Bahaya! Modus Penipuan Makin Banyak, Haram Share 7 Hal Ini di Medsos
Tanggal: 25 Nov 2024 06:05 wib.
Perkembangan teknologi digital telah menghadirkan berbagai modus penipuan baru, yang dapat berdampak pada kehilangan data pribadi maupun keuangan korban. Penipuan semacam ini seringkali muncul karena mudahnya si penipu memperoleh data pribadi pengguna internet yang dibagikan secara terbuka melalui media sosial.
Kimberly Ann Komando, seorang pegiat teknologi digital yang dikenal sebagai bintang radio, menyampaikan saran agar para pengguna internet tidak sembarangan membagikan tujuh informasi di platform online. Berdasarkan informasi yang ia bagikan melalui USA Today, hal-hal yang sebaiknya tidak dibagikan secara terbuka di media sosial antara lain:
1. Status Hubungan
Menurut Kim Komando, janda dan duda merupakan target besar para penipu digital. Mereka ingin mendapatkan uang warisan dengan cara yang tidak sah. Sebagai contoh, Rosalie Douglass menjadi korban penipuan ketika ia mencantumkan status "janda" dalam profil kencan online-nya. Dua penipu menggunakan informasi tersebut untuk menguras uang senilai US$ 430.000 dari Rosalie.
2. Rencana Liburan
Kim juga menyarankan untuk tidak membagikan rencana liburan secara terbuka. Sebagai contoh, seorang wanita bernama Tiffany memposting rencana liburan keluarganya di Facebook, termasuk nomor referensi pemesanan tiket. Informasi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh penipu untuk membatalkan pemesanan dan merugikan Tiffany sebesar US$15.000.
3. Video Saat Berbicara
Kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) membuat pembuatan video deepfake menjadi lebih mudah dan terjangkau. Sebuah contoh terjadi di TikTok, di mana seorang wanita bernama Sam mengalami kasus pencurian wajah dan penggunaannya dalam promosi produk oleh perusahaan lain.
4. Elektronik Mahal yang Dijual
Seorang pria di Carolina Selatan menjadi korban penipuan saat mencoba menjual PlayStation edisi terbatas melalui grup jual-beli Facebook. Pembeli palsu menggunakan senjata untuk mencuri PlayStation, serta ponsel, dompet, dan jam tangan milik pria tersebut.
5. Rute Berjalan, Hiking, dan Bersepeda
Aplikasi perekam aktivitas olahraga dengan GPS sebenarnya juga mengandung risiko. Para penipu dapat dengan mudah melacak rutinitas Anda melalui aplikasi seperti Strava, dan hal ini dapat menimbulkan potensi bahaya bagi pengguna.
6. Sekolah atau Aktivitas Anak-anak
Kim menyarankan untuk tidak membagikan secara spesifik informasi tentang sekolah, pusat penitipan anak, tim olahraga, atau klub yang diikuti oleh anak-anak. Hal ini untuk menjaga keamanan dan privasi keluarga dari ancaman penipuan.
7. Detail Pekerjaan
Informasi terkait pekerjaan juga perlu dijaga. Penipuan spear-phishing seringkali menargetkan individu dengan informasi personal yang spesifik. Semakin banyak informasi yang dibagikan, semakin mudah pula bagi para penipu untuk melakukan penipuan.
Selain itu, modus penipuan juga semakin banyak terjadi melalui platform seperti WhatsApp. Salah satu modus yang umum digunakan adalah dengan mengirimkan file APK secara acak ke banyak nomor, dengan harapan penerima klik dan download. Modus penipuan lainnya termasuk pemanfaatan file seolah-olah undangan pernikahan atau surat tilang palsu. Penipu juga mencoba mencatut nama-nama aplikasi terkenal seperti MyTelkomsel untuk meminta korban mengunduh file yang pada akhirnya dapat mencuri data pribadi.