Sumber foto: Google

Benarkah Radiasi HP Bisa Menyebabkan Kanker? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Tanggal: 11 Mei 2025 09:58 wib.
Tampang.com | Di tengah maraknya penggunaan smartphone dalam kehidupan modern, muncul pertanyaan yang terus berulang: Apakah radiasi dari ponsel bisa memicu kanker? Kekhawatiran ini muncul karena ponsel memang memancarkan gelombang radio (radiofrequency/RF)—jenis radiasi non-ionisasi yang bisa terserap oleh tubuh, terutama saat ponsel digunakan dekat kepala.

Meski terdengar mengkhawatirkan, sains memiliki penjelasan yang lebih kompleks dan perlu dipahami secara menyeluruh.

Apa Itu Radiasi Non-Ionisasi dan Apakah Berbahaya?

Ponsel bekerja dengan mengirim dan menerima sinyal melalui gelombang RF dari menara seluler terdekat. Gelombang ini masuk dalam spektrum radiasi non-ionisasi, artinya tidak memiliki cukup energi untuk merusak DNA atau sel tubuh secara langsung seperti yang dilakukan oleh sinar-X atau radiasi gamma (ionisasi).

Meski RF bisa memanaskan jaringan dalam intensitas tinggi, tingkat energi yang dipancarkan ponsel sangat kecil dan dianggap tidak cukup untuk menimbulkan efek biologis berbahaya pada manusia dalam penggunaan normal.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Paparan Radiasi dari Ponsel

Beberapa kondisi dapat memengaruhi seberapa besar tubuh Anda terpapar radiasi dari ponsel:



Durasi penggunaan ponsel dalam sehari


Jarak antara ponsel dan kepala (menggunakan speaker atau headset sangat membantu mengurangi paparan)


Jarak ke menara sinyal (semakin jauh, ponsel memerlukan daya pancar lebih besar)


Model dan desain ponsel, karena setiap perangkat memiliki nilai SAR berbeda



Apa Itu SAR dan Kenapa Penting?

Specific Absorption Rate (SAR) adalah ukuran seberapa banyak energi RF yang diserap oleh tubuh saat menggunakan perangkat elektronik seperti ponsel. Di Amerika Serikat, batas SAR maksimum adalah 1.6 watt per kilogram (W/kg).

Namun, perlu dicatat bahwa angka SAR hanyalah batas maksimum dalam skenario penggunaan ekstrem, dan bukan gambaran paparan dalam penggunaan sehari-hari.

Apakah Radiasi HP Bisa Memicu Kanker Otak?

Karena ponsel sering digunakan dekat kepala, banyak yang mengaitkannya dengan potensi munculnya tumor seperti:



Glioma (tumor otak ganas)


Meningioma (tumor otak jinak)


Neuroma akustik (tumor saraf pendengaran)


Tumor kelenjar ludah



Beberapa studi laboratorium memang menunjukkan adanya peningkatan tumor tertentu pada hewan percobaan yang terpapar RF dalam intensitas tinggi. Namun, hasil ini belum bisa digeneralisasi ke manusia, karena perbedaan struktur dan paparan.

Studi populasi besar seperti INTERPHONE, Million Women Study, dan studi kohort di Denmark sejauh ini tidak menemukan bukti kuat yang mengaitkan penggunaan ponsel dengan peningkatan risiko kanker otak.

Belum Ada Konsensus Ilmiah Global

Lembaga-lembaga kesehatan global pun masih menunjukkan sikap hati-hati. WHO lewat badan riset kanker IARC mengklasifikasikan radiasi RF sebagai “mungkin karsinogenik bagi manusia” (kategori 2B). Artinya, ada kemungkinan tapi belum terbukti secara kuat.

Sementara itu, FDA, CDC, dan FCC menyatakan bahwa belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel menyebabkan kanker.

Bagaimana Cara Mengurangi Paparan Radiasi HP?

Jika Anda tetap ingin berjaga-jaga, berikut beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan:



Gunakan headset atau speaker saat menelepon


Batasi durasi menelepon, terutama bagi anak-anak


Kirim pesan teks jika memungkinkan


Pilih ponsel dengan nilai SAR rendah, meski ini bukan satu-satunya indikator


Hindari menggunakan ponsel saat sinyal lemah (misalnya di basement), karena daya pancar RF akan meningkat



Bagaimana dengan Teknologi 5G dan Bluetooth?

Meski bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi, radiasi 5G tetap tergolong non-ionisasi, dan sejauh ini tidak ditemukan bukti bahwa 5G membawa risiko kesehatan lebih besar dari teknologi sebelumnya.

Demikian pula dengan perangkat Bluetooth atau ponsel nirkabel lainnya yang memancarkan RF dalam tingkat yang jauh lebih rendah dibanding ponsel biasa.

Kesimpulan: Waspada Boleh, Panik Tidak Perlu

Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang secara meyakinkan menunjukkan hubungan antara radiasi ponsel dan kanker. Namun, karena teknologi dan kebiasaan penggunaan terus berkembang, penelitian jangka panjang tetap diperlukan.

Bagi yang ingin tetap waspada, penggunaan yang bijak dan moderat adalah kunci. Ingat, ponsel adalah alat bantu, bukan alat utama dalam kehidupan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved