Sumber foto: iStock

China Sudah Meluncurkan Internet 10G, Indonesia Masih di 5G — Seberapa Cepat dan Revolusioner Teknologi Baru Ini?

Tanggal: 31 Mei 2025 11:29 wib.
Perkembangan teknologi jaringan internet saat ini bergerak sangat cepat. Jika di Indonesia adopsi jaringan 5G masih belum merata, terutama di wilayah pelosok, China telah melangkah jauh ke depan dengan meluncurkan jaringan internet broadband 10G yang pertama di dunia. Inovasi ini menandai tonggak penting dalam sejarah teknologi komunikasi global, dan memperlihatkan bagaimana China terus memimpin dalam pengembangan infrastruktur internet supercepat.

Peluncuran jaringan 10G ini terjadi di kota Xiong’an, Provinsi Hebei, tepatnya di kawasan Sunan. Jaringan broadband ini merupakan hasil kolaborasi antara Huawei dan Unicom, dua raksasa telekomunikasi yang didukung penuh oleh pemerintah China. Kerja sama ini menunjukkan komitmen kuat Beijing dalam mempercepat digitalisasi dan meningkatkan kecepatan akses internet untuk mendorong transformasi ekonomi dan sosial.

Menurut laporan dari The Economic Times, jaringan 10G yang baru ini mampu memberikan kecepatan download hingga 9.834 Mbps dan upload sebesar 1.008 Mbps dengan latensi yang sangat rendah, hanya sekitar 3 milidetik. Angka kecepatan ini menempatkan China jauh di depan negara-negara lain yang selama ini dikenal memiliki jaringan internet tercepat secara komersial, seperti Uni Emirat Arab dan Singapura.

Sebagai perbandingan, menurut data dari Statista, Uni Emirat Arab hanya menawarkan kecepatan fixed broadband rata-rata sekitar 313,5 Mbps. Sementara itu, Singapura yang juga terkenal dengan layanan internet supercepatnya, hanya mencapai kecepatan rata-rata 345,3 Mbps. Kecepatan jaringan 10G China ini tentu saja mengungguli keduanya secara signifikan, hampir 30 kali lipat lebih cepat.

Teknologi yang digunakan dalam jaringan 10G ini adalah 50G Passive Optical Network (PON). Teknologi ini merupakan pengembangan terbaru dari sistem Fibre to the X (FTTx) yang sudah lebih dulu dikenal sebagai infrastruktur utama untuk jaringan fiber optik. Dengan teknologi 50G PON, kapasitas kecepatan internet dapat mencapai hingga 50 Gbps untuk upload dan download secara simultan, yang memungkinkan pengiriman data sangat cepat tanpa perlu melakukan pembaruan besar pada infrastruktur yang sudah ada.

Dari sisi pengalaman pengguna, teknologi ini memberikan kemudahan dan efisiensi yang luar biasa. Misalnya, sebuah film beresolusi 4K dengan ukuran file sekitar 20GB bisa diunduh dalam waktu kurang dari 20 detik menggunakan jaringan broadband 10G. Bandingkan dengan kecepatan 1 Gbps saat ini yang membutuhkan waktu sekitar 7 hingga 10 menit untuk menyelesaikan pengunduhan film tersebut.

Lebih dari sekadar kecepatan download dan upload, jaringan broadband 10G juga membuka peluang besar untuk berbagai aplikasi teknologi canggih. Di antaranya adalah kemampuan menjalankan komputasi cloud dengan performa optimal, serta mendukung pengembangan realitas virtual (VR) dan realitas tertambah (AR) yang semakin populer di berbagai sektor industri.

Inovasi ini sangat penting untuk mendukung layanan-layanan revolusioner yang membutuhkan koneksi internet supercepat dan latensi rendah. Contohnya adalah layanan kesehatan jarak jauh atau telemedicine, yang memungkinkan dokter melakukan konsultasi dan diagnosis pasien secara real-time dari lokasi yang berbeda tanpa hambatan teknis. Selain itu, sektor pendidikan pun dapat memanfaatkan jaringan ini untuk pembelajaran online yang lebih interaktif dan lancar, serta sektor agrikultur yang kini mulai menerapkan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas.

Kehadiran jaringan broadband 10G di China sekaligus menandakan lompatan besar dalam transformasi digital yang berkelanjutan. Negara tersebut tidak hanya fokus pada kecepatan, tapi juga kesiapan infrastruktur untuk mengakomodasi berbagai inovasi teknologi yang akan datang, tanpa harus melakukan pembaruan infrastruktur secara menyeluruh.

Sementara Indonesia masih berjuang mengembangkan jaringan 5G yang merata hingga ke pelosok, langkah maju China ini memperlihatkan kesenjangan teknologi yang cukup signifikan. Hal ini menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk terus mempercepat pengembangan infrastruktur digital agar tidak tertinggal dalam era revolusi industri 4.0 dan transformasi digital global.

Dengan kecepatan luar biasa yang ditawarkan oleh jaringan 10G, masa depan internet akan sangat berbeda dari yang kita kenal saat ini. Potensi penggunaan internet tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk aplikasi bisnis, pendidikan, kesehatan, hingga solusi smart city dan industri pintar, semakin nyata dan dapat dijalankan secara efisien.

Sebagai kesimpulan, peluncuran jaringan broadband 10G di China merupakan tonggak penting dalam sejarah perkembangan teknologi internet. Ini bukan hanya soal kecepatan, tapi juga kesiapan teknologi untuk mendukung masa depan digital yang lebih canggih dan terintegrasi. Indonesia dan negara-negara lain di dunia tentunya perlu belajar dari langkah China ini untuk mempercepat digitalisasi dan menyediakan layanan internet terbaik bagi masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved