Cara Ampuh Lindungi Ponsel dan Mobile Banking dari Kejahatan Siber, Sudah Tahu Semua Tips Ini?
Tanggal: 8 Jun 2025 14:37 wib.
Keamanan data pribadi di era digital semakin krusial, apalagi saat ini hampir semua aktivitas penting dilakukan lewat ponsel pintar. Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat atau National Security Agency (NSA) memberikan sejumlah panduan penting yang wajib diikuti agar perangkat seluler tetap aman dari serangan siber. Tujuannya agar para pengguna terhindar dari ancaman pencurian data hingga pencurian uang di rekening bank.
NSA merilis sebuah dokumen berjudul Mobile Device Best Practices yang berlaku untuk semua perangkat berbasis iOS dan Android. Panduan ini berisi langkah-langkah praktis untuk menjaga keamanan ponsel agar tidak mudah diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
Salah satu hal yang sangat ditekankan NSA adalah penggunaan PIN dengan enam digit dan mengaktifkan fitur penghapusan data otomatis. Fitur ini akan menghapus seluruh isi ponsel jika PIN salah dimasukkan hingga 10 kali berturut-turut. Ini merupakan langkah efektif mencegah pencuri mengakses data penting jika ponsel hilang atau dicuri.
Selain itu, NSA mengingatkan agar pengguna selalu mematikan Bluetooth ketika tidak digunakan. Bluetooth yang tetap aktif dapat menjadi celah untuk serangan dari peretas yang ingin mengakses perangkat. Hal serupa berlaku untuk penggunaan jaringan WiFi. Pengguna disarankan menghindari koneksi ke WiFi publik yang rawan disusupi, serta mematikan jaringan data seluler jika sedang tidak diperlukan. Bahkan, jangan lupa untuk menghapus riwayat WiFi yang sudah tidak digunakan dari pengaturan ponsel agar tidak otomatis terhubung ke jaringan yang berpotensi berbahaya.
Kontrol fisik atas ponsel juga sangat penting. NSA menegaskan agar perangkat tidak dipinjamkan atau digunakan oleh orang yang tidak dikenal karena hal ini dapat membuka peluang penyalahgunaan data pribadi. Selalu pastikan aplikasi yang terpasang hanya yang benar-benar dibutuhkan dan hanya diunduh dari toko aplikasi resmi seperti App Store untuk iOS atau Play Store untuk Android. Menginstal aplikasi dari sumber tidak resmi sangat berisiko membawa malware yang bisa mencuri informasi sensitif.
Satu hal krusial yang juga sering diabaikan adalah melakukan pembaruan sistem dan aplikasi secara rutin. Pembaruan ini tidak hanya membawa fitur baru, tapi juga memperbaiki celah keamanan yang ditemukan pada versi sebelumnya. NSA mengingatkan agar pengguna segera melakukan update begitu notifikasi tersedia.
Penggunaan perangkat untuk mengirim informasi penting juga harus diperhatikan. Jangan membuka email atau lampiran dari pengirim yang tidak dikenal karena bisa saja itu adalah jebakan phishing. Selain itu, saat mengisi daya ponsel, gunakan hanya kabel dan aksesoris resmi dari produsen terpercaya. Mengisi daya di tempat umum dengan charger publik juga sebaiknya dihindari karena ada risiko penyusupan data.
Pesan pop-up yang tiba-tiba muncul juga harus diwaspadai. Jangan asal klik atau mengikuti instruksi yang mencurigakan karena bisa saja itu bagian dari serangan siber. NSA juga menyarankan pengguna untuk tidak melakukan jailbreak pada iPhone atau rooting pada Android karena proses ini melemahkan proteksi bawaan sistem dan membuka celah keamanan.
Pengaturan lokasi atau Location Services juga harus dimatikan ketika tidak digunakan untuk menghindari pelacakan yang tidak perlu. Sebagai langkah tambahan, restart ponsel minimal seminggu sekali bisa membantu membersihkan cache dan potensi gangguan keamanan.
Berbicara soal keamanan mobile banking, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia juga memberikan sejumlah tips penting agar transaksi keuangan melalui ponsel tetap aman. Aplikasi mobile banking memang sangat praktis, namun menjadi sasaran utama para penjahat siber yang ingin mencuri data pribadi atau melakukan penipuan.
Nasabah diminta untuk tidak membagikan kode akses atau PIN kepada siapa pun, termasuk keluarga atau teman dekat. Simpan kode tersebut dengan aman dan jangan mencatatnya di tempat yang mudah dijangkau orang lain. Selain itu, nasabah harus selalu memeriksa transaksi secara teliti sebelum mengonfirmasi agar tidak terjadi kesalahan atau transaksi ilegal.
Setiap kali melakukan transaksi, tunggulah balasan atau konfirmasi resmi dari pihak bank, baik berupa SMS maupun email notifikasi. Periksa isi notifikasi tersebut secara detail dan segera hubungi bank jika menemukan transaksi yang mencurigakan. Jika merasa PIN diketahui orang lain, segera lakukan penggantian agar tidak disalahgunakan.
Jika SIM card hilang, dicuri, atau berpindah tangan tanpa izin, segera laporkan ke cabang bank terdekat atau call center resmi agar akun bisa diamankan. Waspadai juga aplikasi mencurigakan yang tersebar di internet karena banyak mengandung malware yang dapat mencuri data pribadi.
Pengguna mobile banking dianjurkan tidak melakukan transaksi melalui jaringan internet publik seperti WiFi gratis di kafe atau warnet. Hal ini karena jaringan publik seringkali kurang aman dan berisiko bocornya data dalam jaringan yang sama.
Selalu lakukan proses logout setelah selesai menggunakan aplikasi internet banking. Jangan lupa, jika berganti ponsel, pastikan semua data akun dan aplikasi banking sudah benar-benar terhapus dari perangkat lama agar tidak disalahgunakan pihak lain.
Mengikuti semua langkah ini akan membantu pengguna melindungi ponsel dan data keuangan dari ancaman kejahatan siber yang semakin canggih. Dengan kesadaran dan kebiasaan keamanan yang baik, risiko pencurian data dan kerugian finansial dapat diminimalkan secara signifikan.