Sumber foto: iStock

Apotik di Singapura Siap Menjual Alat Tes HIV Mandiri Mulai Januari 2025

Tanggal: 1 Des 2024 21:32 wib.
Pemerintah Singapura telah mengambil langkah proaktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV di antara penduduknya dengan mengizinkan penjualan alat tes mandiri HIV di apotek ritel tertentu di Singapura mulai akhir Januari 2025.

Kebijakan ini telah diumumkan pada Sabtu kemarin, 30 November 2024, dan diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap tes HIV di masyarakat serta mendorong pemeriksaan rutin.

Pemeriksaan mandiri HIV, yang sebelumnya hanya tersedia melalui layanan kesehatan profesional, akan menjadi lebih mudah diakses dengan kehadiran alat tes mandiri HIV di apotek.

Selama ini, tes HIV mandiri di Singapura hanya dapat dilakukan di klinik atau pusat layanan kesehatan yang tertentu, yang membatasi aksesibilitasnya bagi sebagian masyarakat.

Menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura, tes mandiri HIV diharapkan dapat memberikan cara yang lebih cepat dan mudah bagi individu untuk mengetahui status kesehatan mereka terkait HIV.

MOH juga menekankan bahwa alat tes ini dapat digunakan secara mandiri di tempat pribadi dan melibatkan pengambilan spesimen oral sendiri menggunakan penyeka.

Adanya kebijakan penjualan alat tes HIV mandiri ini dibarengi dengan data statistik yang memperlihatkan tingginya kasus terdeteksi HIV pada stadium akhir infeksi. MOH mencatat bahwa sebagian besar pasien HIV yang baru terdeteksi mengalami infeksi stadium akhir pada saat diagnosis. Persentase kasus terdeteksi pada infeksi stadium akhir tahun 2023 mencapai 52%, diikuti dengan 51% pada tahun 2022, dan 62% pada tahun 2021. 

Tingginya kasus HIV yang terdeteksi pada tahap akhir infeksi menunjukkan bahwa ada kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap pemeriksaan HIV di kalangan masyarakat.

MOH juga menyoroti bahwa proporsi kasus HIV yang terdeteksi melalui pemeriksaan sendiri relatif rendah, yakni mencapai 15% pada tahun 2023, 17% pada tahun 2022, dan 16% pada tahun 2021.

MOH menekankan pentingnya bagi setiap orang dewasa untuk menjalani tes HIV setidaknya sekali seumur hidup, terlepas dari faktor risikonya. Mereka yang terlibat dalam perilaku seksual berisiko tinggi disarankan untuk menjalani tes HIV rutin setiap tiga hingga enam bulan.

Sembari itu, individu yang terindikasi memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi HIV harus menjalani tes secara lebih rutin dan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendiskusikan pilihan tindakan pencegahan yang tepat.

Data dari MOH juga mengindikasikan bahwa terdapat 209 kasus baru HIV dilaporkan di kalangan warga negara dan penduduk tetap Singapura pada tahun 2023, yang menunjukkan peningkatan sedikit dari 202 kasus pada tahun 2022. Data tersebut merupakan yang paling tinggi sejak tahun 1998.

Peningkatan kasus HIV baru di Singapura menunjukkan perlunya tindakan lebih lanjut untuk mencegah penyebaran virus ini di masyarakat. Selain itu, MOH mencatat bahwa ada 250 infeksi baru terjadi pada tahun 2021 dan 261 pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan HIV masih merupakan perhatian serius bagi kesehatan masyarakat di Singapura.

Melalui kebijakan penjualan alat tes HIV mandiri di apotek, Singapura berharap dapat meningkatkan kesadaran, aksesibilitas, dan pengendalian HIV di antara penduduknya. Dengan adanya fasilitas tes mandiri yang lebih mudah diakses, diharapkan masyarakat akan lebih termotivasi untuk menjalani tes HIV secara rutin, sehingga penyebaran virus ini dapat ditekan dan pencegahan penyakit lebih efektif dilakukan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved