Sumber foto: iStock

Apple Bikin Kejutan: iPhone Made in India Melejit di AS, China Kalah Telak!

Tanggal: 1 Jun 2025 10:34 wib.
Apple kembali membuat gebrakan dalam strategi produksinya. Dalam laporan terbaru dari firma analis teknologi Canalys—yang merupakan bagian dari Omdia—pengiriman iPhone dari India ke Amerika Serikat melonjak tajam sebesar 76% secara tahunan (YoY) pada April 2025. Sementara itu, pengiriman dari China ke AS justru mengalami penurunan drastis sebesar 76%, hanya mencapai 900.000 unit. Sebaliknya, India berhasil mengirimkan 3 juta unit ke pasar AS.

Perubahan dramatis ini dipicu oleh keputusan strategis Apple untuk memperluas manufaktur iPhone di India. Langkah ini tak lepas dari upaya perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada China, terutama di tengah memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Perang tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, menjadi alasan utama Apple memindahkan sebagian besar proses perakitan ke India.

Le Xuan Chiew, manajer riset dari Omdia, mengungkapkan bahwa pergeseran manufaktur ini adalah bentuk respons agresif Apple dalam menghadapi ketegangan geopolitik. Ia menyebutkan bahwa sebelum perang tarif dimulai, sekitar 90% manufaktur iPhone dilakukan di China. Namun sejak pandemi COVID-19, Apple sudah mulai menginvestasikan secara besar-besaran dalam rantai pasokan di India sebagai langkah antisipatif terhadap risiko geopolitik.

India Kalahkan China dalam Pengiriman iPhone

Tak hanya di bulan April, data dari Omdia juga menunjukkan bahwa India berhasil menyalip China dalam pengiriman iPhone ke AS pada Maret 2025. Hal ini terjadi menjelang diterapkannya tarif tambahan oleh pemerintah AS pada 2 April 2025. Apple tampaknya melakukan penimbunan stok untuk menghindari beban tarif yang lebih tinggi, sehingga lonjakan pengiriman iPhone dari India pun tak terelakkan.

Meskipun pada akhirnya Presiden Trump mengecualikan iPhone dan beberapa produk elektronik konsumen dari daftar tarif balasan pada 11 April, tren pergeseran produksi tetap berlanjut. CEO Apple, Tim Cook, dalam pernyataannya pada awal Mei 2025, menegaskan kembali bahwa Apple berencana untuk memproduksi sebagian besar iPhone yang dijual di Amerika Serikat dari pabrik-pabrik di India.

Kendati saat ini perang tarif antara AS dan China ditangguhkan selama 90 hari berkat kesepakatan sementara di Jenewa, dampaknya tetap terasa. iPhone yang masih diimpor dari China dikenakan tarif tambahan sebesar 30%. Sebagai perbandingan, India hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10%, menjadikannya pilihan yang lebih ekonomis bagi Apple.

Trump Belum Puas, India Belum Aman

Namun, situasi belum sepenuhnya menguntungkan. Presiden Trump kembali melontarkan ancaman baru: tarif sebesar 25% akan diberlakukan untuk semua ponsel yang dijual di AS tetapi tidak diproduksi di dalam negeri. Ini menjadi sinyal kuat bahwa meskipun Apple telah mengalihkan produksi dari China ke India, langkah itu belum cukup untuk memuaskan ambisi proteksionis pemerintah AS. Trump secara terang-terangan menuntut agar Apple memproduksi iPhone langsung di Amerika Serikat.

Di sisi lain, meski peningkatan pengiriman dari India mencerminkan ketangguhan Apple dalam beradaptasi, para analis memperkirakan bahwa pertumbuhan ini tidak akan berlangsung mulus hingga akhir tahun. Le Xuan Chiew menyebutkan bahwa kapasitas produksi India masih belum cukup untuk memenuhi seluruh permintaan pasar Amerika, yang bisa mencapai 20 juta unit per kuartal. India, katanya, baru akan mampu mengejar angka tersebut paling cepat pada tahun 2026.

Produksi iPhone: India Baru di Permukaan

Meski jumlah pengiriman meningkat, Daniel Newman—CEO dan analis utama di Futurum Group—menggarisbawahi bahwa data tersebut hanya mencerminkan proses perakitan akhir. Ia menambahkan bahwa sebagian besar proses sub-perakitan masih dilakukan di China. Artinya, meskipun India kini menjadi pusat perakitan yang semakin penting, dominasi China dalam rantai pasok komponen iPhone masih belum sepenuhnya tergantikan.

Dengan kata lain, transisi Apple dari China ke India belumlah menyeluruh. Namun demikian, langkah Apple tetap dipandang sebagai strategi penting untuk memperluas jangkauan manufakturnya dan meminimalkan risiko yang ditimbulkan dari konflik geopolitik dan perang dagang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved