Astronaut Terlantar di ISS, Elon Musk Ngamuk dan Lempar Tudingan!
Tanggal: 8 Mar 2025 14:17 wib.
Astronaut Sunita "Suni" Williams dan Barry "Butch" Wilmore sedang berada dalam situasi yang cukup membingungkan dan mengkhawatirkan. Mereka terpaksa terlantar di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama berbulan-bulan, terjebak dalam sebuah situasi yang tidak mereka duga sebelumnya. Suniya dan Butch dijadwalkan hanya tinggal selama dua minggu di orbit, namun keadaan berubah ketika pesawat yang seharusnya membawa mereka pulang, yaitu Starliner buatan Boeing, dinyatakan tidak aman.
Elon Musk, CEO SpaceX, mengungkapkan kemarahannya di sebuah wawancara televisi minggu lalu mengenai nasib kedua astronaut tersebut. Dalam wawancara yang disiarkan di Fox News, Musk berpendapat bahwa Suni dan Butch seharusnya sudah kembali ke Bumi, namun mereka ditinggalkan di luar angkasa demi alasan politik yang tidak jelas. Bersama dengan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, Musk menuding pemerintah Joe Biden sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penundaan kepulangan kedua astronaut ini.
"Kami mempercepat kembalinya mereka, yang tertunda terlalu lama. Mereka ditinggalkan di atas sana untuk alasan politik, ini tidak baik," ungkap Musk dengan nada marah. Namun, dalam konferensi pers yang diadakan dari ISS, Wilmore menjelaskan bahwa ia dan Williams sebenarnya tidak mendapatkan informasi apapun terkait tawaran dari Musk untuk memfasilitasi kepulangan mereka. "Apa yang ditawarkan, atau tidak ditawarkan, ditawarkan ke siapa, prosesnya seperti apa, kami tak punya informasi soal itu," tegas Wilmore.
Sementara itu, Bill Nelson, pemimpin NASA yang berada di bawah pemerintahan Biden, juga menanggapi komentar Musk dengan nada skeptis. Ia menegaskan bahwa tidak pernah ada pembicaraan resmi mengenai tawaran tersebut. "Tak pernah disinggung ke saya. Tidak pernah ada pembicaraan atau apapun. Mungkin [Elon Musk] menyatakannya ke orang di level rendah," ujarnya.
Meskipun pernyataan Musk yang marah menjadi sorotan publik, fokus sebenarnya adalah pada solusi untuk mengirim Suni dan Butch pulang. NASA memutuskan untuk menggunakan pesawat Crew Dragon buatan SpaceX sebagai pengganti pesawat Starliner untuk membawa mereka kembali ke Bumi. Crew Dragon kini berlabuh di ISS, tetapi pesawat tersebut tidak bisa beroperasi untuk membawa Suni dan Butch pulang hingga pesawat baru SpaceX siap untuk mengangkut empat astronaut sebagai pengganti kru ISS yang akan kembali ke Bumi.
Penggantian kru yang direncanakan sebelumnya seharusnya dilaksanakan pada bulan Februari 2024. Namun, keberangkatan mereka dari Bumi tertunda selama sebulan tambahan karena teknisi SpaceX diperlukan untuk melakukan persiapan ekstra sebelum peluncuran. Nelson juga menyampaikan bahwa kendala anggaran menjadi salah satu faktor utama mengapa NASA tidak dapat mengerahkan pesawat Dragon tambahan hanya untuk menjemput Williams dan Wilmore. "Kami tidak punya dana untuk menggunakan Dragon tambahan hanya untuk menjemput mereka. Namun, kami punya rotasi [kru] dalam waktu dekat," kata Nelson dalam sebuah wawancara dengan Washington Post.
Situasi ini menjadi semakin rumit ketika ocehan Elon Musk memicu adu argumen di media sosial. Andreas Mogensen, seorang astronaut dari badan antariksa Eropa dan mantan komandan ISS, tidak tinggal diam. Ia menanggapi komentar Musk dengan nada sarkastis di platform media sosial X, "Bohong, kebohongan dari orang yang selalu rewel mengeluh soal kejujuran media." Tanggapan Mogensen ini menunjukkan betapa rumitnya situasi di antara para astronaut, badan antariksa, dan pihak-pihak yang terlibat.
Musk pun tidak tinggal diam dan membalas komentar Mogensen dengan bahasa yang cukup tajam. Dalam menanggapi kritik tersebut, ia menyebut Mogensen sebagai "orang terbelakang" dan mempertegas pendapatnya bahwa seharusnya SpaceX sudah membawa mereka pulang berbulan-bulan lalu. "Saya menawarkannya langsung ke pemerintah Biden dan mereka menolak. Ditunda untuk alasan politik. Idiot," cetus Musk di akun X-nya.
Kompleksitas situasi ini menunjukkan tantangan nyata di bidang eksplorasi luar angkasa, terutama ketika melibatkan kerjasama antara berbagai organisasi dan institusi. Terlepas dari semua dinamika ini, fokus utama tetap pada keselamatan dan kepulangan kedua astronaut yang terdampar di luar angkasa. Diharapkan dalam waktu dekat, mereka dapat segera kembali ke Bumi dan mengakhiri masa tinggal yang tidak terduga ini di ISS.