Australia Berpotensi Menghadapi Dampak Gangguan CrowdStrike Selama Dua Pekan
Tanggal: 23 Jul 2024 11:30 wib.
Gangguan yang terkait dengan lumpuhnya sistem Teknologi Informasi (TI) global CrowdStrike diperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa pekan ke depan, demikian disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Australia, Clare O'Neil.
Pada hari Minggu (21/7), O'Neil memperingatkan bahwa diperlukan waktu hingga dua pekan bagi sektor-sektor yang terdampak gangguan untuk dapat pulih kembali ke keadaan normal.
Gangguan pada Microsoft Windows yang dipicu oleh pembaruan perangkat lunak yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike pada Jumat (19/7) telah menyebabkan lumpuhnya operasional sejumlah bank, maskapai penerbangan, dan bisnis di seluruh dunia.
Dalam upaya penanganan situasi ini, O'Neil mengadakan pertemuan Mekanisme Koordinasi Nasional, yang bertujuan untuk mempertemukan badan-badan pemerintah dan perwakilan dari industri yang terdampak guna membahas gangguan tersebut.
Melalui pernyataan yang diunggah di media sosial setelah pertemuan, O'Neil menyatakan bahwa masih diperlukan waktu sebelum seluruh sistem dapat beroperasi secara optimal.
"Ada banyak pekerjaan yang telah dilakukan selama akhir pekan ini untuk memulihkan perekonomian kembali ke keadaan normal. Namun, dibutuhkan waktu hingga seluruh sektor yang terdampak benar-benar kembali beroperasi," ujar O'Neil.
"Dalam beberapa kasus, kita mungkin akan menghadapi gangguan selama satu atau dua pekan ke depan. Namun, tidak ada dampak terhadap infrastruktur yang vital maupun layanan pemerintah," tambah O'Neil.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari CrowdStrike mengungkapkan bahwa mereka hampir selesai dalam merilis perbaikan otomatis untuk mengatasi masalah tersebut. O'Neil yakin bahwa hal ini akan meningkatkan kecepatan pemulihan sistem yang terkena gangguan.
O'Neil juga mendorong masyarakat Australia untuk berhati-hati terhadap penipuan dan praktik phishing yang mencoba memanfaatkan situasi gangguan tersebut.