Sumber foto: iStock

AS Ancam Cabut Starlink di Ukraina! Ketegangan Meningkat Akibat Konflik Mineral

Tanggal: 25 Feb 2025 20:29 wib.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) kini berada di ambang mencabut akses internet Starlink di Ukraina. Ancaman ini muncul setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menolak proposal awal dari Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang mewajibkan akses terhadap mineral-mineral penting Ukraina. Situasi ini jelas menambah ketegangan antara AS, yang saat ini dipimpin oleh Donald Trump, dan Ukraina, yang selama ini mendapatkan dukungan dalam konflik bersenjata melawan Rusia.

Menurut laporan Reuters, keputusan mengenai akses Ukraina terhadap layanan Starlink yang dioperasikan oleh SpaceX menjadi salah satu topik yang dibahas dalam diskusi antara pejabat AS dan Ukraina. Dalam konteks ini, Starlink sudah menjadi bagian vital dari infrastruktur telekomunikasi Ukraina, khususnya di tengah kondisi perang yang berkepanjangan.

Pada 19 Februari lalu, dalam pertemuan antara utusan khusus AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, dan Zelenskiy, disampaikan bahwa layanan Starlink berpotensi ditutup jika tidak ada kesepakatan terkait mineral-mineral penting tersebut. Sumber yang memberikan informasi ini meminta agar identitasnya dirahasiakan karena diskusi tersebut bersifat tertutup.

“Ukraina sangat bergantung pada layanan Starlink. Mereka menganggapnya sebagai ‘bintang utara’ mereka,” ungkap sumber tersebut, merujuk pada vitalnya layanan ini bagi kelangsungan operasional negara tersebut. "Kehilangan akses kepada Starlink akan menjadi pukulan telak bagi Ukraina," imbuhnya. 

Latar belakang dari ketegangan ini tidak terlepas dari permintaan presiden AS, Donald Trump, yang menginginkan kompensasi sebesar US$500 miliar dalam bentuk kekayaan mineral dari Ukraina sebagai pengembalian atas dukungan yang diberikan oleh Washington dalam perang. Zelenskiy menyatakan bahwa Amerika tidak memberikan jaminan keamanan yang jelas dalam konteks tersebut. Pada pekan sebelumnya, Zelenskiy juga merilis pernyataan bahwa tim dari kedua negara sedang berusaha menemukan kesepakatan, dengan Trump berharap perjanjian dapat segera terjalin.

Sejak awal konflik pada Februari 2022, layanan Starlink telah berperan sangat penting dalam menjaga konektivitas internet di Ukraina, terutama setelah infrastruktur komunikasi banyak yang rusak akibat serangan militer Rusia. Elon Musk, pendiri SpaceX, mendapat pujian sebagai pahlawan Ukraina karena keterlibatannya dalam menyediakan akses internet melalui Starlink di tengah krisis ini. Namun, Musk juga pernah membatasi akses Starlink di beberapa daerah Ukraina akibat kritik yang dilontarkannya terhadap penanganan perang oleh pemerintah Kyiv.

Melinda Haring, seorang peneliti senior di Atlantic Council, menyatakan bahwa Starlink sangat penting bagi pengoperasian pesawat nirawak yang digunakan oleh militer Ukraina, yang menjadi salah satu tulang punggung strategi operasional negara tersebut. "Kehilangan akses ke Starlink dapat mengubah dinamika perang," ujar Haring. Ia mencatat bahwa saat ini Ukraina dan Rusia memiliki paritas yang cukup seimbang dalam hal penggunaan pesawat nirawak dan artileri yang saling berhadapan.

Ukraina sendiri memiliki keragaman dalam kemampuan pesawat nirawaknya, mulai dari drone pengintai, kendaraan udara tak berawak jarak jauh, hingga pesawat nirawak yang berfungsi untuk misi pengintaian di laut. Hal ini tentunya menunjukkan tingkat fleksibilitas dan adaptasi Ukraina dalam menghadapi berbagai tantangan di lapangan.

Di sisi lain, Kedutaan Besar Ukraina di Washington, Gedung Putih, dan Departemen Pertahanan AS sampai saat ini belum memberikan tanggapan terkait permintaan komentar mengenai situasi ini. SpaceX, selaku operator Starlink, juga tampak masih belum memberikan konfirmasi resmi mengenai isu ini.

Musim gugur lalu, Ukraina mengusulkan agar mineral-mineral pentingnya dapat digunakan untuk menarik investasi dari sekutu-sekutunya sebagai bagian dari "rencana kemenangan" untuk memaksa Moskow segera berunding. Usulan ini mendapatkan tanggapan positif dari Trump, yang menyatakan keinginannya agar Ukraina mampu mengirimkan mineral-mineral langka, termasuk tanah jarang, sebagai imbalan atas dukungan finansial dari AS terhadap upaya perjuangan Ukraina.

Namun, Zelenskiy tampaknya menolak proposal rinci yang diajukan oleh AS, yang berisi ketentuan di mana Washington dan perusahaan-perusahaan AS akan menguasai setengah dari mineral penting Ukraina, yang mencakup bahan-bahan seperti grafit, uranium, titanium, dan litium—semua itu adalah bahan dasar yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik. 

Sejak saat itu, keretakan hubungan antara AS dan Ukraina semakin terlihat. Trump bahkan mengecam Zelenskiy dengan menyebutnya sebagai "seorang diktator" setelah Zelenskiy mengklaim bahwa Trump terjebak dalam bujuk rayu disinformasi yang berasal dari Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa ketegangan antara kedua belah pihak sangat kompleks dan melingkupi berbagai aspek, mulai dari ketahanan negara, konflik geopolitik, hingga komunikasi yang krusial dalam sebuah perjuangan.

Bagaimana skenario selanjutnya akan berjalan, tentunya menjadi perhatian besar bagi pengamat internasional, terutama di tengah meningkatnya ketegangan antara dua kekuatan besar ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved