Sumber foto: G2

ChatGPT Semakin Canggih, Google Terancam? Inilah Alasan Banyak Orang Pindah ke AI

Tanggal: 19 Jun 2025 10:23 wib.
Di tengah persaingan ketat teknologi informasi, ChatGPT dari OpenAI kini resmi menantang dominasi Google Search dalam dunia pencarian informasi. Tak hanya menjadi chatbot percakapan, ChatGPT kini mendapatkan pembaruan signifikan yang membuatnya lebih mumpuni sebagai mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI).

OpenAI baru-baru ini mengumumkan pembaruan besar pada fitur pencarian ChatGPT. Berdasarkan laporan dari Bleeping Computer, fitur ini kini mampu memberikan respons yang lebih komprehensif, akurat, dan terkini. Peningkatan ini mencakup kemampuan memahami pertanyaan secara lebih dalam serta menyusun jawaban berdasarkan konteks percakapan yang panjang.

Salah satu keunggulan utama dari versi terbaru ChatGPT adalah memori percakapan yang lebih kuat, sehingga mampu menghindari pengulangan jawaban yang tidak relevan. OpenAI menyebutkan bahwa chatbot mereka kini lebih cerdas dalam mengikuti instruksi dan menyesuaikan jawaban sesuai arah pembicaraan.


“Kemampuan baru ini membuat ChatGPT lebih tangguh dalam mengikuti arahan, terutama dalam percakapan panjang. Hasilnya, pengguna akan jauh lebih jarang mendapatkan respons yang berulang,” jelas OpenAI.


Meski Canggih, OpenAI Tetap Imbau untuk Verifikasi Jawaban

Meskipun pembaruan ini membawa lompatan besar dalam dunia pencarian informasi berbasis AI, OpenAI tetap memberikan peringatan kepada pengguna: ChatGPT belum sempurna. Masih ada kemungkinan sistem memberikan jawaban yang kurang tepat, sehingga pengguna tetap disarankan untuk mengecek ulang informasi yang diberikan.

Fitur ChatGPT Search sendiri baru berumur satu tahun, tetapi perkembangannya cukup cepat. Dalam waktu singkat, fitur ini telah menjadi alternatif kuat bagi mereka yang mencari jawaban instan, termasuk rangkuman berita, harga saham, hasil olahraga, hingga referensi topik-topik khusus.

Menariknya, selain memberikan jawaban langsung, ChatGPT juga menyematkan tautan ke sumber asli. Hal ini memungkinkan pengguna melakukan verifikasi mandiri, sehingga tetap menjaga keakuratan dan kredibilitas informasi.

Google Semakin Terpukul oleh Munculnya Teknologi Baru

ChatGPT bukan satu-satunya ancaman bagi Google. Munculnya berbagai tool AI dan media sosial generasi baru seperti TikTok kini menjadi pilihan banyak pengguna internet dalam mencari informasi. Dari tutorial, review produk, hingga rekomendasi tempat atau layanan, semua bisa ditemukan dengan pendekatan yang lebih visual, cepat, dan personal.

Tak hanya teknologi, tekanan terhadap Google juga datang dari pemerintah dan regulator, terutama di Uni Eropa dan Amerika Serikat, yang menyoroti isu monopoli dan pengelolaan data pengguna.

Sebuah laporan dari The Verge yang bekerja sama dengan Vox Media dan Two Cents Insights, mengungkapkan bahwa tren pencarian informasi kini mulai mengalami pergeseran signifikan. Berdasarkan hasil survei terhadap 2.000 pengguna internet di AS, kepercayaan terhadap mesin pencari tradisional seperti Google menurun secara drastis.


“Banyak pengguna mulai mengandalkan komunitas dan platform AI karena mereka merasa lebih relevan, kredibel, dan responsif,” tulis laporan tersebut.


Angka-angka yang Mengungkap Pergeseran Kebiasaan Netizen

Dari survei tersebut, 42% responden menyatakan Google semakin tidak berguna, sementara 66% menilai kualitas informasi di internet menurun dan semakin sulit menemukan sumber yang bisa dipercaya.

Lebih lanjut, 55% responden kini lebih percaya pada komunitas mereka—baik itu di media sosial, forum, maupun grup diskusi—dibandingkan mesin pencari. Dan yang mengejutkan, 52% sudah beralih ke platform AI dan aplikasi seperti TikTok untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik dan cepat.

Perubahan besar ini juga terlihat dalam kelompok usia yang lebih muda. Sebanyak 61% Gen Z dan 53% milenial menyebutkan bahwa mereka mulai meninggalkan Google untuk urusan pencarian, dan lebih memilih tool AI yang bisa memberikan hasil sesuai kebutuhan mereka secara langsung.

Google Dituding Utamakan Iklan, Pengguna Semakin Kecewa

Salah satu faktor utama penurunan kepercayaan publik terhadap Google adalah tingginya konten bersponsor dalam hasil pencarian. Sebanyak 76% responden percaya bahwa lebih dari seperempat hasil pencarian Google saat mereka ingin belanja online adalah promosi berbayar.

Namun, hanya 14% dari konten bersponsor tersebut yang dianggap membantu dan relevan dengan apa yang mereka cari. Hal ini memicu kekecewaan karena pengguna merasa diarahkan bukan berdasarkan relevansi informasi, melainkan keuntungan iklan.

Deretan Tool AI yang Kini Jadi Alternatif Pencarian Informasi

Kini, semakin banyak tool pencarian berbasis AI yang dilirik pengguna selain ChatGPT. Nama-nama seperti Perplexity AI, iAsk.Ai, Komo AI, Brave Search, Andi Search, hingga You.com mulai mencuri perhatian karena menyajikan jawaban yang to the point, kontekstual, dan bebas dari dominasi iklan.

Fitur unggulan dari tool-tool ini adalah kemampuan membaca konteks, menganalisis maksud pengguna, dan menyuguhkan jawaban yang tepat dalam waktu cepat. Pengalaman pengguna juga terasa lebih personal dan interaktif.

Kesimpulan: Apakah Google Akan Tergusur?

Meskipun Google masih menjadi raksasa di dunia pencarian internet, gelombang perubahan kini mulai terasa. Kemajuan teknologi AI yang diusung oleh OpenAI dan lainnya telah menciptakan cara baru dalam mengakses informasi—lebih cepat, lebih personal, dan lebih efisien.

ChatGPT dengan pembaruan terbarunya bukan sekadar chatbot, tapi calon mesin pencari masa depan. Apakah ini akan menjadi awal dari era baru pencarian informasi yang lebih transparan dan efisien? Waktu akan menjawab.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved