China Ciptakan Alat Pemotong Kabel Bawah Laut yang Dapat Mengancam Jaringan Komunikasi Global
Tanggal: 29 Apr 2025 10:14 wib.
Dalam dunia yang semakin terhubung, salah satu infrastruktur paling vital adalah jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan negara-negara di seluruh dunia. Kabel-kabel ini, yang terbuat dari bahan-bahan kuat seperti baja, karet, dan polimer, menyampaikan sekitar 95% dari transmisi data global, termasuk komunikasi dan jaringan energi. Namun, China kini menampilkan sebuah alat pemotong kabel canggih yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Ilmiah Kapal China (CSSRC), yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan kabel-kabel ini dalam kedalaman laut yang luar biasa.
Alat pemotong yang baru ini dirancang untuk menargetkan kabel bawah laut yang menjadi tulang punggung komunikasi global. Dengan kemampuan untuk beroperasi hingga kedalaman 4.000 meter — dua kali lebih dalam dari kedalaman infrastruktur komunikasi bawah laut yang ada — alat ini berpotensi mengganggu jaringan komunikasi global dengan mudah. Keunggulan alat ini terletak pada kemampuannya untuk memotong kabel-kabel yang sangat kokoh dengan presisi tinggi, menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara besar yang bergantung pada stabilitas jaringan bawah laut mereka.
Awalnya, alat pemotong ini dikembangkan untuk keperluan penambangan bawah laut dan penyelamatan warga sipil. Namun, potensi penggunaan ganda dari alat ini sebagai senjata untuk memutuskan kabel komunikasi strategis menambah kekhawatiran di tingkat global. Salah satu lokasi yang paling rawan adalah Guam, yang memiliki kabel bawah laut penting bagi strategi pertahanan militer Amerika Serikat. Pemotongan kabel di wilayah tersebut dapat menciptakan gangguan besar pada sistem komunikasi global, yang akan mengarah pada krisis geopolitik.
Alat pemotong yang dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh engineer Hu Haolong ini memiliki desain yang inovatif. Untuk mengatasi tantangan teknis yang dihadapi dalam kondisi bawah laut yang ekstrem, alat ini dilengkapi dengan cangkang paduan titanium dan sistem segel yang dikompensasi dengan minyak. Sistem ini mencegah terjadinya ledakan atau kerusakan akibat tekanan air yang sangat tinggi pada kedalaman 4.000 meter, yang setara dengan tekanan lebih dari 400 atmosfer. Bahkan dalam penggunaan jangka panjang, perangkat ini tetap stabil dan dapat berfungsi tanpa masalah.
Salah satu fitur yang membedakan alat ini dari pemotong kabel konvensional adalah penggunaan roda gerinda berlian berukuran 150 mm yang berputar pada kecepatan 1.600 rpm. Roda ini mampu menghasilkan energi yang cukup untuk menghancurkan baja yang ada di dalam kabel, sambil meminimalkan gangguan pada sedimen laut di sekitar lokasi. Dengan motor satu kilowatt dan sistem peredam gigi 8:1, alat ini dapat beroperasi dalam jarak pandang hampir nol, menggunakan lengan robotik yang terintegrasi untuk memastikan presisi tinggi dalam pemotongan.
Keberhasilan dalam mengembangkan alat pemotong kabel bawah laut ini merupakan langkah besar dalam memperkuat kemampuan China dalam mengakses dan memanipulasi infrastruktur bawah laut. Dengan armada kapal selam berawak dan tak berawak terbesar di dunia, China kini memiliki kekuatan untuk mengakses hampir setiap sudut laut di dunia. Potensi alat ini untuk dioperasikan dari platform tak berawak yang tersembunyi menambah dimensi baru dalam kekuatan maritim China, yang dapat memengaruhi banyak negara di seluruh dunia.
Meskipun pihak ilmuwan China bersikeras bahwa tujuan utama dari alat ini adalah untuk mendukung pengembangan sumber daya laut dan bukan untuk tujuan militer, kenyataannya alat ini telah memicu kekhawatiran di kalangan negara-negara besar. Terobosan ini semakin menegaskan posisi China sebagai kekuatan maritim yang sedang berkembang pesat. Negara-negara yang bergantung pada infrastruktur bawah laut untuk komunikasi dan pertahanan mereka harus mulai memperhitungkan risiko yang ditimbulkan oleh teknologi ini.
Penggunaan alat pemotong kabel ini semakin memperjelas ambisi China untuk memperkuat posisinya di sektor ekonomi biru, yang mencakup eksploitasi sumber daya laut. Dengan semakin banyak negara yang berfokus pada eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya laut, China berusaha mengembangkan teknologi yang memungkinkan mereka untuk mendominasi sektor ini dan mengukuhkan status mereka sebagai kekuatan maritim global.
Alat pemotong kabel ini juga menandai langkah besar dalam pengembangan stasiun luar angkasa bawah laut China. Beberapa waktu lalu, China memulai pembangunan stasiun luar angkasa di dasar Laut Cina Selatan yang direncanakan untuk menampung enam orang selama sebulan. Dengan fasilitas seperti itu, China semakin memperkuat kemampuannya dalam menjelajahi dan mengelola sumber daya laut serta memperluas pengaruhnya di kawasan strategis.
Sementara itu, diskusi tentang potensi dampak dari alat pemotong kabel ini semakin berkembang dalam komunitas militer dan penelitian internasional. Beberapa insiden yang melibatkan kerusakan infrastruktur bawah laut, seperti penghancuran jaringan pipa gas alam Rusia selama konflik di Ukraina, semakin menambah ketegangan mengenai penggunaan alat seperti ini dalam konteks militer. Meski demikian, China tetap teguh pada klaimnya bahwa teknologi ini diciptakan untuk tujuan non-militer, dengan penekanan pada pemanfaatan sumber daya laut.
Masa depan alat pemotong kabel ini akan sangat bergantung pada bagaimana negara-negara besar merespons perkembangan ini. Di tengah ketegangan geopolitik yang semakin meningkat, kemampuan China untuk mengakses dan memanipulasi infrastruktur komunikasi bawah laut dapat memengaruhi stabilitas global, membuka kemungkinan baru bagi strategi militer dan diplomasi internasional.