China Serang Balik! RISC-V Jadi Senjata Lawan Pemblokiran Chip AS
Tanggal: 6 Mar 2025 13:30 wib.
Usaha Amerika Serikat (AS) untuk meredam perkembangan teknologi China kini dinilai berada di ambang kegagalan. China terus memperlihatkan kekuatannya dengan melawan berbagai pembatasan dan penghalangan yang diterapkan oleh AS, terutama dalam hal teknologi chip.
Terbaru, China mengumumkan rencananya untuk menerbitkan pedoman yang bertujuan untuk mendorong penggunaan chip RISC-V secara nasional, langkah yang pertama kali dilakukan dalam sejarah kebijakan teknologi negara tersebut. Sumber yang akrab dengan isu ini melaporkan adanya rencana rilis pedoman kebijakan tersebut dalam waktu dekat, meskipun belum ada keputusan resmi mengenai tanggal peluncurannya.
Sejumlah delapan lembaga pemerintah terlibat dalam penyusunan draf pedoman tersebut, termasuk instansi penting seperti Lembaga Ruang Siber, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, Kementerian Sains dan Teknologi, serta Lembaga Kekayaan Intelektual Nasional. Untuk saat ini, lembaga-lembaga pemerintahan tersebut belum memberikan tanggapan mengenai berbagai pertanyaan dari media, termasuk Reuters.
Sementara itu, kabar mengenai dukungan resmi untuk chip RISC-V ini memicu lonjakan harga saham pada sejumlah perusahaan pengembang chip di Cina. Misalnya, saham perusahaan VeriSilicon mengalami kenaikan hingga 10%, sementara perusahaan lain seperti ASR Microelectronics, Shanghai Anlogic Infotech, dan 3Peak mengalami lonjakan harga antara 8,6% hingga 15%. Kenaikan ini menunjukkan ketertarikan yang luar biasa terhadap RISC-V, yang dipandang sebagai teknologi masa depan dalam industri semikonduktor.
Tetapi, apa sebenarnya RISC-V? RISC-V adalah arsitektur open source yang memungkinkan perancang untuk menciptakan berbagai jenis chip untuk beragam aplikasi, mulai dari smartphone hingga prosesor untuk server kecerdasan buatan (AI). Dalam persaingannya secara global, RISC-V menghadapi berbagai teknologi arsitektur chip lainnya, seperti x86 yang masih didominasi oleh pabrikan besar dari AS seperti Intel dan AMD.
Seiring meningkatnya tekanan dari AS terhadap industri teknologi China, RISC-V mulai mendapatkan perhatian lebih dari lembaga pemerintah dan institusi penelitian di negeri tirai bambu. Teknologi ini dianggap sebagai pilihan yang netral secara geopolitik, yang memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan China terhadap teknologi yang berasal dari AS dan sekutunya.
Latar belakang yang dramatis dalam hubungan AS-China semakin memicu minat dalam pengembangan RISC-V. Pada tahun 2023, sejumlah pemangku kebijakan di AS mendorong pemerintahan Biden untuk melarang perusahaan-perusahaan memperluas pengembangan RISC-V. Kekhawatiran mereka berfokus pada potensi eksploitasi yang mungkin dilakukan Beijing mengingat sifat teknologi RISC-V yang terbuka.
Dalam konteks ini, RISC-V telah dilihat sebagai jalan keluar bagi China untuk mencapai kemandirian dalam industri semikonduktor. Sejumlah penyedia kekayaan intelektual terkemuka untuk RISC-V di China termasuk Xuantie yang dimiliki oleh Alibaba dan startup Nuclei System Technology, yang menjual prosesor RISC-V secara komersial kepada perancang chip.
Tidak hanya itu, pelaku industri juga mencatat bahwa permintaan untuk teknologi seperti DeepSeek juga akan mempercepat adopsi RISC-V. Banyak startup di China yang mencari cara untuk mengembangkan sistem AI mereka dengan efisien menggunakan chip kelas menengah. Seorang manajer di China Mobile System Integration, Sun Haitao, menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan kecil yang ingin memanfaatkan AI dan teknologi DeepSeek dapat merancang chip mereka sendiri dengan menggunakan arsitektur RISC-V.
Dia mengungkapkan keyakinannya bahwa jika satu set chip RISC-V dapat mencapai kinerja setara dengan chip Nvidia dan Huawei, namun dengan harga yang jauh lebih terjangkau, hal ini akan memberikan keunggulan ekonomi bagi perusahaan-perusahaan kecil. “Jika satu set RISC-V bisa mencapai level kehebatan [chip] Nvidia dan Huawei dengan harga 10 juta yuan, artinya 3 set masih akan memakan biaya yang jauh lebih rendah,” ujarnya.
Jelas bahwa dunia teknologi sedang menyaksikan momen penting di mana China berupaya membangun kekuatan di sektor semikonduktor. Dengan langkah strategis ini, Beijing menunjukkan ketahanan dan inovasi dalam menjawab tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan luar negeri AS, mengindikasikan bahwa Meski terdapat berbagai pembatasan, China tampaknya sedang bersiap untuk memperkuat posisinya dalam industri teknologi global.