Bos Nvidia Kritik Kebijakan Ekspor Cip Era Joe Biden: Ancaman bagi Industri Teknologi Global
Tanggal: 12 Jan 2025 20:14 wib.
Tampang.com | Nvidia Corp mengkritik kebijakan pembatasan ekspor cip baru yang dilakukan pemerintahan AS di era Joe Biden. Perusahaan ini menyatakan bahwa kebijakan tersebut merugikan ekonomi AS dan komunitas global. Selain itu, kebijakan tersebut dinilai hanya akan membuat Amerika mundur dan bermain di tangan musuh-musuh AS.
Dilansir dari Bloomberg News, Nvidia menilai bahwa Gedung Putih mencoba melemahkan pemerintahan AS Donald Trump yang akan datang dengan memberlakukan aturan di menit-menit terakhir.
Perubahan mendatang ini dikabarkan akan membatasi penjualan cip kecerdasan buatan (artificial intelligence) AS baik untuk basis negara maupun perusahaan, yang akan membatasi ekspor lebih ketat ke sebagian besar dunia. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya AS selama bertahun-tahun untuk menjauhkan teknologi terbaru dari China dan Rusia.
Ned Finkle, wakil presiden Nvidia untuk urusan pemerintahan, menekankan bahwa kebijakan pembatasan negara ini sangat ekstrem dan akan berdampak pada komputer mainstream di negara-negara di seluruh dunia. Hal ini dinilai tidak akan mempromosikan keamanan nasional, melainkan mendorong dunia ke teknologi alternatif yang lebih tertinggal.
Nvidia adalah salah satu perusahaan yang sangat diuntungkan dari booming industri akselerator AI. Mereka memanfaatkan cip tersebut dalam pengembangan model AI terbaru yang digunakan oleh operator pusat data. Selain itu, GPU yang digunakan oleh Nvidia juga memiliki peran penting dalam berbagai sektor, terutama dalam permainan dan kecerdasan buatan.
Finkle menilai bahwa kebijakan ini tidak masuk akal, terutama dalam mengendalikan komputer pusat data sehari-hari dan teknologi yang telah ada di PC gaming di seluruh dunia. Ia juga menyoroti bahwa kebijakan ini disamarkan sebagai langkah anti-Tiongkok, padahal kebijakan tersebut justru akan merugikan banyak negara di seluruh dunia.
Kebijakan tersebut diperkirakan akan menciptakan tiga tingkatan pembatasan cip, yang akan mempengaruhi akses dan penjualan cip di seluruh dunia. Sekelompok sekutu AS masih akan memiliki akses penuh ke semikonduktor Amerika, namun sebagian besar negara akan menghadapi batasan baru, termasuk pembatasan total daya komputasi yang dapat diberikan kepada satu negara. Meskipun demikian, perwakilan dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menolak untuk memberikan komentar terkait aturan tersebut.
Jika kebijakan ini resmi dikeluarkan, maka akan muncul kurang dari dua minggu sebelum Donald Trump akan dilantik sebagai pengganti Joe Biden. Finkle menegaskan bahwa kebijakan pemerintahan Biden di menit-menit terakhir ini akan menjadi warisan yang akan dikritik oleh industri AS dan komunitas global.
Selain itu, CEO Nvidia, Jensen Huang, juga menunjukkan ketersediaan untuk bertemu dengan Trump dan menawarkan bantuannya kepada pemerintahan yang akan datang. Huang menyatakan bahwa perusahaannya ingin berkontribusi untuk membuat pemerintahan AS berhasil, namun ia mengakui bahwa hingga saat ini ia belum diundang untuk bertemu Trump.
Nvidia telah menjadi penerima manfaat terbesar dari lonjakan belanja AI selama dua tahun terakhir, yang membantu mengubah perusahaan tersebut menjadi pembuat chip paling berharga di dunia. Saham Nvidia naik hampir tiga kali lipat tahun lalu, mengikuti kenaikan 239% pada tahun 2023.
Menghapuskankan beberapa hambatan regulasi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri teknologi. Huang mengungkapkan harapannya bahwa pemerintahan AS yang baru akan mengurangi regulasi dan memberikan keleluasaan bagi perusahaan teknologi untuk bergerak lebih cepat.