Apple Intelligence Dinilai Gagal Bersaing, Ini Kata Karyawan Apple Soal Biang Keladinya
Tanggal: 22 Mei 2025 09:53 wib.
Tampang.com | Sejak diumumkan pada September 2024, fitur kecerdasan buatan (AI) Apple Intelligence dipromosikan sebagai gebrakan besar yang akan hadir di lini iPhone 16 Series. Namun, alih-alih menjadi magnet utama bagi pembeli, kehadiran fitur ini justru menuai kritik dan dianggap belum mampu menyaingi teknologi AI dari kompetitor seperti Google Gemini maupun ChatGPT dari OpenAI.
Banyak yang menilai bahwa Apple tertinggal dalam perlombaan AI karena sistem Apple Intelligence belum tersedia saat peluncuran iPhone terbaru, dan hanya digulirkan secara terbatas setelahnya.
Manajemen Internal Diduga Jadi Penyebab Utama
Menurut laporan yang beredar, keterlambatan dan lemahnya daya saing Apple Intelligence bukan hanya karena masalah teknis, tapi juga karena faktor manajemen internal. Sejumlah karyawan Apple membocorkan bahwa beberapa eksekutif perusahaan dianggap terlalu skeptis terhadap masa depan teknologi AI.
Bahkan, ada seorang Senior Vice President Apple yang disebut-sebut konsisten menolak usulan untuk mengembangkan AI, meski sudah diperingatkan sejak lebih dari satu dekade lalu. Keengganan manajemen ini membuat Apple tertinggal dalam mengadopsi tren AI yang lebih dahulu digarap oleh pesaing seperti Google, Meta, dan Amazon.
Ironisnya, beberapa eksekutif Apple disebut baru menyadari potensi besar AI setelah mencoba langsung teknologi ChatGPT untuk menulis kode proyek internal. Kesadaran yang datang terlambat ini menjadi titik balik yang akhirnya mendorong Apple lebih serius dalam pengembangan AI.
Komitmen Privasi: Keunggulan atau Penghambat?
Selain kendala internal, Apple juga menghadapi tantangan besar dari komitmen kuat terhadap privasi pengguna. Berbeda dengan OpenAI yang memanfaatkan data publik untuk melatih model AI mereka, Apple justru membatasi penggunaan data dari perangkat iPhone dan Mac.
Apple bahkan memungkinkan situs web menolak proses “data crawling”, yaitu proses pengumpulan otomatis data yang biasa digunakan untuk melatih sistem AI. Alhasil, Apple kekurangan data pelatihan yang dibutuhkan untuk membangun AI sekuat milik kompetitor.
Sebagai solusinya, Apple dikabarkan merekrut ribuan analis data di berbagai negara untuk meninjau dan memverifikasi model AI mereka secara manual—proses yang jauh lebih lambat dibandingkan pelatihan otomatis berbasis big data.
Gebrakan Apple: Bangun LLM Siri dan Kerja Sama dengan Google?
Untuk mengejar ketertinggalan, Apple tengah mengembangkan LLM Siri, sebuah asisten digital baru berbasis teknologi large language model yang akan menggantikan Siri versi lama. Selain itu, Apple juga dikabarkan membuka pintu kerja sama dengan pihak ketiga.
Salah satu langkah strategis yang sedang dibahas adalah membawa model Gemini milik Google ke perangkat iPhone—mirip dengan pendekatan yang dilakukan Samsung Galaxy S25 dan Pixel 9. Apple bahkan disebut akan menawarkan opsi integrasi dengan model lain seperti Perplexity, agar pengguna iPhone bisa memilih AI favorit mereka sesuai kebutuhan.
Apple Berjanji Lebih Hati-hati ke Depan
Belajar dari pengalaman ini, Apple dilaporkan akan lebih selektif dalam mengumumkan fitur baru ke depannya. Perusahaan berjanji hanya akan memperkenalkan teknologi jika fitur tersebut benar-benar siap digunakan oleh publik.
Langkah ini dianggap penting agar Apple bisa menjaga reputasi dan tetap relevan dalam persaingan pasar teknologi yang semakin kompetitif.