Bangkitnya JD.com: Strategi Diskon dan Subsidi yang Mengubah Nasib Raksasa E-Commerce
Tanggal: 5 Apr 2025 19:20 wib.
Setelah sempat menutup operasionalnya di Indonesia, JD.com kini kembali mencetak pencapaian finansial yang mengesankan. Perusahaan e-commerce raksasa asal Tiongkok ini melaporkan pertumbuhan pendapatan kuartalan tertinggi dalam 11 kuartal terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh strategi diskon besar-besaran dan dukungan subsidi dari pemerintah Tiongkok yang mendorong konsumsi domestik.
Keberhasilan ini langsung berdampak pada harga saham JD.com di Amerika Serikat, yang melonjak lebih dari 5% di awal perdagangan setelah laporan keuangan kuartal keempat perusahaan melampaui ekspektasi pasar.
Persaingan Ketat E-Commerce di Tiongkok
Pasar e-commerce di Tiongkok semakin kompetitif, dengan JD.com dan pesaing utamanya, Alibaba, terus berupaya menarik pelanggan melalui strategi penurunan harga. Untuk menjaga daya saing, kedua perusahaan ini memberikan diskon agresif guna meningkatkan transaksi.
Di sisi lain, pemerintah Tiongkok berperan aktif dalam mendongkrak konsumsi melalui stimulus fiskal. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah insentif trade-in untuk produk rumah tangga, yang terbukti efektif dalam meningkatkan daya beli masyarakat.
Sebagai salah satu pemain dominan dalam penjualan peralatan rumah tangga dan elektronik, JD.com optimis bahwa konsumsi akan semakin stabil tahun ini. Selain meningkatnya permintaan, pengalaman belanja yang ditingkatkan melalui teknologi kecerdasan buatan (AI) juga menjadi faktor utama dalam mempertahankan daya tarik pelanggan.
Pendapatan JD.com Melonjak Tajam
Pada kuartal keempat 2024, JD.com mencatatkan pendapatan sebesar 346,99 miliar yuan (setara Rp778 triliun). Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 13,4% dibandingkan tahun sebelumnya dan melampaui ekspektasi analis yang hanya memperkirakan 332,35 miliar yuan, berdasarkan data LSEG.
Menurut analis M Science, Vinci Zhang, peningkatan ini sebagian besar didorong oleh lonjakan penjualan produk elektronik dan rumah tangga yang mendapatkan subsidi dari pemerintah. Namun, Zhang menambahkan bahwa masih perlu dianalisis lebih lanjut apakah pertumbuhan ini bersifat organik atau hanya sementara akibat insentif.
Ekspansi ke Sektor Baru: Pengiriman Makanan
JD.com tidak hanya bertumpu pada bisnis e-commerce, tetapi juga mulai melebarkan sayapnya ke sektor lain. Pada Februari 2025, perusahaan mengumumkan ekspansinya ke layanan pengiriman makanan, mengikuti jejak raksasa lain seperti Meituan dan Ele.me.
“Bisnis pesan-antar makanan merupakan pelengkap yang sangat baik bagi struktur bisnis JD.com. Dengan kemampuan pergudangan dan logistik yang kuat, masuk ke industri ini menjadi langkah strategis yang alami,” ujar Zhang.
Ekspansi ini menunjukkan bahwa JD.com terus berupaya mendiversifikasi lini bisnisnya agar tidak bergantung sepenuhnya pada e-commerce tradisional.
Laba Bersih Naik Drastis
Dari sisi profitabilitas, JD.com melaporkan laba bersih sebesar 9,9 miliar yuan pada periode Oktober–Desember 2024. Angka ini mengalami peningkatan tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan hanya membukukan laba sebesar 3,4 miliar yuan.
Peningkatan ini mencerminkan efektivitas strategi bisnis JD.com dalam menghadapi persaingan pasar yang ketat sekaligus menunjukkan bahwa diskon besar-besaran yang diberikan tidak serta-merta merugikan perusahaan.
JD.com Pernah Hadir di Indonesia
Sebelum fokus pada pasar domestik, JD.com sempat mencoba peruntungannya di Indonesia melalui platform JD.ID yang mulai beroperasi pada November 2015. Melalui JD.ID, perusahaan menawarkan berbagai produk, mulai dari elektronik hingga barang mewah.
Namun, setelah tujuh tahun beroperasi, JD.ID resmi menutup layanannya pada 31 Maret 2023. Penutupan ini merupakan bagian dari strategi global JD.com yang lebih mengutamakan efisiensi operasional dan penguatan pasar domestik dibandingkan ekspansi internasional yang kurang menguntungkan.
JD.com membuktikan bahwa strategi bisnis yang tepat dapat membawa perubahan besar. Dengan dukungan diskon agresif, subsidi pemerintah, dan ekspansi ke sektor baru, perusahaan ini berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan yang mengesankan. Ke depannya, apakah langkah ini akan terus menguntungkan JD.com, atau justru menghadapi tantangan baru di industri e-commerce global? Hanya waktu yang akan menjawab.