Bikin Kaget! TikTok Luncurkan Fitur Meditasi Malam Hari, Pengguna Dipaksa Istirahat dari Scrolling
Tanggal: 25 Mei 2025 01:09 wib.
TikTok selama ini dikenal sebagai aplikasi hiburan yang membuat penggunanya betah berlama-lama scrolling tanpa henti. Dari remaja hingga dewasa, tidak sedikit yang akhirnya menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menikmati video pendek di platform ini. Namun, kini kebiasaan tersebut bisa berubah berkat kehadiran fitur baru yang mengejutkan: latihan meditasi malam hari.
Fitur ini dirancang khusus untuk membantu pengguna menghentikan aktivitas scrolling yang tak berkesudahan. Uniknya, TikTok justru mendorong pengguna untuk menutup aplikasi secara sadar selama sesi meditasi berlangsung. Bukan hanya sebagai opsi, fitur ini bahkan diaktifkan otomatis untuk kalangan pengguna remaja.
Bagi pengguna berusia di bawah 18 tahun, fitur meditasi akan menyala secara otomatis mulai pukul 10 malam. Saat waktu itu tiba, halaman “For You” tidak lagi menampilkan video hiburan seperti biasa. Sebaliknya, tampilannya berubah menjadi antarmuka yang lebih tenang lengkap dengan musik yang menenangkan dan panduan latihan pernapasan.
Langkah ini disebut sebagai bentuk tanggung jawab TikTok terhadap kesejahteraan pengguna mudanya. Dengan semakin banyaknya laporan mengenai efek buruk penggunaan media sosial yang berlebihan pada remaja, TikTok tampaknya mulai mengambil pendekatan yang lebih sehat dan proaktif.
Menurut laporan dari TechCrunch, jika seorang remaja mengabaikan pesan pengingat meditasi pertama, maka akan muncul notifikasi kedua dengan pesan yang lebih tegas. Intinya, TikTok mengingatkan pengguna mudanya bahwa sudah waktunya beristirahat dan tidur.
Untuk kalangan pengguna dewasa, fitur ini tidak aktif secara otomatis, namun tetap bisa digunakan dengan cara mengaktifkannya melalui pengaturan waktu layar (Screen Time). Setelah diatur, pengguna akan menerima panduan meditasi setiap malam, sama seperti yang diterima oleh remaja.
Pengembangan fitur ini tidak dilakukan secara sembarangan. TikTok telah mengujicobakannya terlebih dahulu kepada sejumlah remaja, dan hasilnya cukup mengejutkan. Berdasarkan laporan dari Engadget, sebanyak 98% dari remaja yang mengikuti uji coba memilih tetap mengaktifkan fitur ini setiap malam. Angka ini menunjukkan bahwa fitur meditasi benar-benar diterima dengan baik oleh generasi muda yang biasanya dikenal sulit lepas dari gadget.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi TikTok dalam meningkatkan perlindungan dan keamanan pengguna, terutama mereka yang masih berusia di bawah umur. TikTok secara konsisten mencoba memperbaiki citra platformnya di tengah berbagai tekanan dan kritik dari masyarakat global, termasuk regulator dan pemerintah.
Beberapa waktu terakhir, TikTok memang terus meningkatkan fitur kontrol orang tua untuk akun remaja. Ini termasuk pembatasan konten, batasan waktu penggunaan, serta berbagai fitur pengawasan lainnya. Penambahan sesi meditasi malam adalah bentuk inovasi terbaru yang mengarah ke tujuan yang sama: mendorong penggunaan aplikasi yang lebih sehat dan bertanggung jawab.
Tentu saja, peluncuran fitur ini tidak bisa dilepaskan dari tekanan geopolitik dan hukum yang dihadapi TikTok, terutama di Amerika Serikat. Setelah beberapa kali menghadapi potensi pemblokiran, pemerintah AS melalui Presiden Donald Trump telah memberikan perpanjangan tenggat waktu bagi TikTok agar tetap beroperasi di pasar tersebut.
Ancaman tersebut muncul karena kekhawatiran terhadap induk perusahaan TikTok, ByteDance, yang berbasis di China. Pemerintah AS meminta agar TikTok dijual ke entitas Amerika agar data pengguna lokal tidak bocor ke luar negeri. Meskipun perdebatan mengenai privasi data masih berlangsung, TikTok tampaknya berusaha menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan dan kenyamanan pengguna, salah satunya melalui fitur meditasi malam ini.
Dari sisi user experience, kehadiran fitur ini mungkin terlihat aneh. Bagaimana mungkin sebuah aplikasi yang selama ini membuat penggunanya ketagihan justru menyarankan untuk berhenti menggunakan aplikasinya sendiri? Namun di balik itu, langkah ini bisa menjadi bagian dari strategi jangka panjang TikTok untuk menciptakan ekosistem digital yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperhatikan kesehatan mental penggunanya.
Jika dilihat dari tren global, banyak perusahaan teknologi kini mulai menerapkan kebijakan digital well-being, yaitu pendekatan yang menyeimbangkan antara penggunaan teknologi dan kesehatan mental. TikTok kini mulai masuk ke tren tersebut dengan implementasi yang cukup berani dan nyata.
Dampaknya bisa sangat luas. Jika fitur ini berhasil diterapkan secara konsisten dan diterima oleh lebih banyak pengguna, bukan tidak mungkin akan muncul perubahan pola konsumsi media sosial, terutama di kalangan generasi muda. Meditasi yang dulunya dianggap asing dan tidak populer, bisa saja menjadi bagian dari rutinitas digital sehari-hari.
Kesimpulannya, fitur meditasi malam TikTok bukan hanya sebuah inovasi kecil, tetapi juga cerminan arah baru platform ini dalam merespons tantangan global, mulai dari kritik atas dampak sosial hingga tekanan politik. Dengan mendorong remaja untuk istirahat dan menenangkan diri, TikTok sedang membentuk ulang citra aplikasinya dari sekadar hiburan menjadi alat yang mendukung keseimbangan hidup digital penggunanya.