Apple Disubsidi Pemerintah China: iPhone Kini Diskon Hingga Rp4,5 Juta, Apa Alasannya?
Tanggal: 30 Jun 2025 10:07 wib.
Apple, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, kini menjadi bagian dari program subsidi pemerintah China—sebuah langkah yang mengejutkan banyak pihak. Melalui program ini, konsumen di sejumlah wilayah Tiongkok, seperti Beijing dan Shanghai, bisa membeli produk Apple, termasuk iPhone, dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan sebelumnya.
Informasi ini diumumkan secara resmi melalui situs Apple China, yang menyebut bahwa potongan harga mencapai 2.000 yuan, setara dengan sekitar Rp4,5 juta. Diskon besar ini berlaku untuk sejumlah perangkat, mulai dari iPhone, iPad, Apple Watch, hingga MacBook, dengan syarat pembelian dilakukan langsung melalui kanal resmi Apple.
Lokasi dan Skema Subsidi
Program subsidi ini memiliki ketentuan wilayah yang cukup spesifik. Di Shanghai, pelanggan hanya dapat menikmati diskon ini dengan melakukan pembelian di delapan toko fisik resmi Apple yang berada di kota tersebut. Sementara itu, untuk warga Beijing, diskon bisa diperoleh lewat toko online resmi Apple, selama pengiriman ditujukan ke alamat di wilayah ibu kota.
Apple menyebutkan bahwa produk dengan harga di bawah 6.000 yuan (sekitar Rp13 juta) akan mendapatkan potongan maksimal 500 yuan (sekitar Rp1,1 juta). Model-model seperti iPhone, iPad, dan Apple Watch dengan harga di bawah ambang ini termasuk dalam program subsidi tersebut. Namun, produk kelas atas seperti MacBook bisa mendapatkan diskon yang lebih besar, hingga 2.000 yuan, tergantung pada model dan spesifikasi.
Bukan Pertama Kali, Tapi Ada yang Berbeda
Meskipun produk Apple sebelumnya telah tersedia dengan potongan harga melalui platform e-commerce besar seperti JD.com dan Taobao (milik Alibaba Group), pengumuman kali ini menjadi momen pertama Apple secara langsung menawarkan diskon lewat saluran ritelnya sendiri di bawah program subsidi pemerintah China. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis Apple dalam menghadapi tantangan pasar domestik China yang semakin kompetitif.
Laporan dari South China Morning Post menyebutkan bahwa keputusan ini diambil setelah Apple mencatat penurunan signifikan dalam pengiriman iPhone di China, yakni sebesar 1,9% pada tahun 2025. Penurunan ini dikaitkan dengan persaingan sengit dari merek-merek lokal seperti Huawei, serta pelambatan ekonomi yang tengah berlangsung di negara tersebut.
Apple Hadapi Tantangan Berat di Pasar China
Berdasarkan data dari firma riset pasar IDC, Apple menjadi satu-satunya perusahaan dalam daftar lima besar vendor smartphone di China yang mencatatkan penurunan pengiriman pada kuartal pertama 2025, yakni sebesar 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, merek lokal seperti Xiaomi dan Huawei menunjukkan pertumbuhan yang signifikan—Xiaomi naik 39,9% dan Huawei meningkat 10%.
Menurut Will Wong, analis dari IDC, salah satu alasan utama mengapa Apple tertinggal adalah karena struktur harga iPhone yang premium, yang tidak sesuai dengan batas maksimal subsidi pemerintah sebesar 6.000 yuan. Sebagian besar model iPhone tidak memenuhi kriteria ini, terutama versi Pro dan Pro Max, yang dibanderol di atas batas subsidi.
Sebaliknya, merek-merek lokal seperti Xiaomi justru diuntungkan karena harga produknya sejalan dengan kriteria subsidi, dan sesuai dengan kebutuhan pasar yang sensitif terhadap harga. Hal ini menjelaskan lonjakan besar dalam pengiriman perangkat dari vendor lokal tersebut.
Subsidi Nasional: Strategi Pemerintah Dorong Konsumsi
Skema subsidi ini merupakan bagian dari program nasional China yang diluncurkan pada awal tahun 2025, bertujuan untuk mendorong konsumsi domestik. Pemerintah memberikan subsidi hingga 15% dari harga pembelian untuk produk seperti smartphone, tablet, dan smartwatch yang dijual di bawah 6.000 yuan. Batas maksimal subsidi adalah 500 yuan per unit.
Beberapa model iPhone dengan harga tepat di bawah batas tersebut, seperti iPhone 15, iPhone 16, dan iPhone 16e, bisa memanfaatkan subsidi ini. Namun, perangkat flagship dari Apple yang lebih mahal tetap di luar jangkauan skema subsidi tersebut.
Strategi Apple: Bertahan di Tengah Gempuran Vendor Lokal
Langkah Apple masuk dalam program subsidi pemerintah China dipandang sebagai strategi penting untuk mempertahankan pangsa pasar di negara tersebut. Dengan penurunan permintaan dan gempuran merek-merek lokal yang menawarkan fitur canggih dengan harga bersaing, Apple perlu mencari cara baru untuk menarik kembali perhatian konsumen China.
Dengan memanfaatkan kanal distribusi resmi dan bergabung dalam program subsidi nasional, Apple berusaha menyelaraskan diri dengan dinamika pasar lokal, sekaligus meningkatkan keterjangkauan produk mereka untuk segmen konsumen yang lebih luas.
Kesimpulan
Keputusan Apple untuk bergabung dalam program subsidi pemerintah China menunjukkan bahwa bahkan raksasa teknologi global seperti Apple harus beradaptasi dengan kebijakan dan persaingan lokal. Dengan harga iPhone dan produk lainnya yang kini lebih terjangkau di wilayah tertentu, perusahaan ini berharap bisa mengimbangi penurunan penjualan dan merebut kembali kepercayaan konsumen.
Namun, pertanyaan besarnya kini adalah: apakah langkah ini cukup untuk menghentikan dominasi merek lokal di pasar Tiongkok?