Sumber foto: Google

Chip Otak Elon Musk Mulai Diuji ke Manusia, Neuralink Buka Babak Baru Hubungan Otak dan Mesin

Tanggal: 29 Mei 2025 18:10 wib.
Tampang.com | Perusahaan rintisan Elon Musk, Neuralink, kini resmi melangkah ke tahap uji coba manusia setelah bertahun-tahun berada di ranah eksperimental hewan. Dengan menyuntikkan chip kecil ke dalam otak manusia, Neuralink membuka jalan menuju komunikasi langsung antara pikiran dan mesin.

Teknologi ini dirancang untuk membantu orang dengan gangguan neurologis, seperti kelumpuhan atau gangguan bicara, agar bisa berinteraksi dengan dunia digital hanya lewat pikiran mereka. Namun ambisi jangka panjangnya jauh lebih luas: menggabungkan manusia dan kecerdasan buatan dalam satu sistem yang harmonis.

Bagaimana Cara Kerja Chip Otak Neuralink?

Chip yang ditanam, disebut “Link”, seukuran koin kecil dan ditanamkan langsung ke korteks otak melalui prosedur bedah robotik yang minim invasif. Alat ini dilengkapi dengan ribuan elektroda supertipis yang mampu membaca dan menstimulasi aktivitas neuron.

Saat otak mengirim sinyal (seperti saat ingin menggerakkan tangan), chip ini menangkap sinyal tersebut, menerjemahkannya dalam bentuk digital, dan mengirimkannya ke komputer atau perangkat lain. Hasilnya: pengguna bisa mengendalikan kursor komputer, mengetik, hingga menggerakkan prostetik hanya dengan niat dalam pikirannya.

Uji Coba Manusia Pertama dan Hasilnya

Dalam uji coba pertamanya, Neuralink berhasil menanam chip ke otak seorang pasien yang mengalami kelumpuhan. Hasil awal menunjukkan bahwa pasien mampu memindahkan kursor layar komputer hanya dengan berpikir, tanpa perintah fisik sama sekali.

Tim medis mengungkapkan bahwa prosedurnya berjalan lancar, dan tidak ada efek samping serius. Justru dalam waktu singkat, pasien mulai bisa menavigasi sistem antarmuka digital sederhana dengan presisi yang semakin meningkat.

Elon Musk menyebut ini sebagai “awal dari simbiosis antara manusia dan AI”. Baginya, Neuralink bukan sekadar alat bantu medis, tapi jalan menuju evolusi teknologi manusia berikutnya.

Potensi dan Risiko di Masa Depan

Potensi aplikasi teknologi ini sangat luas. Bayangkan penderita ALS bisa kembali berbicara lewat mesin suara yang dikendalikan pikirannya, atau orang lumpuh bisa kembali bergerak melalui koneksi otak dengan lengan robotik.

Namun di balik potensi itu, muncul pula kekhawatiran besar: siapa yang mengendalikan data otak manusia? Apakah chip ini bisa disusupi atau dimanipulasi? Bagaimana dengan etika “membaca pikiran” seseorang?

Beberapa ahli mengingatkan bahwa setiap langkah menuju integrasi otak dan mesin harus dikawal dengan regulasi ketat, audit independen, serta transparansi menyeluruh agar tidak disalahgunakan oleh pihak tertentu.

Masa Depan: Manusia Super atau Risiko Baru?

Neuralink hanyalah permulaan. Di masa depan, para ilmuwan memprediksi bahwa teknologi brain-computer interface bisa menjadi mainstream seperti ponsel pintar saat ini. Masyarakat mungkin bisa mengunggah pikiran, menyimpan memori digital, bahkan mengakses informasi hanya dengan berpikir.

Namun perubahan itu datang dengan tanggung jawab besar. Karena ketika teknologi masuk ke dalam otak, bukan hanya fisik yang terpengaruh, tapi juga kesadaran, identitas, dan kemanusiaan itu sendiri.

Perjalanan masih panjang, tapi satu hal pasti—dunia tidak akan pernah sama setelah pikiran manusia terhubung langsung dengan mesin.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved