DeepSeek Diblokir di Korea Selatan! Ada Apa dengan AI Buatan China Ini?
Tanggal: 8 Feb 2025 17:22 wib.
Tampang.com | Pemerintah Korea Selatan kini resmi melarang penggunaan DeepSeek di dalam negeri. Kementerian Perindustrian telah mengambil langkah drastis dengan memblokir akses ke platform tersebut bagi seluruh karyawannya.
Menurut laporan dari Reuters, seorang pejabat Kementerian mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan imbauan kepada semua kementerian dan lembaga untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan kecerdasan buatan (AI) di lingkungan kerja. Larangan ini tidak hanya ditujukan untuk DeepSeek, tetapi juga terhadap ChatGPT buatan OpenAI, yang dianggap sebagai pelopor perkembangan AI dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa lembaga pemerintah lainnya juga telah melakukan pemblokiran serupa. Korea Hydro & Nuclear Power, misalnya, telah menutup akses ke DeepSeek dan layanan AI lainnya sejak awal Februari. Kementerian Pertahanan Korea Selatan pun mengikuti langkah tersebut dengan memblokir akses ke DeepSeek di semua komputer kementerian yang digunakan untuk kepentingan militer.
Tidak hanya itu, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan juga membatasi penggunaan DeepSeek pada perangkat yang terhubung ke jaringan eksternal. Meskipun demikian, pihak Kementerian tidak memberikan rincian spesifik mengenai tindakan keamanan yang diambil, seperti yang dilaporkan oleh Yonhap dan Reuters.
Langkah yang diambil oleh Korea Selatan ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Australia dan Taiwan juga telah menerapkan larangan terhadap penggunaan DeepSeek di perangkat pemerintah mereka. Italia pun ikut serta dengan mengeluarkan permintaan kepada DeepSeek untuk menonaktifkan chatbot mereka di negara tersebut, setelah perusahaan asal China itu gagal memberikan kepastian mengenai kebijakan privasi data.
Kekhawatiran mengenai keamanan data menjadi alasan utama di balik larangan ini. Nadir Izrael, CTO dari perusahaan keamanan siber Armis, menyebut bahwa banyak pelanggan Netskope—sebuah perusahaan keamanan jaringan—telah membatasi akses ke DeepSeek.
Menurut Izrael, sekitar 70% klien Armis telah meminta pemblokiran terhadap DeepSeek. Hal ini juga diamini oleh Ray Canzanese, direktur laboratorium ancaman di Netskope, yang mengungkapkan bahwa 52% klien Netskope telah melakukan pemblokiran penuh terhadap layanan AI tersebut.
"Ancaman terbesar yang dikhawatirkan adalah potensi kebocoran data sensitif ke pemerintah China melalui model AI DeepSeek," ujar Izrael dalam wawancara dengan Japan Times.
Langkah-langkah pemblokiran ini semakin memperkuat tren global terkait pembatasan AI berbasis China di berbagai negara. Dengan meningkatnya kekhawatiran soal keamanan data dan privasi, akankah DeepSeek mampu bertahan di tengah tekanan ini?