Apple Siapkan Strategi Besar: Pindahkan Produksi iPhone ke India, Apa Dampaknya untuk Pasar Global?
Tanggal: 29 Apr 2025 10:13 wib.
Apple sedang bersiap untuk memindahkan sebagian besar fasilitas produksi iPhone yang sebelumnya ada di China ke India. Langkah ini adalah bagian dari upaya besar Apple untuk menghindari dampak dari tarif impor yang tinggi, terutama setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif resiprokal yang melonjak hingga 145% untuk produk impor asal China. Keputusan strategis ini akan mempengaruhi rantai pasokan global Apple dan menciptakan dampak besar dalam pasar teknologi.
Dilaporkan oleh Financial Times, sumber internal mengungkapkan bahwa Apple berencana untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi iPhone yang ada di China ke India pada tahun depan. Rencana ini bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh pemerintah AS. Apple berharap langkah ini dapat menjaga harga produk mereka tetap kompetitif di pasar AS, yang merupakan pasar terbesar untuk produk-produk Apple.
Keputusan Apple untuk memindahkan produksi iPhone ke India tidak hanya dipengaruhi oleh tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS, tetapi juga oleh kebutuhan untuk diversifikasi rantai pasokannya. Sejak beberapa tahun terakhir, Apple telah mulai mengalihkan sebagian kapasitas produksinya ke luar China, meskipun hingga saat ini, China tetap menjadi lokasi dominan untuk perakitan produk-produk Apple, termasuk iPhone.
Sebelumnya, sebagai respons terhadap perang tarif yang sedang berlangsung, Apple telah menerbangkan sekitar 600 ton iPhone dari fasilitas produksinya di China dan India ke AS. Tindakan ini merupakan salah satu langkah sementara untuk mengatasi lonjakan tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintah AS terhadap barang-barang dari China. Namun, setelah Donald Trump menangguhkan tarif resiprokal terhadap sebagian besar negara selain China, kebijakan tarif ini pun mengalami perubahan. Negara-negara lain kini hanya dikenakan tarif tambahan sebesar 10%, dan keputusan final terkait nasib tarif ini masih dalam tahap perundingan yang berlangsung selama 90 hari.
Meskipun Apple telah memulai upaya diversifikasi rantai pasokan produksinya ke luar China, Foxconn, mitra produksi utama Apple di China, tetap memainkan peran penting dalam proses perakitan iPhone. Di India, Foxconn juga bekerja sama dengan Tata Electronics untuk mengembangkan fasilitas produksi bersama. Meskipun porsi produksi iPhone di India masih tergolong kecil, sekitar 20% dari total rantai pasokan global pada kuartal pertama 2025, namun pertumbuhannya sangat signifikan, yakni sekitar 60% per tahun.
Berdasarkan laporan Bloomberg, estimasi produksi Apple menunjukkan bahwa pada Maret 2025, China masih berkontribusi sebesar 80% terhadap kapasitas produksi Apple secara keseluruhan. Bahkan, sekitar 90% dari total iPhone yang diproduksi Apple masih dirakit di China. Selain itu, lebih dari 50% produk Mac dan sekitar 80% produk iPad juga diproduksi di China. Meskipun India mulai berperan lebih besar dalam rantai pasokan, estimasi Bloomberg Intelligence menyebutkan bahwa proses pemindahan 10% kapasitas produksi Apple ke luar China bisa memakan waktu hingga delapan tahun.
Apple juga telah memperluas kehadirannya di beberapa negara lain, selain China dan India, sebagai bagian dari strategi diversifikasi rantai pasokan global. Di Vietnam, misalnya, Apple memproduksi sekitar 20% dari total iPad dan 90% perangkat wearable seperti Apple Watch. Sementara itu, Malaysia dan Thailand juga memainkan peran lebih kecil dalam produksi Mac dan beberapa komponen Apple. Di luar negara-negara tersebut, beberapa negara lain, seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan AS, terlibat dalam produksi komponen utama untuk produk Apple, termasuk chip dan panel layar.
Keputusan Apple untuk memindahkan sebagian besar produksi iPhone ke India merupakan langkah besar dalam mengurangi ketergantungan pada China dan beradaptasi dengan ketidakpastian yang ada di pasar global. Mengingat besarnya kontribusi China terhadap produksi perangkat Apple, perubahan ini tentu akan mempengaruhi banyak aspek dalam bisnis Apple, termasuk biaya produksi, distribusi, serta hubungan dengan mitra produksi dan pemasok di seluruh dunia.
Namun, langkah ini juga membuka peluang baru bagi India untuk menjadi pusat produksi global bagi produk teknologi terbesar di dunia. India menawarkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah dibandingkan China, serta kebijakan pemerintah yang mendukung sektor manufaktur. Hal ini membuat India semakin menarik sebagai tujuan investasi bagi perusahaan-perusahaan besar, termasuk Apple.
Sementara itu, tantangan bagi Apple tetap ada. Perpindahan produksi tidaklah sederhana dan memerlukan waktu, sumber daya, serta investasi besar. Terlebih lagi, meskipun India menawarkan biaya produksi yang lebih rendah, tantangan terkait infrastruktur, kualitas, dan tenaga kerja terampil tetap menjadi isu yang perlu diatasi.
Dalam waktu dekat, dampak dari pemindahan sebagian besar produksi iPhone ke India akan menjadi perhatian utama di dunia teknologi dan bisnis. Terlepas dari potensi manfaat jangka panjang, proses transisi ini tentunya akan penuh tantangan. Namun, dengan kebijakan diversifikasi yang lebih matang dan kemitraan yang kuat dengan Foxconn dan Tata Electronics, Apple sepertinya siap menghadapi perubahan besar dalam rantai pasokannya.