Sumber foto: iStock

Asteroid Raksasa Bisa Hantam Bulan Tahun 2032: Ancaman Serius atau Sekadar Drama Kosmik?

Tanggal: 19 Jun 2025 09:58 wib.
Dunia astronomi tengah dikejutkan oleh potensi tabrakan antara Bulan dan sebuah asteroid raksasa bernama 2024 YR4, yang diperkirakan bisa terjadi pada 22 Desember 2032. Berdasarkan pembaruan data terbaru dari teleskop luar angkasa canggih milik NASA, yaitu James Webb Space Telescope, peluang terjadinya benturan tersebut meningkat dari sebelumnya 3,8% menjadi 4,3%.

Meski angka ini masih tergolong kecil, namun cukup untuk membuat komunitas ilmiah global memperhatikannya dengan serius. Kabar baiknya, Bumi dipastikan aman, meski Bulan masih menghadapi risiko. Menurut penegasan NASA, jika memang tabrakan itu terjadi, orbit Bulan tidak akan terganggu dan tidak akan menimbulkan efek domino terhadap kehidupan di Bumi.

Awal Mula Ditemukannya YR4

Asteroid YR4 pertama kali terdeteksi pada bulan Desember 2024, dan langsung dilaporkan ke Minor Planet Center, lembaga internasional yang bertugas mendata dan mengawasi benda-benda kecil seperti asteroid dan komet di tata surya.

Namun perhatian lebih terhadap objek ini baru benar-benar muncul saat YR4 tercatat dalam Tabel Risiko Dampak Sentry, sebuah sistem milik NASA yang memantau objek-objek luar angkasa yang memiliki peluang (meski kecil) untuk menabrak Bumi.

Menariknya, dari lebih dari 37.000 asteroid besar yang telah diketahui, YR4 adalah satu-satunya saat ini yang memiliki kemungkinan menabrak Bumi dalam waktu dekat, meski peluangnya hanya sekitar 3,1%. Ini membuatnya menjadi perhatian utama para ilmuwan antariksa.

Seberapa Besar YR4?

Asteroid ini memiliki ukuran yang cukup signifikan, yakni sekitar 53 hingga 67 meter — setara dengan tinggi gedung 10 lantai. Jika benar-benar menabrak Bulan, dampaknya mungkin tidak sebesar tumbukan ke Bumi, tetapi tetap akan memicu banyak fenomena menarik, termasuk kemungkinan terbentuknya kawah baru yang bisa diamati dari Bumi.

Sayangnya, karena posisinya saat ini masih sangat jauh dari planet kita, pengamatan langsung baru bisa dilakukan pada tahun 2028, saat YR4 kembali mendekat ke orbit dalam perjalanannya mengelilingi Matahari.

YR4 dan Apophis: Ancaman Terdeteksi, Tapi Dikelola

Selain YR4, ada juga asteroid lain yang sebelumnya mengundang kekhawatiran serius, yaitu Apophis. Asteroid ini sempat dianggap sebagai ancaman nyata bagi Bumi dan bahkan menginspirasi sejumlah skenario film bertema kiamat. Namun kini, ancaman dari keduanya telah dikesampingkan. Walau begitu, para astronom masih tertarik mempelajarinya lebih lanjut untuk mengembangkan strategi pertahanan planet di masa depan.

Langkah NASA dan ESA: Mitigasi Bukan Sekadar Teori

Untuk memperkuat kesiapan menghadapi potensi tabrakan asteroid, NASA bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) dalam merancang berbagai misi pengamatan. Salah satu rencana besarnya adalah mengirimkan wahana tanpa awak ke asteroid Apophis untuk memetakan permukaannya secara detail. Penelitian ini dinilai krusial untuk memahami struktur internal asteroid, yang akan menentukan metode terbaik jika diperlukan intervensi.

Namun, rencana ini masih belum sepenuhnya aman dari hambatan, terutama masalah anggaran yang sempat terancam oleh kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump, yang dikenal memangkas dana eksplorasi luar angkasa.

Misi DART: Simulasi Nyata Menghadapi Bencana Langit

Langkah paling konkret dalam menghadapi ancaman asteroid sejauh ini adalah misi DART (Double Asteroid Redirection Test) yang diluncurkan NASA pada tahun 2022. Dalam misi tersebut, sebuah wahana dikirim untuk secara sengaja menabrak asteroid kecil guna mengubah arah lajunya. Eksperimen ini berhasil, dan dianggap sebagai tonggak penting dalam pertahanan planet.

DART membuktikan bahwa dengan teknologi saat ini, manusia sudah mulai mampu mengambil tindakan terhadap ancaman luar angkasa yang potensial—sebuah langkah besar menuju keamanan jangka panjang Bumi dan sistem planet sekitarnya.

Teleskop NEO Surveyor: Mata Global untuk Asteroid Berbahaya

Tak berhenti di situ, NASA juga sedang mengembangkan teleskop luar angkasa NEO Surveyor, yang ditargetkan meluncur paling cepat pada 2027. Teleskop ini dirancang khusus untuk mendeteksi asteroid besar berdiameter lebih dari 140 meter yang berpotensi mendekati orbit Bumi.

Dengan kemampuan untuk memetakan dan mendeteksi sekitar 90% dari total asteroid berbahaya, NEO Surveyor diharapkan akan menjadi alat utama dalam memperkuat sistem peringatan dini terhadap benda langit yang mungkin mengancam eksistensi manusia.

Drama Antariksa atau Ancaman Nyata?

Meski bagi sebagian orang topik ini mungkin terdengar seperti alur cerita film fiksi ilmiah, namun potensi ancaman dari luar angkasa adalah nyata. Misi, riset, dan teknologi yang dikembangkan NASA serta badan antariksa lainnya bukan sekadar proyek ambisius, tetapi langkah nyata dalam memastikan keselamatan Bumi dari ancaman luar yang bisa datang kapan saja.

Asteroid YR4 hanyalah satu dari ribuan batu luar angkasa yang terus dipantau. Dengan makin canggihnya teknologi, umat manusia kini berada di jalur yang tepat untuk tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga penjaga planet ini dari kemungkinan bencana luar angkasa.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved