Sumber foto: iStock

Bukan Samsung atau Xiaomi, Inilah Merek "Pendatang Baru" yang Jadi Raja HP Indonesia 2024!

Tanggal: 5 Apr 2025 19:14 wib.
Pasar smartphone Indonesia kembali menunjukkan dinamika menarik sepanjang tahun 2024. Tak disangka, tahta ponsel terlaris di Tanah Air bukan lagi dikuasai oleh nama-nama besar seperti Samsung, Oppo, Vivo, atau bahkan Xiaomi. Justru, posisi puncak berhasil direbut oleh produsen asal Tiongkok yang sebelumnya kurang dikenal luas di Indonesia: Transsion.

Transsion adalah perusahaan teknologi asal China yang membawahi tiga merek ponsel, yakni Infinix, Tecno, dan Itel. Ketiga brand ini menyasar konsumen entry-level dengan harga yang sangat kompetitif, namun tetap membawa fitur-fitur kekinian. Keberhasilan mereka bukan sekadar isapan jempol—hal ini didukung langsung oleh data resmi dari lembaga riset IDC (International Data Corporation).

Dalam laporan bertajuk IDC Quarterly Mobile Phone Tracker, Transsion tercatat menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia pada 2024, yakni sebesar 18,3%. Angka tersebut mengalami lonjakan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 13,1%. Lebih mencengangkan lagi, pertumbuhan tahunannya (year-on-year/yoy) mencapai 61,7%, menjadikannya yang tertinggi di antara semua brand smartphone lainnya.

Sementara itu, secara keseluruhan pasar smartphone di Indonesia juga menunjukkan tren positif. Penjualan ponsel meningkat 15,5% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total penjualan hampir menyentuh angka 40 juta unit. Pertumbuhan ini mayoritas disokong oleh penjualan ponsel low-end, yang memang menjadi kekuatan utama dari Transsion dan anak-anak perusahaannya.

Menariknya, segmen mid-range atau kelas menengah juga tumbuh cukup signifikan, yakni 24,9% YoY. Namun, kondisi berbeda terjadi pada ponsel kelas premium. Smartphone dengan harga di atas US$600 (sekitar Rp9,8 juta) justru mengalami penurunan sebesar 9,2%. Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah pelarangan penjualan seri iPhone 16 pada kuartal keempat tahun 2024, yang berdampak besar pada keseluruhan pasar perangkat mewah.

Meski pasar terlihat menggeliat, IDC mencatat bahwa pemulihan ekonomi dan konsumsi masyarakat belum sepenuhnya stabil. Masih banyak konsumen yang bersikap hati-hati dalam berbelanja, terutama karena pengaruh ketidakpastian politik dan kondisi ekonomi global.

Vanessa Aurelia, Analis Riset dari IDC Indonesia, menyampaikan bahwa pertumbuhan industri ponsel di Indonesia selama 2024 lebih banyak didorong dari sisi penawaran. Sementara itu, dari sisi permintaan, konsumen masih bersikap konservatif. Ia memprediksi bahwa di tahun 2025, pertumbuhan pasar smartphone akan melambat, bahkan mungkin hanya tumbuh di angka satu digit yang lebih rendah dibandingkan tahun ini.

Namun, bukan berarti tidak ada kabar baik. Salah satu segmen yang mengalami perkembangan signifikan adalah ponsel berteknologi 5G. Dari hanya 17,1% di tahun sebelumnya, perangkat 5G berhasil mencatatkan lonjakan hingga 25,8% sepanjang 2024. Menurut IDC, hal ini terjadi karena semakin banyaknya model 5G baru yang dirilis dan makin terjangkaunya harga perangkat tersebut, bahkan di segmen low-end.

Melihat posisi merek-merek lain dalam persaingan ketat ini, Xiaomi menempati urutan kedua dengan pangsa pasar 17,5%, yang mengalami kenaikan sebesar 19,1% YoY. Disusul oleh Vivo di posisi ketiga dengan 17% market share, naik 6,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Di posisi keempat dan kelima, terdapat dua pemain lama yang juga tak asing lagi, yakni Samsung dan Oppo. Sayangnya, Samsung mengalami penurunan dengan market share 16,6%, turun 6,2% YoY. Sementara Oppo justru mencatatkan pertumbuhan kecil sebesar 2,2%, dengan pangsa pasar 14,8%.

Laporan ini semakin memperjelas bahwa peta persaingan industri smartphone di Indonesia tengah mengalami pergeseran besar. Dominasi merek-merek lama mulai tergeser oleh produsen baru yang lebih memahami kebutuhan konsumen lokal—harga terjangkau dengan fitur maksimal.

Apakah tren ini akan terus berlanjut di tahun 2025?
Transsion dan merek-merek di bawahnya sudah membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat dan pemahaman mendalam terhadap pasar lokal, dominasi merek besar bisa digoyang. Tinggal kita tunggu, apakah para raksasa lama seperti Samsung dan Apple bisa kembali mengambil alih pasar, atau justru Transsion akan mengokohkan posisinya sebagai raja baru ponsel di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved