Belanja Elektronik Indonesia Capai Rp 47 Triliun, Didorong Oleh Pembelian HP Mahal
Tanggal: 9 Des 2024 19:54 wib.
Belanja produk elektronik di Indonesia terus mengalami peningkatan sepanjang kuartal III tahun 2024. Menurut laporan NIQ Retail Spend Barometer Indonesia, total pengeluaran untuk produk elektronik mencapai Rp 47 triliun. Hal ini menjadi sebuah data yang menarik untuk dianalisis lebih dalam guna memahami tren belanja masyarakat Indonesia terkait dengan produk teknologi.
Pertumbuhan itu didorong oleh belanja produk IT, termasuk pembelian HP yang lebih mahal. Kontribusi terbesar dari belanja elektronik berasal dari sektor barang konsumen teknis yang meningkat sebesar 6,2% pada kuartal III dan penjualannya tumbuh 12,7% selama setahun terakhir, menurut laporan NIQ Retail Spend Barometer Indonesia.
Sektor teknologi informasi dan telekomunikasi menjadi pemicu utama pertumbuhan belanja elektronik konsumen. Nilai belanja di kategori produk tersebut terus meningkat akibat pergeseran konsumen ke produk yang lebih mahal. Hal ini menunjukkan tren masyarakat Indonesia yang semakin menyukai produk-produk teknologi terkini, meskipun dengan harga yang lebih tinggi.
Namun, di sisi lain, terjadi penurunan signifikan pada belanja produk alat kerja dan perabot rumah. Secara spesifik, terjadi penurunan penjualan lampu LED sebesar 16,9% dan nilai belanja alat elektronik rumah tangga, seperti AC dan mesin cuci, juga turun masing-masing sebesar 2,4% dan 5,4%. Hal ini menandakan bahwa masyarakat cenderung mengurangi pengeluaran untuk perabot rumah tangga elektornik.
Meskipun begitu, secara keseluruhan, belanja elektronik dan produk Fast-moving Consumer Goods (FMCG) yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia selama kuartal III mencapai Rp 256 triliun. Angka ini mengalami peningkatan tipis sebesar 1,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Data ini juga menunjukkan bahwa kontribusi terbesar masih datang dari produk FMCG, mencapai 81% dari total pengeluaran, sementara consumer tech hanya menyumbang 19% dari total belanja elektronik. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia masih lebih cenderung untuk mengalokasikan sebagian besar pengeluarannya pada produk-produk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan dan minuman.
Direktur Eksekutif Retail Vertical NIQ Indonesia, Wiwy Sasongko, menyatakan bahwa minat belanja masyarakat menunjukkan peningkatan pada kuartal III, meskipun masih tergolong lambat untuk FMCG dan consumer tech.
Produk makanan dan minuman menjadi pendorong pertumbuhan pada kategori FMCG, sementara produk IT dan telekomunikasi mendorong pertumbuhan pada kategori consumer tech.
Kontribusi yang signifikan pada kategori FMCG juga terlihat dari fakta bahwa masyarakat menghabiskan Rp 208 triliun untuk produk ini, mengalami peningkatan sebesar 1,1% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini sejalan dengan kinerja ekonomi yang tercatat tumbuh 4,9% secara tahunan dan 1,5% per kuartalnya dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Dalam konteks ekonomi yang tumbuh, diprediksi bahwa belanja konsumen khususnya pada kategori FMCG akan terus meningkat pada kuartal berikutnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya musim liburan Natal dan akhir tahun yang biasanya mendorong kenaikan pengeluaran konsumen.
Dengan adanya perkiraan tersebut, dapat diantisipasi bahwa pasar belanja elektronik dan produk FMCG akan terus mengalami pertumbuhan pada periode berikutnya.
Namun, masih perlu dipertimbangkan bahwa pergeseran tren belanja masyarakat bisa terjadi secara cepat, sehingga perusahaan-perusahaan di sektor ini perlu terus berinovasi dan memahami perilaku belanja konsumen untuk tetap relevan dan bersaing di pasaran.
Penjagaan akan tren belanja dan kesadaran terhadap perubahan-perubahan ini menjadi kunci bagi perusahaan-perusahaan penghasil produk elektronik dan FMCG untuk tetap bertahan dan berkembang di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Dalam hal ini, pengumpulan data dan analisis pasar secara menyeluruh perlu terus dilakukan guna memahami lebih dalam preferensi dan tren belanja masyarakat Indonesia. Dengan pemahaman yang mendalam, perusahaan dapat membuat strategi yang tepat dalam memasarkan produknya dan menyesuaikan diri dengan perubahan gaya hidup dan kebutuhan konsumen.
Dari data belanja elektronik dan produk FMCG yang terus menunjukkan pertumbuhan, dapat disimpulkan bahwa industri elektronik dan FMCG memiliki prospek yang cerah di Indonesia. Namun, perhatian yang serius terhadap tren belanja konsumen dan inovasi produk akan menjadi kunci utama untuk tetap berhasil dalam pasar yang dinamis dan berubah-ubah.