Sumber foto: iStock

Apple Masih Memimpin! Apa yang Membuatnya Tetap di Puncak Pasar Smartphone 2024?

Tanggal: 22 Jan 2025 19:14 wib.
Apple berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar smartphone pada 2024, meski ada tantangan dalam pengiriman unit. Menurut laporan terbaru dari firma riset pasar IDC, Apple mendominasi pengiriman ponsel global dengan total pengapalan mencapai 232 juta unit atau sekitar 18,7 persen dari total pengiriman global, yang tercatat meningkat sebesar 6,4 persen menjadi 1,24 miliar unit. Hal ini menandai pemulihan yang kuat setelah dua tahun berturut-turut yang penuh dengan tantangan bagi industri smartphone global.

Meskipun Apple masih menduduki posisi pertama, pengirimannya mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, Apple mengirimkan 234 juta unit, sehingga pengirimannya turun 0,9 persen pada 2024.

Di bawah Apple, Samsung mengikuti dengan 223 juta unit atau sekitar 18 persen dari total pengiriman global. Namun, seperti halnya Apple, Samsung juga mencatatkan penurunan dibandingkan tahun lalu, yang mencatatkan pengiriman sebesar 226 juta unit, turun 1,4 persen.

Setelah dua raksasa teknologi ini, ada Xiaomi, Transsion (yang menaungi merek-merek seperti Infinix, Tecno, dan Itel), serta Oppo yang melengkapi lima besar merek smartphone terlaris di dunia pada 2024.

Xiaomi tercatat mengirimkan 168,5 juta unit, yang berkontribusi sebesar 13,6 persen terhadap total pengiriman global. Transsion mengapalkan 106,9 juta unit (8,6 persen), sedangkan Oppo berada di urutan kelima dengan 104,8 juta unit (8,5 persen).

Yang menarik, meskipun Apple dan Samsung mengalami penurunan pengiriman, ketiga vendor asal China ini justru mengalami peningkatan yang signifikan. Xiaomi, misalnya, mencatatkan peningkatan 15,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mengirimkan 146 juta unit.

Transsion pun mengalami lonjakan sebesar 12,6 persen, dari 94,9 juta unit menjadi 106,9 juta unit. Oppo, meskipun sedikit menurun, tetap berhasil mempertahankan pangsa pasar yang cukup stabil, meskipun pengirimannya turun sedikit dari 103,4 juta unit menjadi 104,8 juta unit.

Peningkatan yang dialami oleh vendor China ini menunjukkan betapa agresif dan kompetitifnya mereka dalam menguasai pasar smartphone global. Ini juga menjadi bukti bahwa mereka semakin dapat menarik perhatian konsumen dengan berbagai inovasi dan strategi harga yang lebih menarik, serta menargetkan pasar yang lebih luas. Xiaomi, Transsion, dan Oppo memiliki daya tarik di banyak negara berkembang, dengan harga yang lebih terjangkau dan keberagaman produk yang mereka tawarkan.

Sementara itu, Apple dan Samsung yang biasanya mendominasi pasar smartphone premium, menunjukkan penurunan pengiriman yang cukup signifikan, meskipun masih tetap menjadi pemimpin pasar.

Penurunan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pergeseran preferensi konsumen terhadap ponsel yang lebih terjangkau serta semakin ketatnya persaingan dengan merek-merek asal China yang semakin kuat di pasar.

IDC juga mencatat bahwa meskipun pasar smartphone terus berkembang, ada tren yang menarik di beberapa segmen pasar. Salah satunya adalah perangkat smartphone lipat yang ternyata mulai menunjukkan penurunan permintaan.

Meskipun banyak vendor yang berlomba-lomba untuk memasarkan dan mempromosikan perangkat lipat, permintaan dari konsumen tidak mengalami lonjakan signifikan.

Banyak vendor yang akhirnya mulai mengalihkan fokus penelitian dan pengembangan (R&D) mereka dari perangkat lipat ke teknologi lain, seperti kecerdasan buatan (AI), yang semakin populer di pasar smartphone.

Industri smartphone global kini juga melihat pergeseran dalam inovasi. Perangkat AI semakin banyak diterapkan, bahkan pada ponsel kelas atas, berkat teknologi generasi AI (GenAI).

Kecerdasan buatan yang terintegrasi dalam perangkat memberikan nilai tambah bagi pengguna, terutama dalam hal peningkatan pengalaman pengguna, pengolahan gambar, serta kinerja perangkat.

Sebagai contoh, beberapa model terbaru dari merek-merek besar sudah mulai menampilkan fitur AI yang mendalam, yang semakin menjadikannya daya tarik utama bagi konsumen.

Sementara itu, perangkat lipat yang sempat digadang-gadang sebagai revolusi selanjutnya dalam desain smartphone, kini terlihat mengalami penurunan minat. Meskipun ada upaya besar dari beberapa vendor untuk memasarkan perangkat lipat dengan berbagai fitur menarik, minat pasar tidak berkembang sesuai dengan harapan.

Hal ini membuat vendor-vendor besar mulai mengevaluasi kembali strategi mereka dan berfokus pada produk lain yang lebih diterima konsumen, seperti perangkat dengan kemampuan AI canggih.

Meskipun pasar smartphone masih terus berkembang, perubahan preferensi konsumen dan fokus baru dalam pengembangan teknologi menunjukkan bahwa kompetisi di pasar smartphone 2024 semakin ketat. Dengan semakin banyaknya merek yang bersaing di pasar dengan berbagai strategi dan inovasi, persaingan ini diprediksi akan terus berlanjut hingga 2025.

Apakah Apple dan Samsung bisa mempertahankan posisi mereka di puncak, atau apakah vendor China akan terus menguasai pasar? Hanya waktu yang akan memberi jawabannya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved