tiongkok Hadapi Pembatasan AS
Pembatasan ekspor chip yang diterapkan oleh pemerintahan Joe Biden tidak menghentikan inovasi AI di Tiongkok. DeepSeek disebut-sebut telah menimbun 10.000 chip H100 Nvidia sebelum aturan pembatasan diberlakukan, memungkinkan mereka tetap melanjutkan riset tanpa hambatan berarti.
Alexandra Mousavizadeh, CEO Evident dan pencipta Global AI Index, menyatakan bahwa kebijakan AS justru mendorong Tiongkok untuk berinovasi dengan sumber daya yang lebih efisien. “Jika AS semakin memperketat aturan, Tiongkok akan semakin terdorong mengembangkan teknologinya sendiri,” ujarnya.
Akankah AI Masa Depan Lebih Murah dan Efektif?
Keberhasilan DeepSeek mengembangkan AI dengan biaya lebih rendah dan penggunaan daya komputasi yang lebih efisien memunculkan pertanyaan besar: apakah masa depan AI tidak lagi bergantung pada perusahaan-perusahaan teknologi besar dengan investasi triliunan dolar?
CEO OpenAI, Sam Altman, mengakui bahwa DeepSeek adalah pesaing serius dan menyatakan akan terus berinovasi untuk menghadirkan model yang lebih canggih. “Kami menyambut kompetisi ini. Ke depannya, kami akan menghadirkan model yang lebih unggul,” tulis Altman di akun X (Twitter).
Sementara itu, persaingan antara AS dan Tiongkok dalam industri AI tampaknya akan terus memanas. Banyak pihak memperkirakan bahwa inovasi seperti yang dilakukan DeepSeek akan mengubah peta persaingan AI global dan menekan dominasi perusahaan teknologi raksasa.
Apakah DeepSeek akan terus mengungguli ChatGPT? Ataukah OpenAI dan perusahaan AI AS lainnya akan melakukan gebrakan baru? Mari kita nantikan babak selanjutnya dari perang AI ini.