Sumber foto: iStock

Copilot Canggih: Microsoft Ubah Cara Kita Berinteraksi dengan AI, Siapkah Anda?

Tanggal: 10 Apr 2025 20:08 wib.
Microsoft Corp menunjukkan komitmen kuatnya untuk terus memimpin dalam persaingan teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan meluncurkan inovasi baru yang siap mengubah cara pengguna berinteraksi dengan asisten digital mereka. Perusahaan raksasa teknologi ini tengah mengembangkan fitur terbaru untuk Microsoft Copilot, yang memungkinkan tingkat personalisasi lebih tinggi, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi tiap pengguna.

Dalam waktu dekat, pengguna akan dapat menyesuaikan Copilot agar memahami dan mengingat berbagai preferensi pribadi—mulai dari makanan favorit, genre film kesukaan, hingga destinasi liburan yang pernah dikunjungi. Informasi ini tidak hanya akan disimpan, tapi juga diintegrasikan dalam percakapan ke depannya, menjadikan interaksi lebih personal, alami, dan relevan.

Pengumuman ini disampaikan oleh Mustafa Suleyman, pemimpin pengembangan AI untuk konsumen di Microsoft, dalam sebuah acara penting yang juga menandai perayaan ulang tahun ke-50 Microsoft. Ia menyampaikan bahwa kini pengguna bisa benar-benar membuat Copilot menjadi "asisten pribadi" dalam arti sebenarnya.

“Sekarang Anda bisa membuat Copilot sesuai dengan namanya,” ujar Suleyman. Ia percaya bahwa personalisasi semacam ini akan mengubah secara drastis cara manusia menggunakan komputer dan perangkat lunak ke depannya. Suleyman sebelumnya dikenal sebagai salah satu pendiri Google DeepMind, dan kini ditunjuk oleh CEO Satya Nadella untuk memimpin strategi AI konsumen Microsoft.

Microsoft selama ini dikenal lebih fokus pada pasar bisnis, dengan sebagian besar pendapatannya berasal dari penjualan perangkat lunak perusahaan seperti Office, Azure, dan Teams. Namun dengan langkah baru ini, Microsoft ingin membuktikan bahwa mereka tidak hanya unggul di ranah korporat, tapi juga siap menjadi pemimpin dalam pengembangan AI untuk pengguna individu.

Inisiatif baru Microsoft ini mencerminkan tren yang juga sedang berkembang di kalangan perusahaan teknologi besar lainnya. Misalnya, Google dengan produk Gemini AI-nya, telah memperkenalkan fitur yang memungkinkan asisten virtual memanfaatkan riwayat pencarian pengguna untuk memberikan jawaban yang lebih relevan. OpenAI juga telah meluncurkan fitur personalisasi pada ChatGPT, di mana pengguna dapat memasukkan minat dan preferensi secara manual. Tak ketinggalan, Amazon melalui Alexa+, mulai menyematkan kemampuan untuk mengenali kebiasaan belanja dan riwayat tontonan pengguna pada perangkat Echo.

Meski menawarkan fitur personalisasi canggih, Microsoft tetap memperhatikan sisi keamanan dan privasi. Pengguna akan diberikan kontrol penuh untuk menentukan informasi apa saja yang boleh diingat oleh Copilot. Bahkan, jika pengguna merasa tidak nyaman, mereka bisa memilih untuk menonaktifkan fitur personalisasi sepenuhnya. Langkah ini sejalan dengan prinsip tanggung jawab teknologi (Responsible AI) yang selama ini dipegang oleh Microsoft, dan menjadi bagian dari pendekatan EEAT (Expertise, Experience, Authoritativeness, Trustworthiness) dalam pengembangan produk digitalnya.

Kemampuan Copilot untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan pengguna dapat membuka banyak peluang, tidak hanya dalam sektor hiburan dan gaya hidup, tetapi juga produktivitas kerja, edukasi, hingga manajemen waktu. Bayangkan sebuah chatbot yang tidak hanya mengingat daftar belanja Anda, tetapi juga bisa merekomendasikan menu makan siang berdasarkan preferensi, histori kesehatan, atau pola makan harian.

Suleyman menjelaskan bahwa Copilot tidak hanya dirancang sebagai asisten percakapan biasa, tetapi sebagai AI yang mampu "berpikir" berdasarkan data personal dan memberikan saran yang tepat sasaran. Ia yakin bahwa teknologi ini akan membawa revolusi besar dalam penggunaan perangkat digital sehari-hari, terutama dalam menggabungkan AI dengan kehidupan nyata secara lebih menyatu dan alami.

Microsoft sendiri telah menghadapi tantangan dalam beberapa tahun terakhir dalam memperkuat posisi di pasar konsumen, terutama bersaing dengan ekosistem Apple, Google, dan Amazon. Namun dengan Copilot versi terbaru ini, perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington itu tampaknya siap untuk melawan arus dan memperluas pengaruhnya secara global, termasuk di sektor rumah tangga dan personal computing.

Sebagai bagian dari evolusi ini, Microsoft juga disebut tengah meninjau pengembangan Copilot untuk berbagai platform, mulai dari Windows hingga layanan cloud dan perangkat mobile. Jika strategi ini berhasil, pengguna akan memiliki satu asisten AI yang terintegrasi lintas perangkat, menjadikan Copilot sebagai solusi AI yang menyeluruh dan benar-benar personal.

Masa depan interaksi manusia dengan komputer tampaknya semakin dekat dengan apa yang dulu hanya ada di film fiksi ilmiah. Di era baru ini, bukan hanya teknologi yang pintar, tapi juga mampu memahami siapa Anda dan apa yang Anda butuhkan, bahkan sebelum Anda mengatakannya. Microsoft Copilot, dengan segala peningkatan yang direncanakan, bisa menjadi pemicu utama transformasi ini.

Bagi pengguna yang selalu mendambakan teknologi yang benar-benar ‘ngerti diri sendiri’, produk ini bisa jadi jawaban yang paling ditunggu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved