Sumber foto: iStock

Apple TV+ Rugi Rp 16,5 Triliun per Tahun, Gagal Bersaing dengan Netflix?

Tanggal: 25 Mar 2025 14:23 wib.
Apple Inc., perusahaan teknologi raksasa yang dikenal dengan produk-produk inovatifnya, ternyata memiliki satu unit bisnis yang mengalami kerugian signifikan, yaitu Apple TV+. Menurut laporan yang beredar, layanan streaming milik Apple ini merugi sekitar US$1 miliar atau setara dengan Rp 16,5 triliun setiap tahunnya. Kerugian ini menandakan bahwa meskipun Apple terlibat dalam industri hiburan digital, tidak semua dari upaya tersebut memberikan hasil positif.

Apple TV+ diluncurkan dengan harapan bisa bersaing dengan raksasa layanan streaming lain seperti Netflix dan Disney+. Meskipun layanan ini memiliki sejumlah tayangan yang cukup populer, salah satu yang paling dikenal adalah "Severance," terdapat juga proyek yang tampaknya tidak berjalan sesuai harapan, seperti film "Argylle." Dengan anggaran produksi mencapai US$200 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun, "Argylle" justru merosot ketika dirilis, mendapatkan skor di situs IMDb hanya 5,6 dari 10, menunjukkan bahwa tidak semua konten yang disajikan mampu menarik perhatian audiens.

Menariknya, Apple TV+ menjadi satu-satunya layanan langganan dari Apple yang tidak mampu menghasilkan laba. Meskipun memiliki basis pelanggan yang cukup besar dengan sekitar 45 juta pelanggan, laporan dari The Information menunjukkan bahwa layanan ini hanya menguasai kurang dari 1 persen dari total pemirsa streaming bulanan di Amerika Serikat. Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan Netflix yang menguasai 8,2% dari total pendengar di negara yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah pelanggan Apple TV+ tidak sedikit, minat pengguna untuk melakukan streaming di platform tersebut masih rendah.

Perlu dicatat bahwa Apple TV+ memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan pesaing-pesaingnya. The Information mengindikasikan bahwa Apple TV+ dirancang untuk menjadikan penggunanya tetap berada dalam ekosistem Apple, mungkin juga terkait dengan strategi pemasaran yang lebih luas dari perusahaan tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan Variety, Ted Sarandos, bos Netflix, mengungkapkan bahwa dirinya kesulitan memahami strategi yang diterapkan Apple TV+. Namun, ia tetap yakin bahwa pihak Apple melihat sesuatu yang mungkin tidak tampak oleh orang lain dalam industri ini. 

Tidak hanya Apple TV+, beberapa layanan lain dari Apple juga mengalami nasib serupa. Berdasarkan laporan The Information, layanan musik streaming mereka, Apple Music, mengalami perlambatan pertumbuhan meskipun telah mengumpulkan 100 juta pelanggan. Meskipun angka tersebut tampak mengesankan, kenyataannya adalah pertumbuhan yang stagnan menandakan adanya masalah di dalamnya.

Layanan lain seperti Apple News Plus, Fitness Plus, dan Apple Arcade juga menunjukkan kinerja yang tidak memuaskan. Penjualan buku digital yang ditawarkan Apple pun mengalami penurunan. Hal ini membuktikan bahwa beberapa segmen bisnisnya tidak memberikan kontribusi positif seperti yang diharapkan oleh perusahaan. 

Namun, layanan-layanan ini masih memiliki harapan untuk menjaga kinerja yang lebih baik, sebagian besar berkat adanya paket berlangganan Apple One. Apple One adalah paket layanan yang memungkinkan pengguna untuk berlangganan berbagai layanan Apple sekaligus dengan harga yang lebih terjangkau. Banyak pelanggan yang memilih Apple One dengan tujuan utama untuk mengakses layanan iCloud, yang ternyata menjadi daya tarik utama bagi banyak orang.

Dengan demikian, tanpa keberadaan Apple One, proyeksi keuntungan dari layanan-layanan tersebut bisa saja lebih suram. Pendekatan paket langganan ini menjadi solusi sementara guna mempertahankan pendapatan dari beberapa layanan yang kurang memuaskan. Agar dapat bersaing lebih efektif di industri streaming dan layanan digital lainnya, Apple tampaknya masih perlu memikirkan kembali strategi dan penawaran dari setiap layanannya untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya terjebak dalam situasi kerugian yang berlarut-larut.

Dalam menghadapi kendala ini, penting untuk mengevaluasi terus-menerus bagaimana cara agar layanan bisa pivot dalam menarik dan mempertahankan pelanggan. Di tengah kompetisi yang semakin ketat dan permintaan pasar yang terus berubah, Apple harus berinovasi tidak hanya dalam produk perangkat kerasnya tetapi juga dalam layanan-layanan digital yang mereka tawarkan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved