Sumber foto: iStock

Apple Kehilangan Tahta di China! Alibaba Jadi Senjata Rahasia untuk Selamatkan iPhone?

Tanggal: 18 Feb 2025 08:26 wib.
Penjualan iPhone di China terus merosot sejak peluncuran iPhone 15 hingga iPhone 16. Salah satu penyebab utama adalah kebangkitan Huawei yang sukses merebut perhatian pasar. Selain itu, produsen ponsel asal China semakin gencar menyematkan fitur kecerdasan buatan (AI) pada produk mereka, sementara Apple justru tertinggal di sektor ini.

Fitur Apple Intelligence, yang diperkenalkan pada iPhone 16, masih belum bisa digunakan di China. Hal ini disebabkan oleh regulasi setempat yang mengharuskan Apple bermitra dengan perusahaan AI lokal. Di negara lain, Apple telah menggandeng OpenAI untuk mengintegrasikan ChatGPT ke dalam sistem mereka, tetapi layanan ini tidak dapat diakses di China.

Alibaba Jadi Penyelamat iPhone di China?

Setelah mengalami kesulitan, Apple akhirnya memutuskan bekerja sama dengan Alibaba untuk membawa Apple Intelligence ke China. Menurut laporan Bloomberg, fitur ini kemungkinan akan tersedia pada Mei 2025.

Bagi Alibaba, kemitraan ini adalah peluang emas untuk bersaing dengan DeepSeek, salah satu perusahaan AI yang sedang berkembang pesat di China. Namun, sebelum memilih Alibaba, Apple juga dikabarkan telah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Baidu, ByteDance, dan Tencent.

Menurut laporan The Information, Apple kemungkinan masih akan bermitra dengan Baidu untuk pengembangan teknologi AI di iPhone yang dijual di China. Namun, hingga saat ini, Baidu belum memberikan tanggapan resmi terkait kerja sama tersebut.

Dampak Kemitraan Apple dan Alibaba

Pengumuman kerja sama antara Apple dan Alibaba langsung berdampak signifikan di pasar saham. Harga saham Alibaba melonjak hingga 9,2%, menjadi kenaikan tertinggi sejak 2022.

Menurut Lian Jye Su, analis dari firma riset teknologi Omdia, kerja sama ini lebih dari sekadar menyoroti kekuatan AI China. Ia menilai bahwa Apple memberikan pengakuan atas kemampuan teknologi AI yang dimiliki Alibaba.

Namun, tidak semua analis optimis dengan dampak kerja sama ini terhadap penjualan iPhone di China. Will Wong, analis dari firma riset IDC, menilai bahwa Apple harus bergerak cepat jika ingin bertahan. Kompetitor lokal sudah jauh lebih agresif dalam pemasaran dan pengembangan fitur AI mereka.

Apple Kehilangan Mahkota di China

Kemerosotan Apple di pasar China bukanlah hal baru. Pada 2024, Apple resmi kehilangan posisinya sebagai pemimpin pasar smartphone di China. Menurut data dari firma riset Canalys, penjualan iPhone di China mengalami penurunan drastis hingga 17%.

Saat ini, Vivo berhasil menduduki peringkat pertama sebagai merek ponsel dengan pangsa pasar terbesar di China, diikuti oleh Huawei di posisi kedua. Sementara itu, Apple harus puas turun ke peringkat ketiga.

Apple menghadapi tantangan besar untuk merebut kembali posisi puncaknya di China. Jika integrasi Apple Intelligence dengan Alibaba tidak berjalan sesuai harapan, maka Apple mungkin akan semakin sulit bersaing di pasar China yang semakin didominasi oleh produk lokal dengan fitur AI canggih.

Kesimpulan

Apple sedang berjuang keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya di China. Kemitraan dengan Alibaba mungkin bisa menjadi solusi, tetapi belum tentu cukup untuk mengalahkan dominasi merek lokal seperti Huawei dan Vivo. Dengan persaingan yang semakin ketat, Apple harus berinovasi lebih cepat jika ingin kembali berjaya di negeri Tirai Bambu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved