Bangkit dari Keterpurukan! Strategi Nokia dan AT&T Mengubah Peta Telekomunikasi Dunia
Tanggal: 6 Feb 2025 12:24 wib.
AT&T, salah satu operator telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat, baru saja menjalin kerja sama dengan Nokia dalam kesepakatan multi-tahun. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan layanan suara serta mengotomatisasi jaringan 5G di AS. Kesepakatan ini datang setahun setelah Nokia kalah dari Ericsson dalam kontrak besar senilai USD 14 miliar yang diberikan AT&T pada akhir 2023.
Kala itu, AT&T lebih memilih Ericsson untuk membangun jaringan telekomunikasi yang diperkirakan akan mencakup 70% trafik nirkabel di AS pada 2026. Namun, Nokia kini mendapatkan peluang baru dengan menandatangani kontrak lima tahun dengan AT&T untuk memperluas jaringan fiber. Walaupun nilai kesepakatan ini tidak sebesar kontrak Ericsson, langkah ini tetap menjadi sinyal kebangkitan bagi perusahaan asal Finlandia tersebut.
Nokia dan AT&T: Sinergi Baru di Era 5G
Kesepakatan antara Nokia dan AT&T mencakup pemanfaatan aplikasi voice core berbasis cloud serta penggunaan perangkat lunak otomasi jaringan yang dikembangkan Nokia. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan suara dan menghadirkan fitur-fitur baru, termasuk integrasi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning).
Raghav Sahgal, Presiden Cloud and Network Services Nokia, menyebut kerja sama ini sebagai peluang penting yang memperkuat hubungan antara kedua perusahaan. "Kesepakatan ini tidak hanya memperpanjang kemitraan yang telah berlangsung lama, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan teknologi 5G yang lebih canggih," ujarnya.
Meskipun detail nilai kontrak tidak diungkapkan, Senior Vice President AT&T, Yigal Elbaz, mengonfirmasi bahwa kesepakatan ini akan membantu mengoptimalkan operasi jaringan serta meningkatkan layanan pelanggan.
Nokia Mulai Bangkit dari Masa Sulit
Hanya beberapa hari sebelum kesepakatan ini diumumkan, Nokia merilis laporan keuangan kuartal keempat yang menunjukkan peningkatan laba operasional dan penjualan lebih tinggi dari perkiraan. Permintaan perangkat telekomunikasi di Amerika Utara dan India menjadi faktor utama di balik peningkatan performa ini.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya, Nokia juga melakukan akuisisi terhadap Infinera dalam kesepakatan senilai USD 2,3 miliar. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisinya di era AI dengan memanfaatkan investasi besar yang mengalir ke pusat-pusat data global. Salah satu proyek terbesar dalam industri ini adalah proyek Stargate senilai USD 500 miliar yang didukung oleh OpenAI, SoftBank, dan Oracle.
Dari Raja HP ke Pemain Kunci di Industri Telekomunikasi
Nama Nokia mungkin masih melekat di benak generasi milenial sebagai merek ponsel legendaris. Pada era 1990-an hingga awal 2000-an, Nokia mendominasi pasar global dengan lebih dari 40% pangsa pasar. Bahkan, pada periode 1996 hingga 2000, jumlah pegawai Nokia Mobile Phones (NMP) meningkat 150%, sementara pendapatannya melonjak hingga 503%.
Namun, kejayaan tersebut tidak bertahan lama. Setelah menghadapi persaingan sengit dari Apple dan Samsung, Nokia akhirnya menjual bisnis ponselnya ke Microsoft pada 2013. Sayangnya, strategi Microsoft untuk menghidupkan kembali merek Nokia tidak membuahkan hasil, hingga akhirnya bisnis tersebut dibeli oleh HMD Global pada 2016.
Seiring berjalannya waktu, HMD Global memutuskan untuk mengembangkan ponsel dengan nama merek mereka sendiri, sementara Nokia mulai mengalihkan fokus bisnisnya ke sektor telekomunikasi. Kini, Nokia bukan lagi sekadar merek ponsel, tetapi telah berevolusi menjadi salah satu pemain utama dalam infrastruktur jaringan global.
Masa Depan Nokia dan AT&T
Kerja sama dengan AT&T menegaskan posisi Nokia sebagai inovator di bidang jaringan telekomunikasi. Dengan teknologi berbasis AI dan pembelajaran mesin, Nokia berupaya memberikan layanan yang lebih efisien dan canggih di era digital ini.
Meskipun sempat mengalami keterpurukan, Nokia kini telah ‘move on’ dan menemukan pijakan baru di industri telekomunikasi B2B. Dengan semakin berkembangnya teknologi 5G dan AI, Nokia memiliki peluang besar untuk kembali menjadi pemain utama dalam dunia telekomunikasi global.