Sumber foto: iStock

China Balas AS dengan Blokir Mineral Kritis: Harga Antimon Meroket Taja

Tanggal: 9 Jan 2025 19:14 wib.
China telah menunjukkan langkah balas dendamnya terhadap AS melalui kebijakan pemblokiran chip canggih dan alat pembuat chip yang digaungkan oleh negara tersebut. Dalam waktu yang relatif singkat, China memperluas blokir terhadap tiga mineral kritis dari negaranya, yaitu gallium, germanium, dan antimon.

Mineral kritis tersebut memiliki peran utama dalam pengembangan semikonduktor, peralatan militer, bahkan baterai pada mobil listrik. Dampak dari tindakan China ini memberikan tekanan ekonomi yang nyata terhadap pasar global.

Sebagai contoh, harga antimon dilaporkan meningkat hingga mencapai level tertinggi, yakni US$39.500-40.000 (Rp 637-645 jutaan) per metrik ton per 31 Desember 2024 di Rotterdam.

Menurut data dari Reuters pada Kamis (9/1/2025), harga tersebut bahkan melonjak 250% di tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan pasokan akibat tindakan pemblokiran yang dilakukan oleh China.

Pedagang logam skala kecil di Eropa telah menjual antimon dengan harga US$40.000 per metrik ton. Mereka memperkirakan bahwa pedagang non-China akan menetapkan harga lebih tinggi untuk memaksimalkan keuntungan.

Pasar global semakin terpengaruh akibat larangan ekspor mineral-mineral penting dari China. China, sebagai produsen hampir 50% suplai antimon secara global, telah mencapai suatu keadaan di mana kelangkaan pasokan ini menjadi nyata.

Sementara itu, AS berupaya untuk mendiversifikasi rantai pasokan mineral dengan membeli lebih banyak dari Asia Tenggara. Meski demikian, masih belum jelas bagaimana mereka akan mampu mengisi kesenjangan yang ditinggalkan oleh China.

Selain antimon, China juga melarang ekspor galium dan germanium ke Amerika Serikat, namun dampaknya terbatas karena AS telah menghentikan pembelian mineral penting ini dari China.

Theo D. Ruas, Manajer Penjualan Global, Logam & Senyawa di Indium Corporation, memperkirakan akan terjadi tekanan bullish karena para pedagang akan mengeksploitasi larangan tersebut untuk menaikkan harga. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tambahan pasokan di luar China, yang membuat swasembada menjadi tujuan yang penting bagi pemerintah AS.

Kekhawatiran atas dampak luas yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik antara AS dan China semakin bertambah. Hal ini terutama terkait dengan rantai pasokan chip dan bahan-bahan mineral, yang akan menjadi terhambat akibat tindakan pemblokiran ini.

Potensi kenaikan harga jual di pasar global menjadi salah satu dampak yang tidak bisa diabaikan. Hal ini memberikan isyarat akan pentingnya perencanaan strategis dalam rantai pasokan mineral dan material semikonduktor bagi industri global.

Dalam menghadapi aksi balas dendam China terhadap kebijakan pemblokiran chip canggih dan alat pembuat chip yang digaungkan AS, pemerintah AS harus bersiap untuk menghadapi tantangan baru dalam mencari sumber pasokan mineral yang andal.

Kemungkinan penerapan langkah-langkah strategis untuk mendiversifikasi rantai pasokan secara lebih luas perlu disiapkan agar tidak terlalu tergantung pada satu negara atau wilayah tertentu.

Ketergantungan yang berlebihan pada satu sumber pasokan dapat menjadi risiko yang berpotensi merugikan di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved