Apple Terancam di China! Regulator Siap Usut Kebijakan App Store?
Tanggal: 8 Feb 2025 17:21 wib.
Tampang.com | pada Apple. Mereka dikabarkan sedang mengkaji kemungkinan membuka penyelidikan resmi terhadap kebijakan dan biaya yang diterapkan oleh App Store milik raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu. Kabar ini langsung berimbas pada harga saham Apple, yang dilaporkan turun sekitar 1% pada Rabu (5/2).
Menurut laporan Bloomberg, State Administration for Market Regulation (SAMR) sedang menginvestigasi kebijakan App Store yang menetapkan potongan 30% dari transaksi dalam aplikasi serta larangan terhadap layanan pembayaran pihak ketiga dan toko aplikasi alternatif. Meski begitu, hingga kini regulator belum membuat keputusan akhir apakah penyelidikan ini akan benar-benar dilakukan secara resmi.
Ketika dimintai komentar oleh CNBC Internasional, baik Apple maupun Kementerian Perdagangan China memilih untuk tidak memberikan tanggapan terkait isu ini.
Perang Dagang AS-China Kembali Memanas?
Kabar ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, yang semakin memburuk sejak pemerintahan Presiden Donald Trump. Kedua negara telah lama berselisih dalam sektor teknologi, dengan berbagai kebijakan yang saling menekan industri masing-masing.
Apple sendiri telah berulang kali menegaskan bahwa kebijakan ketat di App Store bertujuan untuk melindungi pengguna serta memastikan pengalaman terbaik di seluruh ekosistem perangkatnya. Namun, pernyataan ini tampaknya belum cukup untuk meredam kekhawatiran regulator di berbagai negara, termasuk China.
China Juga Incar Google & Intel
Tak hanya Apple, regulator China juga baru-baru ini membuka penyelidikan terhadap Google atas dugaan pelanggaran antimonopoli. Meski belum ada detail spesifik mengenai ruang lingkup investigasi ini, langkah tersebut semakin menambah tekanan bagi perusahaan teknologi Amerika di pasar China.
Selain itu, Financial Times juga melaporkan bahwa SAMR tengah mempertimbangkan untuk menyelidiki Intel, salah satu produsen chip terbesar asal Amerika Serikat. Jika ini benar terjadi, maka persaingan teknologi antara AS dan China akan semakin memanas.
Apple Hadapi Tekanan Global
Bukan hanya di China, kebijakan App Store juga mendapat tekanan dari regulator di berbagai belahan dunia. Uni Eropa, misalnya, telah memaksa Apple untuk membuka ekosistem App Store-nya bagi pengembang pihak ketiga. Hal ini terjadi setelah diberlakukannya Undang-Undang Pasar Digital yang mengatur persaingan sehat dalam industri teknologi.
Dengan kebijakan baru ini, perusahaan non-Apple kini dapat menawarkan toko aplikasi mereka sendiri di Eropa, dan para pengembang aplikasi juga bisa menggunakan sistem pembayaran alternatif selain milik Apple.
Jika regulator China benar-benar melanjutkan penyelidikan terhadap Apple, hal ini bisa menjadi tantangan besar bagi perusahaan yang berbasis di Cupertino, AS tersebut. Pasalnya, China adalah salah satu pasar terbesar Apple, dan gangguan regulasi berpotensi memengaruhi pendapatan mereka secara signifikan.
Apple Terdesak di Pasar China
Apple sendiri saat ini sedang menghadapi persaingan ketat dari para pemain lokal, terutama Huawei, yang terus mengikis pangsa pasar mereka. Tekanan semakin besar setelah laporan menunjukkan bahwa penjualan iPhone di China mengalami penurunan sebesar 11% pada kuartal Desember dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika regulasi di China semakin ketat dan kebijakan App Store dianggap melanggar aturan pasar, Apple mungkin harus melakukan penyesuaian besar dalam strategi bisnisnya di negara tersebut.
Bagi Apple, ini bukan hanya soal mempertahankan dominasi di pasar, tetapi juga bagaimana mereka bisa tetap bersaing di tengah dinamika geopolitik dan regulasi yang terus berkembang.