Sumber foto: Biography

Bongkar Bualan Elon Musk: Fakta di Balik Klaim Hebat yang Ternyata Tidak Sesuai Kenyataan

Tanggal: 24 Jan 2025 15:46 wib.
Elon Musk, tokoh yang sering disebut sebagai salah satu visioner terbesar abad ini, ternyata tak lepas dari kontroversi. Meski dikenal sebagai sosok yang mengubah dunia teknologi melalui Tesla, SpaceX, dan Neuralink, Musk juga kerap menjadi pusat perhatian karena klaim-klaimnya yang kemudian terbukti tidak sesuai kenyataan. Dari pengakuan sebagai gamer top hingga kehebatan teknologi autopilot Tesla, berikut deretan bualan yang memicu banyak kritik.

Klaim Jadi Gamer Terbaik yang Berujung Pengakuan Curang

Pada salah satu wawancara bersama podcaster Joe Rogan, Musk mengklaim dirinya masuk dalam 20 besar pemain terbaik dunia untuk game aksi peran Diablo IV. Namun, baru-baru ini fakta mengejutkan terungkap: klaim tersebut ternyata hanya omong kosong. Dalam sebuah pesan kepada pemain Diablo bernama NikoWrex, Musk mengakui dirinya menggunakan cara curang.

Dilansir oleh The Guardian (23 Januari 2025), Musk menyebut bahwa ia melakukan account boosting—proses di mana pemain lain dibayar untuk meningkatkan kekuatan karakter. Pengakuan ini cukup mencengangkan, terutama bagi penggemar Musk yang percaya pada klaimnya sebelumnya. Namun, The Guardian juga menyatakan bahwa percakapan ini belum dapat diverifikasi sepenuhnya.

Prediksi AI yang Dibantah Pakar

Kebohongan lain Musk berhubungan dengan prediksi tentang perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam sebuah kesempatan, Musk menyatakan bahwa AI dengan kecerdasan setara manusia akan hadir pada 2025. Namun, pernyataan ini langsung mendapat bantahan keras dari Yann LeCun, pemimpin tim ilmuwan AI di Meta.

LeCun menilai prediksi Musk tidak realistis dan bahkan menuduhnya terlalu banyak membuat janji palsu. Ia mengatakan bahwa Musk sering menyebarkan teori konspirasi terkait AI, termasuk klaim bahwa teknologi ini bisa membahayakan seluruh umat manusia. LeCun juga menyindir gaya kepemimpinan Musk yang dianggap gemar mengumbar janji tanpa bukti konkret.

Kasus Penghilangan Nama Peneliti

Musk juga dituding melakukan tindakan tidak etis dalam dunia penelitian. Pada 2019, ia dituduh menyembunyikan nama-nama peneliti dalam sebuah jurnal ilmiah. Nama mereka digantikan dengan merek Neuralink, perusahaan yang ia dirikan untuk mengembangkan teknologi Brain-Computer Interface (BCI). Langkah ini menuai kritik tajam karena dianggap mengabaikan kontribusi individu demi mempromosikan perusahaan miliknya.

Teknologi Autopilot Tesla yang Tidak Sesuai Klaim

Kehebatan teknologi autopilot Tesla sering menjadi sorotan publik, terutama karena klaim yang dibuat langsung oleh Musk. Pada 2016, Tesla merilis sebuah iklan yang menunjukkan kemampuan mobil untuk mengemudi sendiri tanpa intervensi manusia. Tagline iklan itu berbunyi, "Orang yang duduk di kursi pengemudi hanya di sana untuk alasan hukum. Dia tidak melakukan apa-apa. Mobilnya mengemudi sendiri."

Namun, klaim ini kemudian dibantah oleh Ashok Elluswamy, direktur perangkat lunak autopilot Tesla. Ia mengungkap bahwa rekaman dalam iklan tersebut telah direkayasa berdasarkan arahan langsung dari Musk. Dengan kata lain, kemampuan yang ditampilkan dalam iklan bukanlah kemampuan sebenarnya dari teknologi yang dimiliki Tesla pada saat itu.

Alasan Keterlambatan di Spaces yang Juga Dipertanyakan

Musk juga pernah menjadi sorotan ketika berbicara di fitur Spaces milik X (dahulu Twitter). Saat itu, ia mengklaim bahwa keterlambatan wawancara selama 42 menit disebabkan oleh serangan DDoS terhadap platform.

Namun, laporan dari sumber internal yang dikutip oleh The Verge menyatakan tidak ada serangan seperti yang diklaim oleh Musk. Pernyataan tersebut diduga hanyalah cara untuk menutupi masalah teknis internal yang terjadi saat itu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved