China Tekan Platform Digital: Transparansi Algoritma Jadi Sorotan
Tanggal: 9 Jan 2025 19:15 wib.
Pengawas internet China meluncurkan kampanye yang menyoroti penyalahgunaan teknologi dalam memanfaatkan rekomendasi di aplikasi dan website. Hal ini disambut dengan janji dari banyak platform internet China untuk mengubah algoritma mereka dalam menampilkan konten kepada pengguna.
Menurut laporan dari South China Morning Post, raksasa e-commerce asal China seperti ByteDance dan Pinduoduo merespons tekanan tersebut dengan komitmen untuk melakukan perubahan signifikan dalam platform mereka.
ByteDance, yang merupakan induk dari TikTok di tingkat global dan menjalankan Douyin di China, mengumumkan rencananya untuk membentuk pusat keamanan di aplikasi Douyin tahun ini.
Mereka berusaha untuk membuat sistem rekomendasi yang lebih transparan bagi pengguna, serta berkomitmen untuk menyediakan konten video yang beragam di feed mereka dan memperkuat upaya pemberantasan misinformasi dan kekerasan online.
Sementara itu, Pinduoduo (PDD), induk dari Temu, juga mengungkapkan komitmennya untuk membangun ekosistem yang lebih sehat. Mereka berfokus pada pencegahan diskriminasi harga berdasarkan analisis Big Data, sesuai dengan laporan dari outlet berita Yicai.
Selain dua platform e-commerce tersebut, platform Xiahongshu yang disebut-sebut sebagai 'Instagram China' juga turut berpartisipasi dengan mempublikasikan konten yang mengajak pengguna untuk memahami prinsip kerja algoritma platform tersebut. Mereka juga mengingatkan pengguna bahwa mereka memiliki kontrol atas rekomendasi personalisasi di platform tersebut.
Pada November 2024, pemerintah China menetapkan tenggat waktu selama tiga bulan bagi platform online untuk memperbaiki masalah dalam algoritma mereka. Salah satu fokus utama adalah perbaikan pada "filter bubbles" yang cenderung mengisolasi pengguna agar hanya mengakses konten yang sesuai dengan pandangan mereka. Selain itu, pemerintah juga menyoroti penargetan berdasarkan harga jual produk yang dianggap tidak adil terhadap demografi yang berbeda.
Cyberspace Administration of China (CAC) cabang Beijing pada Desember lalu mengumpulkan 11 perwakilan platform online untuk membahas masalah algoritma. Perwakilan yang hadir termasuk layanan pesan-antar makanan Meituan, layanan transportasi Didi Chuxing, dan raksasa internet Baidu.
Meituan, setelah pertemuan tersebut, berkomitmen untuk menggelar pertemuan kuartalan dengan para pakar, pengguna, kurir, serta pedagang untuk memperbaiki sistem algoritma platform mereka. Mereka juga memperkenalkan mekanisme yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi waktu pengantaran kurir, sehingga kurir tidak perlu bekerja lembur.
Tidak hanya di Beijing, CAC cabang Shanghai juga mengadakan pertemuan dengan lebih dari 100 platform, termasuk Pinduodui, Xiaohongshu, dan Bilibili, untuk membahas topik ini.
Dari semua pertemuan tersebut, pemerintah China memberikan tekanan secara langsung kepada platform online untuk menjadi lebih transparan dan bertanggung jawab dalam membangun sistem algoritma layanan mereka.
Tujuan akhirnya adalah menciptakan sebuah ranah internet yang lebih positif dan memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengatur konten rekomendasi sesuai dengan selera mereka.
Keputusan tersebut dianggap sebagai upaya yang sangat signifikan dalam mengatur basis data dan algoritma di platform-platform internet China. Semua hal ini menjadi bagian dari usaha bersama antara pemerintah dan perusahaan-perusahaan teknologi dalam memastikan bahwa keberadaan teknologi berada dalam koridor yang aman dan berkualitas.
Pemerintah China perlu meneruskan pengawasan terhadap platform-platform teknologi ini agar kebijakan yang telah dirumuskan dapat dijalankan dengan baik. Dengan adanya regulasi yang ketat, diharapkan bahwa perusahaan teknologi di China akan berkembang dengan tetap mengutamakan kualitas, privasi, dan keamanan bagi pengguna.
Bagi masyarakat, perubahan ini membawa harapan akan lingkungan digital yang lebih sehat dan positif, di mana teknologi mengabdi pada kepentingan masyarakat secara keseluruhan.