Apple Pindah Haluan? Investasi Triliunan Rupiah di India Bongkar Rencana Besar Gantikan China
Tanggal: 25 Mei 2025 21:35 wib.
India tampaknya semakin menjadi panggung utama dalam strategi ekspansi manufaktur global Apple. Baru-baru ini, langkah besar dilakukan oleh Foxconn, mitra utama Apple dalam produksi iPhone, yang mengumumkan investasi senilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp 24,5 triliun ke India. Investasi ini menjadi sinyal kuat bahwa Apple dan para mitra manufakturnya mulai mengalihkan perhatian dari China ke India, terutama di tengah memanasnya tensi dagang antara China dan Amerika Serikat.
Menurut laporan Reuters, investasi ini akan dilakukan oleh anak perusahaan Foxconn yang berbasis di Singapura. Mereka akan membeli saham dari unit bisnis Foxconn lainnya, yakni Yuzhan Technology India, yang berada di Tamil Nadu. Transaksi mencakup pembelian 12,77 miliar saham dengan nilai 10 rupee per lembar, menghasilkan total investasi sebesar 127,74 miliar rupee. Yuzhan Technology saat ini fokus pada perakitan iPhone dan produksi komponen elektronik, yang menjadikannya bagian penting dari rantai pasok Apple.
India bukanlah wilayah asing bagi Apple. Sejak beberapa tahun terakhir, Apple sudah mulai memperluas operasi produksinya di sana. Pada bulan Maret lalu, Apple dilaporkan telah meningkatkan volume produksinya di India, bahkan sempat mengekspor sekitar 600 ton iPhone ke Amerika Serikat. Langkah ini menunjukkan bahwa India kini menjadi salah satu titik strategis dalam peta ekspansi global Apple.
Beralihnya fokus Apple dan Foxconn ke India bukan tanpa alasan. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China, yang dipicu oleh kebijakan tarif impor yang dicanangkan oleh mantan Presiden Donald Trump, telah menciptakan ketidakpastian dalam rantai pasok global. Situasi ini membuat banyak perusahaan teknologi raksasa, termasuk Apple, mulai mencari alternatif lokasi produksi guna mengurangi ketergantungan terhadap China.
Menurut laporan dari Financial Times, Apple bahkan tengah merencanakan pemindahan penuh fasilitas produksi dari China ke India pada tahun 2026. Meskipun target ini masih cukup ambisius, hal ini memperlihatkan betapa seriusnya Apple dalam membangun ekosistem manufaktur baru di luar China.
Meski begitu, tantangan yang dihadapi tidaklah kecil. Hingga saat ini, menurut laporan Bloomberg, kontribusi India terhadap rantai pasok iPhone global masih berada di angka sekitar 20%. Namun menariknya, tingkat pertumbuhan manufaktur Apple di India mencatat angka yang impresif, yakni 60% per tahun. Dengan laju seperti ini, Apple memperlihatkan komitmen jangka panjang yang bisa membuahkan hasil signifikan.
Namun, Bloomberg Intelligence memperingatkan bahwa untuk memindahkan hanya 10% produksi dari China ke negara lain bisa memakan waktu hingga delapan tahun. Ini menunjukkan kompleksitas tinggi dalam pengalihan rantai pasok, yang mencakup infrastruktur, tenaga kerja terampil, jaringan logistik, hingga dukungan kebijakan dari pemerintah lokal.
India, dengan populasi besar dan biaya produksi yang relatif rendah, menawarkan kombinasi menarik sebagai basis baru manufaktur Apple. Apalagi pemerintah India juga gencar mendorong program “Make in India” yang bertujuan menjadikan negara tersebut sebagai pusat industri global. Dukungan kebijakan ini mempermudah perusahaan asing untuk berinvestasi dan mengembangkan fasilitas produksi di wilayah mereka.
Namun, keputusan ini tidak hanya berdampak pada Apple dan India. Di sisi lain, perusahaan teknologi China yang selama ini mengandalkan produksi iPhone juga bisa terkena dampaknya, termasuk dalam hal pengurangan pesanan dan potensi penutupan pabrik. Hal ini memperlihatkan bagaimana ketegangan geopolitik mampu mengubah arah industri global dalam waktu yang relatif singkat.
Dampak dari relokasi ini juga bisa dirasakan oleh konsumen. Reuters sempat menyebutkan bahwa ketegangan antara AS dan China bisa menyebabkan kekhawatiran terhadap rantai pasok, bahkan membuka kemungkinan harga iPhone menjadi lebih mahal jika produksi terganggu atau biaya logistik meningkat. Oleh karena itu, langkah Apple memindahkan sebagian besar produksi ke India juga merupakan langkah strategis untuk menjaga kestabilan harga serta memastikan ketersediaan produk secara global.
Menariknya, meski dominasi iPhone di pasar India belum sebesar merek lain seperti Samsung atau Xiaomi, Apple tetap melihat India sebagai pasar masa depan. Pertumbuhan kelas menengah yang pesat serta meningkatnya daya beli masyarakat menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi, generasi muda India sangat akrab dengan teknologi dan memiliki aspirasi tinggi terhadap penggunaan perangkat premium seperti iPhone.
Langkah Apple ini pada dasarnya menunjukkan bahwa India sedang naik daun sebagai kekuatan baru dalam industri teknologi global. Dengan dukungan investor besar seperti Foxconn, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan India akan menjadi pusat produksi utama berbagai perangkat elektronik kelas dunia, termasuk iPhone.
Dengan kondisi geopolitik yang terus berubah, Apple tampaknya tidak ingin mengambil risiko terlalu besar dengan bergantung pada satu negara saja. Diversifikasi rantai pasok bukan lagi pilihan, melainkan keharusan demi keberlanjutan bisnis global mereka.