Aplikasi Pengganti WhatsApp Makin Populer, Ini Alasan Ramai Pindah
Tanggal: 25 Jul 2024 22:43 wib.
Aplikasi pesan singkat Telegram semakin mengejar popularitas WhatsApp dengan mencapai lebih dari 950 juta pengguna aktif pada Juli 2024. Dibandingkan dengan Maret tahun yang sama, Telegram melaporkan bahwa pengguna mereka telah melampaui angka 900 juta. Pendiri Telegram, Pavel Durov, menargetkan agar aplikasi pesan singkat itu mampu melampaui angka 1 miliar pengguna aktif tahun ini, menjadi pesaing utama WhatsApp di pasar aplikasi pesan singkat.
Dalam saluran Telegram, Durov mengungkap rencana perusahaan untuk meluncurkan toko aplikasi dan browser dalam aplikasi dengan dukungan untuk halaman web3. Hal ini menunjukkan jelas bahwa Telegram sedang mempercepat adopsi teknologi web3 di platformnya, mengindikasikan arah perkembangan aplikasi pesan singkat ini yang semakin komprehensif.
Tidak hanya itu, Telegram juga mendukung inisiatif mata uang kripto dan blockchain. Selain itu, pada Desember 2022, perusahaan ini mulai melelang nama pengguna di blockchain TON, menandakan kehadiran mereka dalam ruang mata uang kripto sejak beberapa tahun lalu.
Dalam upaya memperluas ekosistemnya, Telegram memfokuskan diri untuk membantu pengembang membangun aplikasi mini dan game yang menggunakan cryptocurrency untuk transaksi. Bahkan, tahun ini, mereka mulai membagi pendapatan iklan dengan pemilik saluran dengan membagikan Toncoin, token pada blockchain TON, menunjukkan konsistensi Telegram dalam mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam layanannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa di balik berbagai upaya positif yang dilakukan Telegram, tantangan juga muncul. Sejak November 2023, penipu secara aktif menjajakan berbagai skema untuk mencuri Toncoin dari pengguna. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Telegram dalam menjaga keamanan dan kepercayaan pengguna terhadap layanan mereka.
Durov turut menanggapi masalah ini dalam pesannya di saluran minggu lalu, dan mengatakan bahwa perusahaan sedang berupaya untuk mengurangi penipuan semacam itu. Inisiatif ini menegaskan komitmen Telegram untuk memprioritaskan keamanan dan perlindungan konsumen.
Di samping itu, Telegram juga memiliki rencana untuk memperluas fitur-fitur layanan mereka dengan mengizinkan organisasi menggunakan aplikasi mini mereka untuk mengeluarkan label saluran dan menciptakan pasar terdesentralisasi untuk verifikasi pihak ketiga. Langkah ini menunjukkan strategi Telegram dalam memperkuat ekosistem aplikasinya dengan menciptakan fitur yang relevan dengan kebutuhan pengguna yang semakin berkembang.
Dari semua perkembangan tersebut, tampaknya Telegram memiliki potensi untuk menjadi pesaing serius bagi WhatsApp, terutama dengan fokus yang kuat pada teknologi web3 dan integrasi mata uang kripto. Kehadiran Telegram yang semakin komprehensif memberikan alternatif yang menarik bagi pengguna yang ingin mencari aplikasi pesan singkat yang lebih dari sekadar pengirimanpesan.