Apple Mengincar Perplexity? Perang Mesin Pencari AI Semakin Memanas!
Tanggal: 23 Jun 2025 10:50 wib.
Di tengah persaingan sengit industri teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), Apple dikabarkan sedang mempertimbangkan langkah besar: mengakuisisi Perplexity AI, salah satu mesin pencari AI yang sedang naik daun dan menjadi pesaing potensial Google. Laporan dari Bloomberg News menyebut bahwa para eksekutif Apple telah melakukan diskusi internal terkait kemungkinan ini, meskipun belum ada pembicaraan resmi dengan pihak manajemen Perplexity.
Jika benar langkah ini direalisasikan, maka Apple akan masuk ke medan perang baru dalam industri pencarian digital, yang selama ini didominasi oleh Google. Namun hingga kini, Apple dan Perplexity sama-sama belum memberikan tanggapan resmi terkait kabar akuisisi tersebut.
Permainan Masih di Awal, Tapi Potensinya Besar
Meski diskusi masih berada di tahap awal dan belum tentu berujung pada akuisisi, isu ini mengindikasikan bahwa Apple sedang menyusun strategi besar untuk memperkuat pijakannya di dunia pencarian berbasis AI. Perplexity sendiri dalam pernyataannya kepada Reuters membantah adanya negosiasi merger atau akuisisi saat ini.
Apple tampaknya ingin mengambil peluang dari ketidakpastian hukum yang tengah dihadapi Google. Selama ini, Google membayar mahal untuk menjadikan mesin pencarinya sebagai default di perangkat Apple, terutama di Safari. Namun, kemitraan ini sedang diawasi ketat oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) karena dinilai melanggar prinsip persaingan usaha.
AI Jadi Aset Strategis: Meta dan Apple Berburu Talenta dan Teknologi
Apple bukan satu-satunya raksasa teknologi yang melirik Perplexity. Bloomberg juga melaporkan bahwa Meta Platforms sebelumnya telah mencoba membeli perusahaan yang sama. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari Meta, laporan ini menunjukkan betapa strategisnya posisi Perplexity dalam ekosistem AI global.
Sebagai catatan, pekan lalu Meta mengumumkan investasi besar-besaran senilai US$14,8 miliar ke Scale AI, perusahaan penyedia data pelatihan AI. Meta juga menunjuk CEO Scale AI, Alexandr Wang, untuk memimpin unit super-intelligence mereka. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan teknologi besar untuk tidak tertinggal dalam perlombaan AI global.
Menggoyang Tahta Google di Dunia Pencarian
Selama dua dekade terakhir, Google adalah penguasa tunggal di dunia pencarian online. Namun kini, dominasi itu mulai mendapat tantangan serius. Mesin pencari berbasis AI seperti Perplexity dan ChatGPT mulai menarik perhatian publik, khususnya generasi muda yang mencari jawaban lebih relevan dan langsung.
Perplexity baru saja menyelesaikan putaran pendanaan yang menilai valuasinya sebesar US$14 miliar. Ini menunjukkan tingginya kepercayaan investor terhadap masa depan teknologi pencarian yang lebih pintar dan personal.
Di sisi lain, Apple juga tengah menjajaki kemungkinan untuk mengintegrasikan Perplexity AI ke dalam browser Safari, sesuatu yang dapat mengubah pengalaman pengguna dan memperbesar tekanan terhadap Google.
Tren Baru: Pengguna Internet Tak Lagi Percaya Google
Sinyal perubahan besar dalam perilaku pengguna internet juga datang dari laporan The Verge yang bekerja sama dengan Vox Media dan Two Cents Insights. Survei yang dilakukan terhadap 2.000 responden di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap mesin pencari tradisional seperti Google mulai luntur.
Hasil survei mengungkapkan:
42% pengguna merasa Google makin tidak berguna.
66% menilai kualitas informasi di internet kian buruk.
55% lebih mengandalkan komunitas terpercaya ketimbang Google.
52% kini lebih sering menggunakan chatbot AI atau platform seperti TikTok untuk mencari informasi.
Bahkan, mayoritas responden dari generasi Z (61%) dan milenial (53%) mengaku menggunakan AI sebagai pengganti utama Google untuk pencarian informasi yang lebih spesifik.
Masalah Utama Google: Konten Bersponsor dan Kepercayaan Pengguna
Salah satu penyebab utama penurunan kepercayaan ini adalah banyaknya hasil pencarian di Google yang bersifat promosi. Sebanyak 76% responden menyatakan lebih dari seperempat hasil pencarian saat berbelanja online adalah konten berbayar, dan hanya 14% yang menganggap konten tersebut benar-benar bermanfaat.
Kondisi ini mendorong masyarakat mencari alternatif pencarian yang lebih netral dan informatif. Alhasil, AI menjadi jawaban atas kebutuhan akan pencarian yang lebih efisien, cepat, dan jujur.
Alternatif Mesin Pencari AI Terus Bertambah
Selain Perplexity dan ChatGPT, sejumlah mesin pencari berbasis AI lainnya juga mulai dikenal luas, seperti:
iAsk.AI
Komo AI
Brave Search
Andi Search
You.com
Semua platform ini menawarkan pendekatan baru dalam menyajikan informasi, jauh dari struktur “10 blue links” khas Google. AI mampu merangkum, menyarankan, bahkan menyajikan jawaban dalam bentuk naratif yang lebih mudah dicerna.
Apple vs Google, Babak Baru Dimulai?
Jika Apple benar-benar masuk ke bisnis mesin pencari AI melalui akuisisi Perplexity atau integrasi teknologi sejenis ke Safari, maka landskap pencarian informasi online akan berubah drastis. Ini tidak hanya akan mengganggu posisi Google, tetapi juga membuka peluang baru dalam cara manusia berinteraksi dengan informasi di era digital.
Apakah langkah ini akan menjadi awal dominasi Apple di ranah pencarian online? Ataukah justru mendorong terciptanya ekosistem baru yang lebih terbuka dan kompetitif? Satu hal yang pasti: pengguna kini berada di tengah revolusi informasi yang digerakkan oleh AI.