Sumber foto: Google

AS Perketat Pengawasan Chip AI Nvidia di Asia Tenggara, Malaysia Jadi Sorotan

Tanggal: 26 Mar 2025 13:37 wib.
Tampang.com | Pemerintah Amerika Serikat (AS) semakin memperketat pengawasan terhadap distribusi chip kecerdasan buatan (AI) buatan Nvidia di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan chip tersebut dialihkan ke China, yang saat ini tengah dikenai larangan ekspor chip AI dari AS.

Salah satu negara yang diminta untuk berperan dalam pengawasan ini adalah Malaysia, yang dikenal sebagai pusat logistik penting dalam rantai pasokan teknologi global.

Malaysia Diminta Memantau Distribusi Chip AI

Menurut Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Datuk Seri Tengku Zafrul Aziz, pemerintah AS meminta Malaysia untuk mengawasi setiap pengiriman chip Nvidia yang melewati wilayahnya.

"Mereka ingin kami memastikan bahwa chip tersebut berakhir di pusat data yang seharusnya dan tidak dipindahkan ke kapal lain secara tiba-tiba," ujar Zafrul, dikutip dari Financial Times.

Sebagai respons atas permintaan ini, Malaysia membentuk satuan tugas (satgas) yang bertugas meningkatkan pengawasan terhadap industri pusat data di negaranya. Satgas ini berada di bawah koordinasi Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri serta Kementerian Komunikasi dan Digital Malaysia.

Alasan AS Perketat Pengawasan Chip AI

Langkah AS memperketat distribusi chip AI ini didorong oleh beberapa faktor, antara lain:

1 Meningkatnya dominasi perusahaan AI China seperti DeepSeek, yang mampu mengembangkan model AI canggih meskipun ada pembatasan akses terhadap chip AI Nvidia.

2 Dugaan adanya penyelundupan chip AI melalui negara ketiga, seperti Malaysia dan Singapura, untuk menghindari larangan ekspor langsung ke China.

3 Kasus penipuan di Singapura yang melibatkan transaksi chip AI senilai 390 juta dolar AS (sekitar Rp 6,4 triliun), di mana nama penerima barang diduga dipalsukan untuk menyelundupkan chip Nvidia ke China.

Kasus Penyelundupan Chip AI di Singapura

Salah satu peristiwa yang memperkuat kekhawatiran AS adalah kasus penipuan besar di Singapura, di mana tiga orang ditetapkan sebagai terdakwa atas dugaan pemalsuan identitas penerima chip Nvidia.

Kasus ini terkait dengan penjualan server palsu dari Dell dan Supermicro, yang dicurigai digunakan untuk menyelundupkan chip AI ke China melalui Malaysia.

Bulan lalu, sembilan orang lainnya juga ditangkap setelah kepolisian Singapura menggerebek 22 lokasi terkait dengan penyelidikan ini. Akibatnya, Malaysia dan AS diminta bekerja sama dalam melacak pergerakan chip tersebut.

Malaysia Bantah Terlibat dalam Penyimpangan

Meskipun AS mencurigai bahwa chip AI Nvidia melewati Malaysia sebelum sampai ke China, Tengku Zafrul Aziz menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Malaysia menjadi jalur transit ilegal.

Namun, dengan meningkatnya tekanan dari AS, Malaysia kini memperketat pengawasan terhadap ekspor dan distribusi chip AI, khususnya yang berkaitan dengan Nvidia dan perusahaan AI China.

Kesimpulan

Ketegangan terkait perdagangan teknologi antara AS dan China terus meningkat, dengan Malaysia dan Singapura kini berada di bawah pengawasan ketat. AS berupaya memastikan bahwa chip AI tidak bocor ke China melalui jalur negara ketiga, sementara Malaysia berusaha menjaga keseimbangan antara kepentingan investasi dan kepatuhan terhadap regulasi internasional.

Dengan pembentukan satgas dan peningkatan pengawasan distribusi chip AI, langkah ini dapat memengaruhi industri teknologi di Asia Tenggara, khususnya bagi perusahaan yang bergantung pada pasokan chip AI untuk pengembangan kecerdasan buatan dan pusat data.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved