Apple Investasi Rp 1,58 Triliun di Indonesia: Adilkah Dibandingkan Vietnam dan India?
Tanggal: 24 Nov 2024 10:08 wib.
Apple kembali membuat gebrakan dengan mengajukan proposal investasi senilai US$100 juta (sekitar Rp 1,58 triliun) dalam dua tahun di Indonesia. Langkah ini menjadi perhatian utama karena dilakukan pasca larangan penjualan iPhone 16 di Tanah Air.
Proposal tersebut berfokus pada pembangunan development center dan developer academy, serta rencana untuk memproduksi komponen AirPods Max pada 2025 sebagai bagian dari global value chain produk Apple.
Investasi sebesar itu tentu saja menjadi perbincangan hangat di kalangan pemerintah dan masyarakat. Namun, pertimbangan dari pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) amatlah penting untuk memastikan bahwa langkah Apple di Indonesia akan berjalan secara adil dan memberikan manfaat yang seimbang antara kedua belah pihak, baik perusahaan maupun negara.
Menurut Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri, pihaknya sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait proposal tersebut. Salah satu fokus utama adalah membandingkan nilai investasi Apple di Indonesia dengan investasi yang dilakukan perusahaan tersebut di negara lain, seperti Vietnam dan India. Kedua negara tersebut juga telah menerima investasi signifikan dari Apple, yang tentunya juga menjadi pertimbangan penting bagi pemerintah Indonesia.
Di Vietnam, Apple telah mengumumkan investasi sebesar US$15,84 miliar atau sekitar Rp 252 triliun dengan penciptaan 200 ribu lapangan kerja. Sementara di India, Apple berkomitmen untuk meningkatkan produksi perangkatnya dengan nilai investasi lebih dari US$30 miliar (sekitar Rp 477,2 triliun) dalam dua tahun ke depan.
Negara tersebut juga telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam rantai pasokan Apple, membuatnya menjadi negara yang strategis dalam ekspansi bisnis Apple.
Tentu saja, keputusan Apple untuk meningkatkan investasi di dua negara tersebut tidak terlepas dari strategi perusahaan untuk mengurangi ketergantungan manufaktur di China. Hal ini juga sejalan dengan kondisi geopolitik global yang terus berubah, termasuk ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang turut memengaruhi keputusan strategis suatu perusahaan multinasional seperti Apple.
Sementara di Indonesia, penjualan iPhone menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dengan angka penjualan mencapai 2,61 juta unit pada tahun lalu. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan di Vietnam yang hanya 1,43 juta unit.
Meskipun begitu, jika melihat dari segi nilai pendapatan, penjualan Apple di Indonesia masih jauh dari nilai investasi yang direncanakan untuk mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan ekosistem teknologi digital di Indonesia.
Dalam perspektif pemerintah, kehadiran Apple dan investasinya di Indonesia harus memberikan manfaat yang seimbang antara pihak perusahaan dan negara. Tidak hanya dalam bentuk investasi finansial, tetapi juga penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal.
Hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing industri teknologi informasi di Indonesia.
Menyambut rencana ekspansi Apple di Indonesia, pemerintah perlu memastikan bahwa langkah ini akan membuka peluang bagi pengembangan sumber daya manusia di bidang teknologi.
Seiring dengan rencana pendirian development center dan developer academy, kerjasama antara Apple dan lembaga-lembaga pendidikan serta komunitas pengembang perangkat lunak lokal dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan inovatif.
Dengan demikian, diharapkan bahwa kehadiran Apple dan investasinya di Indonesia tidak hanya menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan SDM yang handal dan siap bersaing di era industri 4.0.
Semua pihak, baik pemerintah, perusahaan, maupun masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa kolaborasi ini akan memberikan dampak positif bagi kemajuan teknologi dan ekonomi Indonesia.