China Kembangkan Kamera Mata-Mata Canggih, Bisa Lihat Wajah dari Luar Angkasa!
Tanggal: 15 Mar 2025 20:59 wib.
Ilmuwan-imuwan di China telah berhasil menciptakan teknologi pengintai yang revolusioner, yang memungkinkan mereka untuk memantau aktivitas di Bumi dari luar angkasa. Teknologi ini tercermin dalam pengembangan kamera mata-mata terkini yang memiliki kemampuan untuk menangkap detail wajah manusia dari jarak yang sangat jauh, lebih dari 63 mil atau sekitar 100 kilometer.
Kemampuan luar biasa ini menyiratkan bahwa kamera tersebut dapat ditempatkan di atas satelit yang mengorbit Bumi dan mampu melihat dengan jelas berbagai aktivitas yang terjadi di permukaan. Menurut laporan yang diturunkan oleh South China Morning Post, teknologi pengintai ini tidak hanya terbatas pada pemantauan orang biasa, tetapi juga mampu mengambil gambar dengan resolusi tinggi dari satelit militer yang dioperasikan oleh negara lain.
Tentu saja, inovasi ini memicu kekhawatiran di kalangan pegiat hak asasi manusia dan pengamat keamanan internasional. Misalnya, Robert Morton, seorang penulis serta anggota Asosiasi Mantan Perwira Intelijen (AFIO), menyatakan bahwa kemampuan ini merupakan masalah keamanan yang serius. “Resolusi milimeter dari jarak 60+ mil ke atas? Ini adalah bentuk pengawasan yang sangat maju,” tuturnya di media sosial.
Teknologi canggih ini dikembangkan oleh Institut Penelitian Informasi Kedirgantaraan yang bernaung di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, yang berpusat di Beijing. Para ilmuwan telah menerapkan sistem yang dikenal sebagai synthetic aperture lidar (SAL), sebuah metode penginderaan jarak jauh yang memanfaatkan pulsa energi cahaya. Dengan cara ini, sistem dapat merekam energi yang dipantulkan kembali untuk menciptakan gambaran yang lebih akurat tentang lingkungan yang diamati.
Salah satu keunggulan dari sistem SAL adalah kemampuannya untuk beroperasi baik di siang maupun malam hari, serta dalam berbagai kondisi cuaca. Teknologi ini menghasilkan representasi 2D dan 3D dari permukaan Bumi, yang memungkinan analisis yang lebih mendetail. SAL memanfaatkan gelombang optik, dan karenanya, dapat menciptakan citra dengan resolusi yang jauh lebih tajam serta detail yang lebih memuaskan.
Uji coba yang dilakukan di Danau Qinghai, di bagian barat laut China, menunjukkan hasil yang mengesankan. Dalam percobaan tersebut, perangkat SAL berhasil mendeteksi target pada jarak 63,2 mil (sekitar 101,8 km) dengan akurasi luar biasa. Mereka mampu menangkap detail sekecil 0,07 inci (1,7 mm) dan mengukur dengan ketepatan hingga 0,61 inci (15,6 mm), yang menunjukkan tingkat resolusi yang sulit ditandingi oleh teknologi lain.
Sebuah kajian yang dipublikasikan oleh Live Science menerangkan bahwa untuk mendapatkan gambar dengan resolusi yang lebih baik, diperlukan gerakan dari objek yang menjadi sasaran. Oleh karena itu, kamera mata-mata ini idealnya dipasang pada satelit yang bergerak di orbit, yang dapat terdiri dari satelit milik China atau bahkan berada di Stasiun Luar Angkasa Tiangong. Stasiun luar angkasa ini, yang merupakan pesaing International Space Station (ISS), telah diluncurkan pada tahun 2021 dan terus berkembang.
Saat ini, China diperkirakan telah mengoperasikan sekitar 300 satelit pengintai yang berputar di orbit rendah. Data ini diperoleh dari Pusat Studi Strategis & Internasional, yang menunjukkan betapa seriusnya usaha China dalam memperkuat sektor dirgantara mereka. Sebagai contoh, satelit Yaogan-41 yang diluncurkan pada Desember 2023, memberikan manfaat strategis bagi China dengan kemampuan untuk mengidentifikasi dan melacak objek seukuran mobil di seluruh wilayah Indo-Pasifik.
Kemampuan canggih ini tentunya membawa dampak yang luas, tidak hanya bagi keselamatan dan keamanan negara, tetapi juga bagi penciptaan citra dan informasi yang lebih mendalam di bidang intelijen militer dan pengawasan sipil. Dengan perkembangan teknologi pengintai seperti ini, tantangan etika dan privasi semakin mendesak untuk diperhatikan oleh komunitas internasional. Pertanyaan muncul mengenai bagaimana teknologi ini akan digunakan dan dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Berbagai pihak berharap agar perkembangan teknologi ini tetap berada dalam koridor yang tidak mengancam privasi individu atau berpotensi digunakan untuk tujuan yang tidak etis. Sementara dunia terus menghadapi berbagai tantangan global, pengawasan yang lebih efisien juga berarti perlunya kesadaran akan penggunaan etis dari teknologi yang begitu canggih dan kuat.