Sumber foto: iStock

Bangkitnya Pasar Tablet & Aliansi AI Rusia-China: Perubahan Besar di Industri Teknologi

Tanggal: 8 Feb 2025 19:21 wib.
Pasar tablet global mengalami kebangkitan yang signifikan pada tahun 2024, setelah mengalami penurunan selama beberapa tahun sebelumnya. Menurut laporan terbaru dari Canalys, pengapalan tablet meningkat 5,6% secara tahunan (YoY) pada kuartal IV 2024,dengan total 39,9 juta unit yang dikirimkan ke seluruh dunia. Jika melihat keseluruhan tahun 2024, jumlah perangkat yang dikapalkan mencapai 147,6 juta unit, mengalami pertumbuhan 9,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Laporan ini mengungkapkan bahwa kebangkitan pasar tablet terjadi di hampir semua kawasan, kecuali Amerika Utara. Faktor utama yang mendorong peningkatan ini adalah pergeseran tren dari penggunaan PC ke tablet serta dukungan berbagai kebijakan di negara-negara tertentu, seperti program subsidi perangkat elektronik di China dan dorongan transformasi digital di Jepang melalui inisiatif Society 5.0.

Menurut Himani Mukka, Manajer Riset Canalys, sebagian besar produsen tablet optimistis terhadap pasar di tahun 2025. Sebanyak 52% produsen memperkirakan pengiriman tablet akan meningkat, sementara 32% lainnya menilai pasar akan stagnan, dan hanya 16% yang memprediksi penurunan.

Strategi Vendor dalam Menguasai Pasar Tablet

Sejumlah merek terkemuka terus beradaptasi dan memperluas jangkauan pasar mereka. Contohnya, Honor kembali memasuki pasar Indonesia setelah menghadapi berbagai tantangan. Di Inggris, Honor juga menerapkan strategi pemasaran bundling untuk peluncuran Honor Magic7 Pro pada kuartal lalu.

Tak hanya Honor, Xiaomi juga semakin agresif dengan merilis Pad 7 Pro pada kuartal IV 2024. Perusahaan asal China ini menargetkan 20.000 toko ritel di China pada tahun 2025, sebagai bagian dari ekspansi besar-besaran mereka.

Apple juga tidak tinggal diam. Raksasa teknologi asal Cupertino ini semakin memperkuat kehadirannya di India, salah satu pasar PC dan smartphone terbesar saat ini. Apple bahkan berencana menambah lebih banyak toko di India untuk meningkatkan pangsa pasarnya.

Di sisi lain, meskipun pasar tablet sedang mengalami pertumbuhan, ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama terkait kebijakan perdagangan internasional. Tarif impor yang diberlakukan AS terhadap perangkat high-end bisa menjadi faktor yang memengaruhi harga dan distribusi produk di beberapa negara.

Merek Tablet Paling Laris Tahun 2024

Menurut laporan Canalys, berikut adalah merek tablet dengan penjualan tertinggi pada tahun 2024:


Apple – 56,9 juta unit (pangsa pasar 38,6%)
Samsung – 27,7 juta unit (pangsa pasar 18,8%)
Huawei – 10,7 juta unit (pangsa pasar 7,3%)
Lenovo – 10,4 juta unit (pangsa pasar 7,1%)
Xiaomi – 9,2 juta unit (pangsa pasar 6,2%, pertumbuhan tertinggi sebesar 73,1% YoY!)


Xiaomi menjadi pemain yang paling agresif dalam ekspansi dengan pertumbuhan tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, meskipun pangsa pasar Apple sedikit menurun dibandingkan 2023, mereka tetap menjadi pemimpin pasar global dalam industri tablet.

Aliansi Rusia-China dalam AI: Kekuatan Baru yang Mengancam Dominasi AS

Sementara industri tablet mengalami pertumbuhan, dunia kecerdasan buatan (AI) juga menghadapi dinamika baru dengan semakin eratnya kerja sama antara Rusia dan China. Sberbank, bank terbesar di Rusia, mengumumkan akan bekerja sama dengan para peneliti China dalam mengembangkan proyek AI.

Menurut Wakil CEO Sberbank, Alexander Vedyakhin, bank ini memiliki banyak ilmuwan yang siap bekerja sama dengan para peneliti Tiongkok untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih maju.

Salah satu pemain utama yang menarik perhatian adalah DeepSeek, startup berbasis di Hangzhou, China, yang berhasil menggebrak pasar global bulan lalu. DeepSeek menawarkan model AI dengan biaya lebih rendah, yang membuatnya menjadi ancaman serius bagi dominasi perusahaan AI asal AS seperti Nvidia.

Mengapa Kolaborasi Rusia-China Berbahaya bagi Dominasi Teknologi Barat?

Aliansi Rusia-China dalam bidang AI dianggap dapat mengguncang industri teknologi global. Amerika Serikat dan negara-negara Barat melihat kedua negara ini sebagai ancaman terbesar bagi dominasi mereka dalam industri teknologi.

Presiden Vladimir Putin dan Xi Jinping memiliki visi yang sejalan, di mana mereka menggambarkan Barat sebagai negara yang mengalami kemunduran. China sendiri terus menantang dominasi AS dalam berbagai bidang, termasuk AI, komputasi kuantum, bioteknologi, dan militer.

Hubungan dekat antara Rusia dan China semakin diperkuat oleh upaya Barat untuk mengisolasi Rusia akibat konflik di Ukraina. Sebagai respons, Moskow semakin mendekat ke Beijing dan bahkan menyebut China sebagai sekutu strategisnya.

Putin menegaskan bahwa China adalah mitra penting Rusia dalam berbagai isu internasional, dan kerja sama ilmiah antara kedua negara dapat diperkuat lebih jauh.

Dampak Aliansi Rusia-China terhadap Pasar AI Global



Persaingan Semakin Ketat
Model AI China seperti DeepSeek semakin canggih dan lebih murah dibandingkan pesaing dari Amerika Serikat. Hal ini bisa mengubah peta persaingan global dalam teknologi AI.


Tekanan terhadap AS & Barat
Kolaborasi ini menambah tekanan bagi perusahaan teknologi Barat, terutama di sektor AI, komputasi kuantum, dan perangkat keras berteknologi tinggi.


Potensi Dominasi AI oleh Rusia & China
Dengan dukungan sumber daya dari kedua negara, Rusia dan China berpeluang menjadi pemimpin baru dalam teknologi AI, yang sebelumnya didominasi oleh AS dan Eropa.


Implikasi Militer & Keamanan
Kerja sama dalam bidang AI juga memiliki potensi dampak besar dalam sektor militer. Washington sudah lama mencurigai adanya pengembangan teknologi AI yang bisa digunakan untuk kepentingan militer oleh Rusia dan China.


Ketegangan Geopolitik yang Meningkat
Aliansi ini berpotensi memperburuk hubungan internasional, terutama antara Rusia-China dengan AS dan sekutu Baratnya.

Copyright © Tampang.com
All rights reserved