Sumber foto: iStock

AS Blokir China, Jepang Diam-diam Siapkan Langkah Besar di Industri Chip dan AI

Tanggal: 17 Nov 2024 18:36 wib.
Amerika Serikat (AS) dan China saling bersaing untuk mendominasi teknologi chip kecerdasan buatan (AI). Persaingan ini semakin memanas dengan pemberlakuan kebijakan blokir AS terhadap China yang semakin meluas, agar China tidak bisa mengakses teknologi chip dan alat pembuat chip canggih dari AS dan sekutunya.

Namun, bukan hanya AS dan China yang berkeinginan menguasai pasar chip AI. Jepang juga nampaknya tengah berupaya untuk meningkatkan industri chip dan kecerdasan buatan (AI) di dalam negeri.

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, telah mengumumkan rencana investasi besar-besaran pada industri tersebut. Pemerintah Jepang berencana untuk memberikan dana senilai US$65 miliar atau sekitar Rp 1.024 triliun untuk industri chip dan kecerdasan buatan.

Meskipun demikian, cara dana tersebut akan didapatkan tidak diungkapkan secara detil oleh Ishiba. Namun, Ishiba memastikan pemerintah tidak akan menerbitkan obligasi guna menutupi defisit dalam rencana investasi tersebut.

Dilansir oleh Reuters, pemerintah Jepang direncanakan akan mengajukan rancangan aturan yang mendukung produksi massal chip generasi berikutnya ke parlemen. Ini merupakan bagian dari paket ekonomi komprehensif yang disusun oleh pemerintah setempat. Rancangan aturan ini fokus pada upaya pengecoran chip Rapidus serta pemasok chip untuk AI.

Rencana ini berpotensi memberikan dampak ekonomi yang besar, diperkirakan mencapai Rp 160 triliun. Dukungan pemerintah terhadap industri chip tidaklah baru, dimana tahun lalu mereka telah mengalokasikan Rp 2 triliun untuk mendukung industri tersebut.  

Investasi ini dijadwalkan akan terus diterima selama 10 tahun mendatang. Total investasi dari sektor publik dan swasta diperkirakan mencapai 50 triliun yen.

Rapidus, perusahaan semikonduktor yang dipimpin oleh veteran industri, direncanakan akan memulai produksi massal chip di bagian utara Jepang, tepatnya di pulau Hokkaido. Rencananya, produksi massal tersebut akan dimulai pada tahun 2027. Selain itu, Rapidus juga akan bekerjasama dengan raksasa teknologi global IBM dan organisasi penelitian Belgia, Imec, dalam usaha produksi.

Upaya Jepang menghadapi persaingan global dalam teknologi chip dan AI ini menunjukkan bahwa mereka memiliki ambisi besar untuk menjadi pemain utama di industri ini.

Dengan dukungan pemerintah dan kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka, Jepang berencana meningkatkan kemandirian dalam industri chip dan kecerdasan buatan, yang dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Meskipun persaingan global dalam industri teknologi semakin ketat, Jepang bertekad untuk tetap bersaing dan berinovasi, mengambil langkah strategis untuk memperkuat posisinya dalam pasar teknologi yang sangat kompetitif dan berkembang pesat.

Keseluruhan rencana investasi ini menunjukkan komitmen pemerintah Jepang dalam mengembangkan sektor teknologi yang kritis, yang memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan industri dan ekonomi negara.

Dengan adanya investasi besar dalam industri chip dan kecerdasan buatan, Jepang berharap untuk menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi global dan memperkuat posisinya di pasar global.

Rencana ini juga dapat memicu pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menciptakan lapangan kerja baru dalam industri teknologi yang semakin penting di era digital ini.

Dengan perjuangan global yang semakin meningkat dalam industri teknologi, langkah Jepang ini menjadi bagian dari upaya global untuk mempertahankan andil pasar dan mengembangkan teknologi inovatif yang dapat membentuk masa depan dunia.

Dalam persaingan ini, pengembangan teknologi chip dan kecerdasan buatan menjadi krusial, dan ambisi Jepang dalam memajukannya menunjukkan keberhasilan negara tersebut dalam bersaing di era digital ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved